
RI News Portal. Deli Serdang, 19 Juni 2025 — Balai Besar Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BBKHIT) Sumatera Utara melakukan pemusnahan terhadap ratusan ekor ayam aduan ilegal asal Thailand, bersama berbagai satwa, tumbuhan, serta produk turunannya yang tidak disertai dokumen karantina resmi. Tindakan ini dilaksanakan di Kantor Satuan Pelayanan Kualanamu BBKHIT Sumut sebagai langkah preventif dalam mencegah masuknya Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK).
Pemusnahan tersebut mencakup 263 ekor ayam aduan, 3 ekor anjing, 2 ekor kelinci patogonia asal Argentina, 2 ekor musang, 20 tanaman anggrek, sejumlah obat hewan, perlengkapan hewan, cairan suplemen, daging olahan dari ayam dan ikan, serta benih tanaman. Seluruh barang-barang tersebut diduga berasal dari luar negeri, terutama Thailand dan China, dan masuk ke Indonesia tanpa melalui proses karantina sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan.
Menurut Ketua Tim Penegakan Hukum BBKHIT Sumut, Andry Pandu Latansa, seluruh barang yang dimusnahkan tidak memenuhi tiga syarat utama karantina: tidak dilaporkan kepada pejabat karantina, tidak disertai dokumen kesehatan dari negara asal, dan tidak melalui pelabuhan yang ditetapkan oleh pemerintah.

“Pemusnahan ini merupakan bentuk penegakan hukum dan perlindungan terhadap sumber daya hayati nasional. Tanpa dokumen resmi, satwa dan tumbuhan asing berpotensi menjadi vektor penyakit mematikan seperti flu burung, PMK, rabies, anthrax, dan juga hama tanaman yang merusak ketahanan pangan,” tegas Andry.
Langkah pemusnahan dilakukan sesuai dengan protokol kesejahteraan hewan, yaitu dengan metode pembiusan (anestesi) sebelum proses pemusnahan melalui mesin incinerator. Prosedur ini mengedepankan prinsip etika dan tidak menyebabkan penderitaan yang berlebihan terhadap hewan.
Pengungkapan barang-barang ilegal ini merupakan hasil kerja kolaboratif antara BBKHIT dan Bea Cukai Wilayah Medan. Juru bicara Bea Cukai Medan, Benedictus Jackson, mengungkapkan bahwa kasus ini terbagi dalam dua operasi besar. Pertama, pada 16 Juni 2025, petugas mengamankan satu unit truk bermuatan satwa ilegal di Gerbang Tol Semayang, yang kemudian ditindaklanjuti dengan penggerebekan gudang di Desa Muliorejo, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.
“Dari lokasi itu, kami menemukan berbagai jenis barang terlarang, mulai dari hewan hidup, tanaman, hingga obat-obatan dan suplemen hewan yang diduga berasal dari Bangkok, Thailand,” jelas Benedictus.
Operasi kedua berlangsung pada 19 Juni 2025 di Bandara Internasional Kualanamu. Dalam operasi ini, petugas mengamankan barang bawaan penumpang asal China yang terdiri dari 12 kilogram olahan daging ayam, 9 kilogram olahan daging ikan, 18 bungkus benih tanaman, dan tiga batang tanaman hidup. Seluruh barang dibawa tanpa izin karantina dan tidak melalui pelabuhan resmi yang ditetapkan.
Tindakan ini mencerminkan komitmen pemerintah Indonesia dalam memperkuat sistem biosekuriti nasional dan mendukung ketahanan hayati di tengah meningkatnya perdagangan lintas batas. Selain berimplikasi pada aspek lingkungan dan kesehatan, perdagangan ilegal satwa dan tumbuhan juga berdampak pada aspek sosial ekonomi dan dapat memicu kerugian agrikultural berskala luas.
Penindakan terhadap pelanggaran ini juga menunjukkan sinergitas antarlembaga dalam melindungi kedaulatan negara dari ancaman biologis. Dengan dasar hukum yang kuat dan komitmen lintas sektor, diharapkan Indonesia mampu membendung ancaman biologis lintas negara yang semakin kompleks di era globalisasi.
Pewarta : Jhon Sinaga

#rinewsadvertaising, #iklanrinews, #ruangiklan, #terkinirinews,
#beritarinews, #viralrinews, #updaterinews, #inforinews,
#beritarepublikindonesia, #beritaindonesia, #republikindonesianews,
#indonesianews, #republicindonesianews, #republicindonesiannews,
#beritacepat, #beritabaru, #ri_news, #republikindonesiaportal, #pertalberitaindonesia,
#rinewsportal, #republikindonesiaportal, #republicindonesianewsportal, #republicindonesianportal
#teman, #all, #wartawan, #berita