
RI News Portal. Wonogiri, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri menyiapkan anggaran senilai Rp1,5 miliar untuk pengadaan lahan pembangunan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu atau TPST di Kecamatan Ngadirojo. Adapun pembangunan TPST bakal menelan anggaran Rp22 miliar pada 2025 ini.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Wonogiri, Bahari, mengatakan Pemkab akan membangun TPST di Tempat Pembuangan Akhir atau TPA Ngadirojo. Pembangunan TPST itu sebagai ganti dari TPA Ngadirojo yang usia pakainya habis pada 2025 ini. Proyek pembangunan itu bernilai Rp22 miliar yang bersumber dari pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum (PU).

“Area TPA Ngadirojo itu nanti diperluas untuk membangun TPST. Perluasan itu butuh pengadaan lahan. Ini masih proses pengadaan, kami harapkan tahun ini TPST itu sudah bisa dibangun,” kata Bahari kepada wartawan, Jumat (11/4/2025).
Dengan TPST itu kelak DLH Wonogiri akan mengolah sampah menjadi produk lain yang memiliki nilai jual. Hal itu sesuai instruksi pemerintah pusat yang mendorong pengelolaan sampah harus terpadu.
Biaya operasional TPST mencapai Rp5 miliar/tahun. Biaya itu ditanggung Pemkab Wonogiri. Selama ini sampah yang tertampung di TPA belum bisa dimanfaatkan atau didaur ulang.
Baca juga : Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Apresiasi Kinerja Polri di Momen Idulfitri 2025
“Produknya nanti bisa berupa RDF [refuse derived fuel atau bahan bakar turunan sampah] yang bisa menjadi bahan bakar pengganti batu bara, itu nanti bisa dijual,” ujar dia.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Disperumkimtan) Wonogiri, Purwadi, menyampaikan Pemkab menyiapkan anggaran Rp1,5 miliar untuk pengadaan tanah seluas lebih kurang satu hektare untuk lokasi TPST di Kecamatan Ngadirojo.
Pertengahan April 2025, Pemkab Wonogiri akan mengukur dan menilai kelayakan calon lokasi TPST tersebut. “Ini sedang proses pengadaan tanah. Luasnya satu hektare lebih sedikit. Mudah-mudahan pemilik tanah mau [menjual tanahnya],” ujar dia.
Kepala Bidang Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau DLH Wonogiri, Waris Kadarwanto, mengatakan kapasitas sampah yang bisa ditampung TPST Ngadirojo kelak maksimal 100 ton per hari.
Di TPST itu sampah akan diubah atau didaur ulang menjadi produk lain yang bernilai secara ekonomi seperti RDF. Di samping itu, bisa pula budi daya maggot dengan memanfaatkan sampah sebagai pakan.
“Selama ini sampah yang di TPA itu kan langsung dibuang di sanitary landfill, tidak proses pembuangan. Misalnya per hari ada 50 ton sampah yang masuk TPA, ya itu semua akan langsung dibuang di sana. Tetapi nanti dengan TPST, 80% sampah yang ada bisa diolah, dan 10%-20% jadi residu, kemudian baru dibuang di sanitary landfill,” jelas Waris.
Pewarta : (Nandar.s)

#rinewsadvertaising, #iklanrinews, #ruangiklan, #terkinirinews,
#beritarinews, #viralrinews, #updaterinews, #inforinews,
#beritarepublikindonesia, #beritaindonesia, #republikindonesianews,
#indonesianews, #republicindonesianews, #republicindonesiannews,
#beritacepat, #beritabaru, #ri_news, #republikindonesiaportal, #pertalberitaindonesia,
#rinewsportal, #republikindonesiaportal, #republicindonesianewsportal, #republicindonesianportal
Salam satu pena