
RI News Portal. Kota Bekasi 16 Juli 2025 — Pemerintah Kabupaten Bekasi melalui Dinas Kesehatan mempercepat implementasi program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di sekolah-sekolah dan pondok pesantren. Langkah ini diambil sebagai tindak lanjut atas arahan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, yang menekankan pentingnya skrining kesehatan di lingkungan pendidikan sebagai upaya pencegahan dan deteksi dini penyakit pada anak-anak.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Alamsyah, menyampaikan bahwa program CKG sebenarnya telah diluncurkan sejak 10 Februari 2025. Namun, karena bertepatan dengan masa libur sekolah, pelaksanaannya baru kembali diakselerasi secara luas mulai 14 Juli 2025, bersamaan dengan dimulainya tahun ajaran baru.
“Dengan dimulainya masa masuk sekolah, kami langsung melakukan percepatan pemeriksaan di berbagai sekolah dan pesantren. Kami berkomitmen untuk menyukseskan program ini dengan mengerahkan tenaga kesehatan yang telah kami siapkan,” ujar Alamsyah dalam keterangan resminya, Selasa (15/7/2025).

Pelaksanaan program CKG menggunakan sistem jemput bola, di mana petugas kesehatan dari Dinas Kesehatan akan mendatangi langsung lembaga pendidikan. Metode ini dinilai efektif untuk menjangkau seluruh peserta didik, terutama di wilayah-wilayah yang sulit mengakses layanan kesehatan secara reguler.
Fokus utama dari skrining adalah deteksi penyakit tidak menular (PTM) seperti hipertensi dan diabetes melitus, yang belakangan menunjukkan tren peningkatan pada usia muda. Selain itu, program ini juga mengidentifikasi kemungkinan kelainan bawaan yang belum terdiagnosis sejak dini.
“Semua jenis penyakit menular juga tetap masuk dalam pemantauan kami. Sedangkan isu stunting ditangani melalui program terpisah yang tetap bersinergi dalam kerangka kesehatan anak dan remaja,” tambah Alamsyah.
Baca juga : Pemerintah Inggris Diam-Diam Relokasi Ribuan Warga Afghanistan Imbas Kebocoran Data Rahasia
Secara akademis, pendekatan kesehatan berbasis institusi pendidikan ini mencerminkan strategi school-based health promotion, yang telah lama direkomendasikan oleh WHO dalam upaya mewujudkan Health Promoting Schools (HPS). Program seperti CKG tidak hanya berfungsi sebagai layanan kuratif dan preventif, tetapi juga bagian dari literasi kesehatan masyarakat.
Menurut data Kementerian Kesehatan, proporsi penyakit tidak menular di Indonesia menunjukkan peningkatan signifikan dalam satu dekade terakhir. Implementasi skrining dini di sekolah diyakini dapat memutus rantai morbiditas kronis yang muncul di usia produktif.
Program ini menyasar seluruh jenjang pendidikan, baik di sekolah negeri, swasta, hingga pondok pesantren. Melalui cakupan yang luas, Pemkab Bekasi menargetkan terciptanya peta awal kondisi kesehatan pelajar yang dapat menjadi dasar intervensi kebijakan lanjutan.
“Program ini bukan sekadar pemeriksaan rutin, melainkan langkah strategis dalam menciptakan generasi sehat, cerdas, dan berdaya saing. Kami berharap program ini bisa menjadi best practice yang bisa direplikasi oleh daerah lain,” tutup Alamsyah.
Dengan pelibatan lintas sektor dan pendekatan sistematis, inisiatif ini menunjukkan keseriusan Pemerintah Kabupaten Bekasi dalam memperkuat pelayanan kesehatan berbasis komunitas, serta menjadi perwujudan konkret dari paradigma promotif dan preventif dalam pembangunan kesehatan nasional.
Pewarta : Ayub Rohim
