
RI News Portal. Panyabungan, Madina – 2 September 2025 – Dalam upaya proaktif menciptakan kondisi kondusif menjelang aksi unjuk rasa yang direncanakan besok, Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal (Madina) menggelar acara Coffee Morning di Lia Garden, Kelurahan Dalan Lidang, Panyabungan. Inisiatif ini melibatkan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), tokoh agama, tokoh masyarakat, organisasi masyarakat (ormas), organisasi kemahasiswaan (ormawa), organisasi kepemudaan (OKP), organisasi wartawan, serta mahasiswa, sebagai bentuk dialog persuasif untuk mencegah potensi anarkisme.
Acara yang berlangsung pada Selasa pagi ini langsung dihadiri oleh Bupati Madina H. Saipullah Nasution, Dandim 0212/Tapsel Letkol Arm Delli Yudha Adi Nurcahyo, Ketua DPRD Erwin Efendi Lubis, Kapolres AKBP Arie Sopandi Paloh, SH, S.IK, Sekretaris Daerah Drs. Sahnan Pasaribu, beserta sejumlah pejabat daerah lainnya. Coffee Morning ini difokuskan pada pembahasan strategi komunikasi untuk memastikan penyampaian aspirasi dalam unjuk rasa yang dimotori oleh Cipayung Plus tetap damai, tanpa tindakan di luar koridor hukum.

Bupati H. Saipullah Nasution menekankan bahwa langkah ini diambil sebagai respons terhadap situasi nasional yang tengah bergolak, di mana Forkopimda Madina memprioritaskan pendekatan persuasif dan dialogis dengan kalangan mahasiswa serta masyarakat luas. “Melihat situasi dan kondisi terkini yang terjadi dalam skala nasional, Forkopimda mengambil langkah-langkah persuasif dan komunikasi dengan mahasiswa maupun masyarakat agar unjuk rasa besok berjalan kondusif dan damai,” ujarnya.
Dalam konteks akademis, inisiatif semacam ini mencerminkan aplikasi teori komunikasi politik lokal, di mana pemerintah daerah berperan sebagai mediator untuk mengurangi ketegangan sosial. Bupati juga menyentuh isu ketimpangan sosial yang mungkin menjadi pemicu aksi, dengan mencontohkan upaya pemenuhan hak masyarakat berdasarkan prioritas anggaran terbatas. “Ketimpangan sosial bisa saja terjadi di mana saja, termasuk di Madina. Namun, pemerintah terus melakukan upaya pemenuhan hak-hak masyarakat berdasarkan prioritas sesuai dengan kemampuan anggaran,” jelasnya.
Baca juga : Pemkot Padangsidimpuan Tunggu Arahan Terkait Penahanan Mantan Kadispora oleh Kejari
Sebagai ilustrasi, ia menyebut pembangunan infrastruktur di daerah Sopobatu, yang sejak kemerdekaan Indonesia hingga kini belum sepenuhnya terlayani. “Seperti contoh, daerah Sopobatu itu mulai Indonesia merdeka sampai dengan hari ini, kan, untuk jalan saja belum bisa terlayani, tapi dengan kerja sama dengan Pak Dandim juga polisi di sana, melalui Karya Bakti TNI bisa membuka jalan itu dengan swadaya yang sangat minimal,” tambahnya. Pendekatan kolaboratif ini, menurut perspektif studi pembangunan regional, menunjukkan ketergantungan pada sinergi antara pemerintah sipil dan militer untuk mengatasi keterbatasan sumber daya.
Pemkab Madina menyatakan keterbukaan terhadap aspirasi masyarakat dan mahasiswa, asalkan disampaikan dengan menghormati hak orang lain dan menjaga ketertiban. “Silakan melakukan unjuk rasa, kemudian menyampaikan aspirasi, tapi dengan menjamin agar situasi tenang dan kondusif, aspirasinya tersampaikan ke lembaga yang dituju,” tegas Bupati. Ia memastikan kehadirannya besok, Rabu, 3 September 2025, untuk langsung menerima para pengunjuk rasa.
Senada dengan itu, Ketua DPRD Erwin Efendi Lubis mengajak seluruh anggota dewan untuk hadir di gedung DPRD guna menampung aspirasi. “Seperti yang kita tahu, kantor DPRD itu, kan, rumah aspirasi sehingga siapapun masyarakat yang mau menyampaikan aspirasinya, insyaallah akan kami tampung,” katanya. Lubis berharap aksi besok murni sebagai penyampaian aspirasi tanpa elemen anarkis yang dapat merugikan masyarakat secara keseluruhan, sebuah harapan yang selaras dengan prinsip demokrasi partisipatif dalam kajian ilmu politik.
Kapolres AKBP Arie Sopandi Paloh menegaskan komitmen kepolisian untuk mengamankan aksi dengan pendekatan humanis. “Tadi sudah disampaikan Bapak Bupati, kami besok hadir bersama Forkopimda, hadir di garda terdepan sehingga lebih kami kedepankan humanis dan persuasif,” ungkapnya. Pendekatan ini menggambarkan evolusi strategi pengamanan publik di Indonesia, yang semakin mengintegrasikan elemen empati dan dialog untuk menghindari eskalasi konflik.
Sementara itu, Dandim Letkol Delli Yudha Adi Nurcahyo melaporkan bahwa situasi di wilayah Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel) tetap aman terkendali, meskipun telah terjadi penyampaian aspirasi di daerah tetangga seperti Padanglawas dan Tapanuli Selatan. “Secara umum untuk wilayah Tabagsel aman terkendali tidak ada gejolak, semua penyampaian-penyampaian aspirasi sudah dilakukan adik-adik mahasiswa secara tertib, teratur,” katanya. Pernyataan ini menyoroti peran TNI dalam pemantauan stabilitas regional, yang dalam analisis keamanan nasional, menjadi kunci untuk mencegah penyebaran ketidakstabilan antar-daerah.
Coffee Morning ini tidak hanya sebagai forum diskusi, tetapi juga sebagai model inovatif dalam manajemen konflik sosial di tingkat lokal, yang membedakannya dari inisiatif serupa di media online konvensional. Dengan menekankan dialog inklusif, acara ini berpotensi menjadi contoh bagi kabupaten lain dalam menghadapi dinamika protes masyarakat di era pasca-pandemi, di mana isu ketimpangan semakin menonjol. Pihak terkait berharap unjuk rasa besok dapat menjadi momentum konstruktif bagi pembangunan Madina yang lebih inklusif.
Pewarta : Indra Saputra
