
RI News Portal. Jakarta 7 Juli 2025 — Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, menegaskan bahwa perkembangan sektor-sektor utama dari sisi produksi memberikan dasar optimisme terhadap ketahanan dan pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan pertama tahun 2025. Pernyataan ini menegaskan pentingnya kontribusi sektor pertanian dan industri pengolahan dalam menopang kinerja Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Sri Mulyani mengungkapkan bahwa sektor pertanian, yang berperan krusial sebagai tulang punggung ketahanan pangan nasional, berhasil mencatatkan pertumbuhan impresif sebesar 10,52 persen (year-on-year/yoy). Pertumbuhan signifikan ini terutama didorong oleh peningkatan produktivitas hasil pertanian strategis, di antaranya komoditas beras. Berdasarkan data Kementerian Keuangan, produksi beras nasional melonjak ke level 19,09 juta ton pada periode Januari hingga Juni 2025, atau naik 13,2 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar 16,86 juta ton. Capaian ini sekaligus menjadi produksi beras tertinggi dalam kurun tujuh tahun terakhir, menegaskan posisi Indonesia sebagai salah satu negara produktif di kawasan ASEAN.

Pertumbuhan positif di sektor pertanian tidak lepas dari kebijakan penyederhanaan aturan distribusi pupuk bersubsidi. Deregulasi yang dilakukan pemerintah bertujuan mempermudah petani dalam memperoleh pupuk sesuai periode tanam, sehingga meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian secara keseluruhan. Kebijakan ini dinilai berhasil menurunkan hambatan distribusi pupuk dan mempercepat akses petani terhadap input produksi vital.
Di sisi lain, sektor industri pengolahan juga menunjukkan performa yang sehat. Sri Mulyani mencatat sektor ini, yang berkontribusi sekitar 19,25 persen terhadap total PDB nasional, tumbuh sebesar 4,55 persen yoy pada triwulan I-2025. Pertumbuhan ini utamanya digerakkan oleh sektor hilirisasi industri manufaktur, yang menjadi salah satu pilar transformasi ekonomi Indonesia menuju struktur industri bernilai tambah lebih tinggi. Proses hilirisasi diyakini tidak hanya memperkuat ketahanan sektor manufaktur domestik, tetapi juga membuka peluang ekspor produk olahan ke pasar global.
Kinerja positif kedua sektor ini mencerminkan pola pemulihan dan penguatan ekonomi Indonesia di tengah tantangan global, sekaligus menegaskan urgensi pembangunan berbasis produktivitas dan efisiensi distribusi input produksi. Dengan capaian tersebut, pemerintah optimistis tren pertumbuhan ekonomi dapat terus dipertahankan, sejalan dengan visi Indonesia untuk menjadi negara berpendapatan menengah ke atas yang berdaya saing tinggi.
Pewarta : Yudha Purnama

