
RI News Portal. Jakarta, 21 Mei 2025 — Proses negosiasi Code of Conduct (CoC) atau Kode Etik di Laut Cina Selatan (LCS) antara Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan Republik Rakyat Tiongkok hingga kini terus berlanjut. Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Luar Negeri, menegaskan pentingnya intensifikasi diplomasi regional sebagai fokus utama menjelang tenggat waktu penyelesaian CoC pada tahun 2026.
Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Sidharto R. Suryodipuro, menyampaikan bahwa Indonesia memegang peran penting dalam dinamika perundingan tersebut. “Indonesia adalah bagian kunci dari negosiasi CoC, kalau sekarang yang menjadi perhatian adalah deadline untuk diselesaikan 2026. Persisnya pada saat ASEAN-China PMC (Post Ministerial Conference), jadi mungkin sekitar pertengahan tahun depan,” ungkap Sidharto dalam konferensi pers di Ruang Palapa, Jakarta, Rabu (21/5/2025).
Negosiasi CoC yang bertujuan menjaga stabilitas dan menghindari konflik di kawasan strategis tersebut, telah melalui sejumlah pertemuan tingkat tinggi. Salah satunya adalah pertemuan pejabat tinggi ASEAN-Tiongkok yang berlangsung di Sekretariat ASEAN pada Februari lalu. Selanjutnya, lima pertemuan lanjutan pada tingkat joint working group direncanakan untuk memperdalam pembahasan teknis dan politis mengenai ketentuan-ketentuan utama dalam CoC.

“Biasanya seperti tahun lalu misalnya terdapat satu ASEAN-China senior officials meeting on CoC. Akan dilangsungkan tiga pertemuan tingkat ‘senior officials’ dan lima negosiasi pada tingkat ‘joint working group’,” jelas Sidharto yang akrab disapa Arto.
Pertemuan tingkat pejabat tinggi ASEAN-Tiongkok berikutnya dijadwalkan akan berlangsung pada Juni 2025 di Malaysia, yang saat ini menjabat sebagai Ketua ASEAN. “Senior officials meeting berikutnya akan dilangsungkan di Malaysia, kalau saya tidak salah Juni. Kemudian, yang ketiga di Tiongkok di kuartal terakhir tahun ini, jadi ada upaya mengintensifkan,” tambah Arto.
Baca juga : Sapi Kurban Presiden Prabowo Subianto Berbobot Hampir Satu Ton Diserahkan ke Warga Padang Pariaman
Meskipun proses negosiasi berjalan dinamis, Indonesia menegaskan bahwa ASEAN seharusnya tidak terburu-buru mempertimbangkan alternatif skenario sebelum melihat hasil konkret dari diplomasi yang sedang berlangsung. “Kalau pandangan-pandangan kita adalah skenario lain itu jangan dipikirkan sekarang, justru kita fokus pada intensifikasi diplomasi tersebut. Jadi, kita tidak usah prejudge apa yang akan terjadi tahun 2026,” tegasnya.
Negosiasi CoC antara ASEAN dan Tiongkok telah menjadi bagian penting dari upaya menciptakan kawasan Indo-Pasifik yang damai, stabil, dan berdasarkan aturan hukum internasional. Seiring meningkatnya ketegangan geopolitik di kawasan, keberhasilan CoC akan menjadi indikator krusial bagi efektivitas mekanisme diplomatik regional yang diupayakan oleh ASEAN dan mitra strategisnya.
Pewarta : Yogi Hilamawan

#rinewsadvertaising, #iklanrinews, #ruangiklan, #terkinirinews,
#beritarinews, #viralrinews, #updaterinews, #inforinews,
#beritarepublikindonesia, #beritaindonesia, #republikindonesianews,
#indonesianews, #republicindonesianews, #republicindonesiannews,
#beritacepat, #beritabaru, #ri_news, #republikindonesiaportal, #pertalberitaindonesia,
#rinewsportal, #republikindonesiaportal, #republicindonesianewsportal, #republicindonesianportal