
RI News Portal. Jakarta, 27 September 2025 – Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) baru saja menyelesaikan gelombang mutasi signifikan yang melibatkan 60 perwira tinggi (Pati) dan perwira menengah (Pamen). Proses ini, yang diresmikan melalui dua Surat Telegram Kapolri, mencerminkan upaya berkelanjutan untuk memperkuat struktur internal Polri di tengah tuntutan keamanan kontemporer. Berbeda dari liputan konvensional yang sering kali hanya mendaftar nama-nama, analisis ini mengeksplorasi implikasi mutasi tersebut terhadap pengembangan karier, kesetaraan gender, dan adaptasi organisasi terhadap tantangan nasional.
Surat Telegram pertama, ST/2134/IX/KEP./2025 tertanggal 19 September 2025, mencakup 43 personel dengan rincian 35 promosi, enam pensiun, dan dua penugasan khusus. Sementara itu, gelombang kedua melalui ST/2192/IX/KEP./2025 pada 24 September 2025, melibatkan 17 personel, termasuk 14 promosi dan tiga tugas khusus. Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko, Karopenmas Divisi Humas Polri, menekankan bahwa mutasi ini bukan sekadar rutinitas administratif, melainkan strategi untuk penyegaran organisasi. “Ini bagian dari proses pengembangan karier dan memperkuat organisasi dalam menjawab tantangan tugas kontemporer serta mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas),” katanya dalam konferensi pers pada 26 September 2025.
Salah satu aspek menonjol dari mutasi ini adalah perubahan di Korps Brimob, unit respons cepat Polri yang sering berada di garis depan penanganan konflik dan bencana. Irjen Pol Ramdani Hidayat, sebelumnya Wakil Dankorbrimob, kini resmi menjabat sebagai Komandan Korps Brimob (Dankorbrimob). Posisi wakilnya diisi oleh Brigjen Pol Reza Arief Dewanto. Rotasi ini tidak hanya menyegarkan kepemimpinan, tetapi juga mengindikasikan penekanan pada penguatan kapabilitas operasional di tengah isu keamanan seperti terorisme dan kerusuhan sosial.

Di bawah Brimob, perubahan juga terjadi pada subunit khusus. Kombes Pol Mulyadi ditunjuk sebagai Komandan Pasukan Gegana (Danpasgegana), yang bertanggung jawab atas penjinakan bom dan ancaman berbahaya. Sementara itu, Kombes Pol Mokhamad Alfian Hidayat menjadi Komandan Satuan Intelijen Brimob (Dansatintel Brimob), dan Kombes Pol Ronny Suseno mengambil alih Dansatjibom Pasgegana. Pergeseran ini mencerminkan pendekatan holistik Polri dalam mengintegrasikan intelijen dengan operasi lapangan, sebuah model yang selaras dengan teori organisasi modern di bidang penegakan hukum, di mana adaptabilitas menjadi kunci keberhasilan.
Pada ranah intelijen nasional, Irjen Pol Yuda Gustawan dilantik sebagai Kepala Badan Intelijen dan Keamanan (Kabaintelkam) Polri, dengan Brigjen Pol Nanang Rudi Supriatna sebagai wakilnya. Perubahan ini datang di saat Polri semakin bergantung pada data intelijen untuk memprediksi dan mencegah ancaman siber serta konflik sosial, menunjukkan evolusi dari pendekatan reaktif ke proaktif.
Mutasi juga menyentuh tingkat kepolisian daerah, dengan empat Kapolda baru yang diharapkan membawa perspektif segar ke wilayah masing-masing. Irjen Pol Endi Sutendi menjadi Kapolda Sulawesi Tengah, Irjen Pol Djuhandhani R. Puro mengisi posisi di Sulawesi Selatan, Irjen Pol Helfi Assegaf di Lampung, dan Irjen Pol Dr. Viktor T. Sihombing di Kepulauan Bangka Belitung. Khususnya, Irjen Pol Dr. Agus Nugroho, mantan Kapolda Bangka Belitung, dipromosikan menjadi Kepala Divisi Hukum (Kadivkum) Polri, sebuah langkah yang menggarisbawahi penghargaan terhadap keahlian hukum dalam struktur birokrasi.
Baca juga : Kota Bogor Gencarkan Program Anti-Bullying untuk Lindungi Generasi Muda
Dari perspektif akademis, rotasi ini dapat dilihat sebagai aplikasi prinsip manajemen sumber daya manusia dalam organisasi publik. Mutasi periodik mencegah stagnasi dan mempromosikan inovasi, sebagaimana dibahas dalam literatur tentang reformasi polisi di negara berkembang. Di Indonesia, hal ini selaras dengan visi Polri Presisi yang dicanangkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, yang menekankan transformasi di empat pilar: organisasi, operasional, pelayanan, dan pengawasan.
Mutasi ini juga menyoroti komitmen Polri terhadap inklusivitas, dengan penempatan polisi wanita (Polwan) di posisi strategis. Kombes Pol Dra. AA Sagung Dian Kartini kini menjabat sebagai Karokerma KL Stamaops Polri, sebuah peran kunci dalam operasi strategis. Trunoyudo menambahkan, “Keterlibatan Polwan dalam posisi strategis menunjukkan komitmen Polri terhadap prinsip kesetaraan dan profesionalitas.”
Mengingat Polri historically didominasi laki-laki. Penempatan seperti ini bukan hanya simbolis, tetapi juga fungsional, karena penelitian menunjukkan bahwa keragaman gender meningkatkan efektivitas tim dalam penegakan hukum, terutama dalam isu kekerasan berbasis gender dan pelayanan masyarakat.
Secara keseluruhan, mutasi ini merupakan manifestasi dari dinamika organisasi yang matang, di mana setiap perubahan didasarkan pada evaluasi kebutuhan. Brigjen Trunoyudo menegaskan bahwa proses ini telah melalui pertimbangan mendalam, bertujuan untuk membuat Polri lebih responsif terhadap perkembangan sosial, ekonomi, dan teknologi. Di era di mana ancaman seperti kejahatan siber dan polarisasi sosial semakin kompleks, mutasi semacam ini menjadi instrumen vital untuk menjaga integritas dan kinerja institusi.
Dengan demikian, Polri tidak hanya memenuhi kewajiban internal, tetapi juga berkontribusi pada stabilitas nasional. Harapannya, perubahan ini akan menghasilkan pelayanan yang lebih baik, lebih adil, dan lebih adaptif bagi masyarakat Indonesia.
Pewarta : Yudha Purnama
