
RI News Portal. Sintang – Ajang Kejuaraan Provinsi Kalimantan Barat Motoprix Seri 3 IMI Sintang Championship di eks Bandara Susilo, Minggu (24/8), menjadi lebih dari sekadar kompetisi balap motor. Ratusan pembalap dari berbagai daerah tidak hanya menguji adrenalin, tetapi juga menghadirkan wacana baru mengenai keamanan, sportivitas, dan kontribusi ekonomi bagi Kabupaten Sintang.
Bupati Sintang, Gregorius Herkulanus Bala, menegaskan bahwa Motoprix merupakan ruang strategis untuk mengalihkan minat generasi muda dari praktik balap liar yang marak di jalan raya. “Balap resmi seperti ini memberi kanal positif. Lebih baik menyalurkan hobi di arena aman ketimbang membahayakan diri sendiri dan orang lain di jalan umum,” ujarnya.
Pernyataan tersebut sejalan dengan teori public safety management, di mana pemerintah daerah dituntut menyediakan kanal legal bagi aktivitas berisiko tinggi agar tidak merugikan masyarakat luas. Motoprix, dalam konteks ini, berfungsi sebagai instrumen kebijakan non-represif: bukan hanya melarang, melainkan memberi alternatif yang edukatif.

Lebih jauh, Bala menekankan pentingnya nilai disiplin dan sportivitas dalam ajang ini. Ia menilai, etika kompetisi menjadi refleksi budaya masyarakat Sintang. “Sportivitas adalah kunci. Balapan bukan sekadar soal kecepatan, tapi juga membentuk karakter yang bisa menjadi teladan,” tambahnya.
Dukungan penuh datang dari berbagai institusi, mulai dari Kodim 1205/Sintang, Polres Sintang, hingga tim kesehatan Denkesyah 12.04.01. Kolaborasi ini menunjukkan model tata kelola lintas sektor yang mengutamakan keamanan, ketertiban, dan kenyamanan publik. Dengan demikian, arena balap bukan hanya menjadi tontonan, tetapi juga simbol sinergi kelembagaan di tingkat daerah.
Baca juga : Gubernur Kalbar Dorong Organisasi Bugis Jadi Pilar Pembangunan dan Persatuan
Di sisi lain, dimensi ekonomi lokal juga menonjol. Motoprix menciptakan ekosistem baru bagi pedagang kecil dan pelaku UMKM yang memanfaatkan keramaian penonton. “Selain hiburan, kegiatan ini membuka peluang ekonomi di sekitar arena,” jelas Bala. Analisis ini sejalan dengan pendekatan event-based economy, di mana kegiatan olahraga dapat menjadi katalis pertumbuhan ekonomi mikro.
Motoprix Sintang akhirnya hadir sebagai ajang multidimensi: olahraga, edukasi keselamatan, penguatan etika sportivitas, sinergi kelembagaan, sekaligus penggerak ekonomi lokal. Dengan dukungan pemerintah daerah dan komunitas, kejuaraan ini diharapkan mampu menyiapkan pembalap berprestasi sekaligus memberi manfaat nyata bagi masyarakat Sintang.
Pewarta : Salmi Fitri
