RI News Portal. Padang – Persatuan Sambo Indonesia (Persambi) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) tengah mematangkan rencana penyelenggaraan kejuaraan bela diri sambo bertajuk Minangkabau Open pada Desember 2025. Ajang ini dirancang sebagai platform strategis untuk mempercepat ekspansi olahraga sambo di wilayah Ranah Minang, sekaligus menjadikan Sumbar sebagai episentrum pengembangan disiplin bela diri asal Rusia tersebut di kawasan regional.
Hendri Gusman Darma, Ketua Harian merangkap pelatih utama Persambi Sumbar, menegaskan bahwa turnamen ini tidak terbatas pada skala domestik. “Kami mengundang partisipasi dari negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Filipina, hingga Australia. Beberapa di antaranya telah menyampaikan komitmen awal untuk turut serta,” ujarnya kepada wartawan pada Sabtu, 1 November 2025. Pendaftaran peserta dijadwalkan dibuka pada pertengahan November, dengan mekanisme yang akan diumumkan melalui kanal resmi Persambi Sumbar.
Inisiatif ini lahir dari momentum prestasi atlet sambo Sumbar yang terus menanjak. Baru-baru ini, talenta muda Handeeska Vaktorias menyabet medali perunggu pada Youth & Junior World Sambo Championship 2025 di Bogor. Capaian tersebut dilengkapi koleksi tiga medali emas, satu perak, dan tiga perunggu yang diraih kontingen Sumbar pada PON Bela Diri 2025. “Prestasi ini menjadi katalisator. Minangkabau Open diharapkan memperkuat fondasi atlet lokal melalui konfrontasi langsung dengan kompetitor internasional,” tambah Hendri.

Dari perspektif akademis, pengembangan sambo di Sumbar mencerminkan dinamika adaptasi olahraga bela diri dalam konteks budaya lokal. Sambo, yang mengintegrasikan elemen judo, gulat, dan teknik tempur tradisional, selaras dengan nilai-nilai ketangguhan dan disiplin yang melekat pada identitas Minangkabau. Turnamen ini berpotensi menjadi model hibrida antara kompetisi olahraga dan diplomasi budaya, di mana atlet tidak hanya bertanding, tetapi juga bertukar pengetahuan lintas negara.
Lebih jauh, Hendri memproyeksikan Minangkabau Open sebagai embrio pusat pelatihan sambo regional. “Jika konsisten digelar, ajang ini dapat menarik investasi infrastruktur dan program pengembangan pelatih, sekaligus meningkatkan visibilitas Sumbar dalam peta sambo global,” katanya. Langkah ini sejalan dengan tren global di mana olahraga bela diri digunakan sebagai alat soft power untuk memperkuat hubungan antarnegara di Asia Tenggara.
Baca juga : Pemprov Sumut Susun Empat Pilar Strategis Pasca-Rakor Nasional: Akselerasi Ekonomi Tanpa Beban Rakyat
Dengan demikian, Minangkabau Open bukan sekadar kompetisi, melainkan investasi jangka panjang bagi ekosistem sambo di Sumbar. Keberhasilan penyelenggaraan perdana ini akan menentukan apakah Ranah Minang mampu mengukir nama sebagai kiblat baru sambo di kawasan.
Pewarta : Sami S

