RI News Portal. Wonogiri, 29 November 2025 – Gelora Olahraga Giri Mandala, Wonogiri, Sabtu petang dipenuhi lautan manusia berbaju putih-hijau khas Muhammadiyah. Sekitar empat ribu warga dari ratusan cabang dan ranting se-Kabupaten Wonogiri berkumpul memperingati Milad Muhammadiyah ke-113 tingkat kabupaten. Acara yang berlangsung mulai ba’da Ashar hingga menjelang Isya itu berjalan khidmat sekaligus hangat, mencerminkan karakter organisasi yang didirikan KH Ahmad Dahlan tersebut: intelektual, inklusif, dan peduli sosial.
Berbeda dengan peringatan milad di banyak daerah lain yang kerap menonjolkan aspek seremonial semata, agenda di Wonogiri kali ini menekankan tiga pilar sekaligus: penguatan kebangsaan, pendidikan berkemajuan, dan respons cepat terhadap musibah kemanusiaan. Mubalig nasional Dr. H. Ibnu Nasir Arohimi, S.Ag., M.MR., Fc., dalam tausiyahnya menggarisbawahi bahwa Muhammadiyah tidak hanya bergerak di ranah ritual keagamaan, melainkan menjadi motor penggerak peradaban melalui pendidikan, kesehatan, dan aksi sosial yang berbasis data dan profesionalisme.
Hadirnya Bupati Wonogiri Setyo Sukarno dan Wakil Bupati Imron Rizkyarno bersama seluruh unsur Forkopimda menunjukkan hubungan yang semakin mesra antara pemerintah kabupaten dengan organisasi keagamaan terbesar kedua di Indonesia itu. Dalam sambutannya, Bupati Setyo Sukarno menegaskan bahwa kolaborasi dengan Muhammadiyah telah terbukti efektif dalam menurunkan angka putus sekolah, meningkatkan akses layanan kesehatan masyarakat miskin, serta penanganan stunting di 25 kecamatan.

Yang menarik, di tengah euforia milad, panitia secara khusus membuka posko pengumpulan donasi bagi korban banjir dan longsor yang melanda beberapa kabupaten di Jawa Tengah dalam sebulan terakhir. Dalam hitungan jam, terkumpul ratusan juta rupiah dan ribuan paket sembako yang langsung akan didistribusikan melalui jaringan Amal Usaha Muhammadiyah dan Aisyiyah. Langkah ini mendapat apresiasi tinggi dari aparat keamanan setempat.
Kapolres Wonogiri AKBP Wahyu Sulistyo, S.H., S.I.K., M.P.M., melalui Kasihumas AKP Anom Prabowo, S.H., M.H., menyatakan bahwa semangat solidaritas seperti ini menjadi contoh nyata bagaimana organisasi masyarakat dapat menjadi mitra strategis negara dalam situasi darurat. “Kami tidak hanya mengamankan acara, tetapi juga belajar dari kedewasaan Muhammadiyah dalam merespons krisis secara cepat dan terukur,” ujar AKP Anom.
Pengamanan terpadu yang melibatkan puluhan personel Polres Wonogiri dan Polsek Wonogiri Kota di bawah komando langsung IPTU Pradana Dwi Atmaja, S.H., M.H., M.Si., berlangsung tanpa cela. Pengaturan lalu lintas, penempatan personel di titik-titik rawan, hingga pemantauan ruang digital berjalan simultan.
Baca juga : Dugaan Proyek Siluman Pengaspalan Jalan di Batang Arah Tapan: Tanpa Papan Nama dan Diduga Langgar Prosedur
Lebih dari sekadar perayaan usia organisasi, Milad Muhammadiyah ke-113 di Wonogiri menjadi cermin kecil bagaimana sebuah gerakan Islam berkemajuan mampu menjaga relevansinya di tengah dinamika sosial-politik kontemporer: tetap teguh pada nilai Al-Qur’an dan Sunnah, namun adaptif terhadap tantangan zaman, mulai dari disrupsi digital hingga krisis iklim.
Ketika lampu GOR Giri Mandala mulai redup dan ribuan peserta berjalan pulang dengan tertib, tersisa satu pesan yang menggema: di Wonogiri, Muhammadiyah dan negara tidak berjalan sendiri-sendiri, melainkan bersinergi demi terwujudnya masyarakat yang maju, adil, dan bermartabat.
Pewarta : Nandang Bramantyo

