
RI News Portal. Jakarta, 12 Juli 2025 — Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Erick Thohir, menegaskan komitmen strategis federasi dalam memperkuat ekosistem sepak bola putri nasional melalui penyelenggaraan kompetisi pra-musim Liga Putri mulai tahun 2026. Pernyataan ini disampaikan dalam kunjungannya ke Kudus, Sabtu (12/7), di mana Erick juga mendorong PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai operator liga untuk mengambil peran sentral dalam pengembangan ini.
Menurut Erick, kompetisi pra-musim tersebut bukan sekadar turnamen uji coba, melainkan bagian integral dari kerangka pembangunan jangka panjang sepak bola putri. “Kita harus membangun pondasi yang kuat. Liga pra-musim ini bukan sekadar turnamen uji coba, tapi embrio pembentukan Liga Putri yang lebih mapan dan kompetitif ke depan,” ujar Erick.
Ajang pra-musim yang direncanakan akan diikuti oleh empat klub ini dimaksudkan sebagai pilot project yang akan menguji kesiapan struktur organisasi klub, kualitas teknis pemain, serta dukungan logistik dan infrastruktur yang dibutuhkan untuk membentuk kompetisi yang berkelanjutan. Pendekatan bertahap ini mencerminkan strategi pembangunan sistemik yang mengedepankan keberlanjutan, bukan sekadar pencapaian sesaat.

PSSI menargetkan Liga Putri profesional dapat digelar penuh mulai 2027, mundur satu tahun dari rencana awal pada 2026. Penundaan ini, menurut pengamat olahraga dan akademisi bidang manajemen olahraga, dapat dimaknai sebagai langkah realistis untuk menghindari pengulangan masalah yang menimpa kompetisi Liga Putri sebelumnya, yang terakhir kali digelar pada 2019 dan terhenti akibat minimnya dukungan struktural dan pandemi COVID-19.
Format kompetisi tanpa sistem degradasi pada fase awal Liga Putri 2027, sebagaimana diusulkan Erick Thohir, menunjukkan upaya strategis untuk memberikan ruang pertumbuhan kepada klub-klub baru, baik dari segi manajerial maupun teknis. Dengan demikian, kompetisi akan menjadi arena pembinaan yang inklusif, bukan arena kompetitif yang justru menghambat klub-klub yang masih merintis.
Baca juga : Dewa United Bungkam Liga Indonesia All Star 2-0, Kunci Posisi Ketiga Piala Presiden 2025
Kebijakan ini juga berimplikasi luas dalam konteks sosial dan pemberdayaan perempuan. Sepak bola putri selama ini mengalami marginalisasi dalam industri olahraga nasional, baik dari sisi investasi, pelatihan, ekspos media, hingga partisipasi pemangku kepentingan. Kebangkitan Liga Putri akan membuka peluang bagi atlet perempuan untuk mendapatkan hak yang setara dalam mengembangkan karier profesional di dunia olahraga.
Dalam kacamata etika olahraga dan pembangunan berkelanjutan, langkah ini sejalan dengan prinsip inklusivitas dan keadilan gender sebagaimana diamanatkan dalam Sport for Development and Peace oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dengan dukungan regulasi yang tepat, sinergi antarlembaga, serta partisipasi publik dan swasta, Liga Putri 2027 diharapkan menjadi tonggak baru dalam sejarah sepak bola nasional.
Komitmen PSSI di bawah kepemimpinan Erick Thohir untuk membangkitkan sepak bola putri melalui tahapan pra-musim yang terstruktur dan inklusif merupakan langkah penting yang patut diapresiasi. Tantangan ke depan tentu masih banyak, mulai dari kesiapan klub, SDM pelatih dan ofisial, hingga ekosistem pendukung seperti sponsor dan media. Namun, jika langkah ini terus dijalankan dengan konsistensi dan integritas, maka bukan mustahil Indonesia akan memiliki kompetisi sepak bola putri yang berkelas dan berdaya saing internasional dalam beberapa tahun ke depan.
Pewarta : Vie

