RI News Portal. Melawi, 8 November 2025 – Di tengah tuntutan profesi yang sering kali menuntut mobilitas tinggi dan tekanan deadline, wartawan kini menemukan solusi sederhana untuk menjaga keseimbangan kesehatan melalui jogging di Lapangan Terbang Sintang Bandara Susilo. Area ini, yang telah dibuka untuk umum sebagai ruang rekreasi, menawarkan lintasan datar dan aman yang ideal untuk aktivitas lari ringan, membantu para jurnalis mengatasi kelelahan fisik dan mental akibat rutinitas peliputan yang intens.
Lapangan Terbang Sintang Bandara Susilo, dengan luas yang memadai dan aksesibilitas tinggi, menjadi alternatif menarik bagi masyarakat setempat, termasuk wartawan yang sering berada di lapangan. Berbeda dari ruang olahraga konvensional, lokasi ini menyediakan udara segar alami dan pemandangan terbuka, yang secara tidak langsung mendukung pemulihan energi. Penelitian dari berbagai sumber kesehatan menunjukkan bahwa jogging rutin dapat menjadi alat efektif untuk meningkatkan daya tahan tubuh, terutama bagi profesional dengan jadwal tidak teratur seperti wartawan.

Secara fisik, jogging memperkuat sistem kardiovaskular dengan memperlancar peredaran darah dan meningkatkan kapasitas paru-paru dalam menyerap oksigen. Aktivitas ini juga memperkuat otot jantung, meningkatkan elastisitas pembuluh darah, serta membantu mengendalikan berat badan melalui pembakaran kalori yang signifikan. Bagi wartawan yang sering menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar atau dalam perjalanan, jogging dapat memperbaiki kualitas tidur, meningkatkan metabolisme, dan memperkuat otot, sendi, serta tulang—khususnya pada bagian kaki, pinggang, dan punggung yang sering tegang akibat posisi kerja statis. Selain itu, latihan ini memperkuat sistem kekebalan tubuh dan mengurangi risiko penyakit kronis seperti diabetes tipe 2, stroke, serta beberapa jenis kanker, melalui peningkatan sensitivitas insulin dan pemeliharaan berat badan ideal.
Dari sisi mental, manfaat jogging tak kalah penting. Lari ringan merangsang produksi endorfin, hormon yang dikenal sebagai pemicu rasa bahagia, sehingga efektif meredakan stres, kecemasan, dan gejala depresi ringan. Wartawan, yang kerap menghadapi situasi bertekanan tinggi seperti wawancara mendadak atau liputan darurat, dapat memanfaatkan jogging untuk meningkatkan konsentrasi, suasana hati, dan kualitas hidup secara keseluruhan. Efek ini terbukti membantu mengatasi kelelahan mental, memungkinkan para jurnalis kembali bekerja dengan pikiran lebih jernih dan kreatif.
Baca juga : Trump Dorong Stabilitas Gaza melalui Pasukan Internasional, Kazakhstan Resmi Gabung Abraham Accords
Durasi jogging yang ideal bervariasi sesuai tujuan dan kondisi individu. Untuk pemula, disarankan 15-20 menit per sesi, 3-4 kali seminggu, dengan intensitas ringan hingga sedang—dimulai dari berjalan cepat 10 menit, diikuti jogging ringan 5 menit, dan diakhiri berjalan santai 5 menit. Bagi yang bertujuan menjaga kesehatan umum, 30 menit per hari atau 30-45 menit sebanyak 3-4 kali seminggu dengan intensitas sedang sudah cukup. Untuk penurunan berat badan, tingkatkan menjadi 45-60 menit, 4-5 kali seminggu, pada intensitas sedang hingga tinggi (65-75% detak jantung maksimal), yang dapat membakar 400-600 kalori per sesi. Sementara itu, bagi mereka dengan tingkat kebugaran tinggi seperti atlet, 60-90 menit sebanyak 5-6 kali seminggu dengan intensitas tinggi direkomendasikan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan panduan bahwa orang dewasa sebaiknya melakukan aktivitas fisik intensitas sedang selama 150-300 menit per minggu, setara dengan 30-60 menit per sesi selama lima hari. Konsistensi menjadi kunci utama; bahkan sesi singkat yang rutin lebih bermanfaat daripada latihan intens sporadiks. Selalu sertakan pemanasan 5-10 menit dan pendinginan serupa untuk mencegah cedera, serta dengarkan sinyal tubuh—if lelah, istirahat sejenak.
Dengan memanfaatkan Lapangan Terbang Sintang Bandara Susilo sebagai arena jogging publik, wartawan tidak hanya meningkatkan produktivitas kerja tetapi juga berkontribusi pada gaya hidup sehat komunitas. Inisiatif ini menegaskan bahwa kesehatan bukanlah kemewahan, melainkan investasi esensial di era informasi yang cepat.
Pewarta : Lisa Susanti

