
RI News Portal. Wonogiri, 30 Juni 2025 — Fenomena kuliner berbasis kearifan lokal di Dusun Gathon, Desa Waru, Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri, menjadi salah satu bentuk inovasi ekonomi kerakyatan yang patut dicermati. Sejak pertama kali dibuka pada tahun 2022 bertepatan dengan bulan Ramadan, pasar kuliner yang akrab disebut “Kuliner Pinggir Sawah Gathon” ini menghadirkan ragam jajanan tradisional berbasis menu khas pedesaan (ala ndeso) dengan harga terjangkau.
Tempat jajanan ini berlokasi strategis di tepi hamparan sawah, menciptakan suasana alami yang memikat minat konsumen, terutama kalangan anak muda dan keluarga. Sajian andalan seperti pecel puli, botok tempe campur teri, pepes, nasi tiwul, hingga aneka gorengan menjadi primadona yang secara konsisten diminati pengunjung. Konsep “ngangkring” atau nongkrong santai sambil menikmati kuliner murah meriah di tengah lanskap persawahan menjadi nilai jual tersendiri.
Susilowati, warga Kecamatan Purwantoro, mengungkapkan kepada RI News Portal pada Minggu (29/6/2025) bahwa ia rutin berkunjung ke tempat ini dua kali dalam sepekan. “Saya senang botok tempe campur teri dan pecel puli. Rasanya khas dan suasananya menenangkan,” ujarnya.

Pengelolaan kuliner Gathon ini diinisiasi oleh kolaborasi warga satu Rukun Tetangga (RT) bersama karang taruna Dusun Gathon. Secara kolektif, mereka mengembangkan sistem usaha mikro yang berbasis gotong royong, memanfaatkan potensi kuliner lokal sebagai wahana pemberdayaan masyarakat. Dari sore hingga malam hari, pasar kuliner ini menjadi titik pertemuan sosial sekaligus penggerak ekonomi warga setempat.
Salah satu pedagang, Bu Jentit, menuturkan bahwa pengunjung yang datang umumnya terdiri dari keluarga yang bersantap bersama sambil menikmati panorama alam sekitar. “Pemandangan gunung di arah selatan dan timur serta hamparan sawah membuat pengunjung betah berlama-lama di sini. Harga makanan juga sangat murah, membuat banyak orang ketagihan,” katanya.
Pengunjung lain, Lestari, menambahkan bahwa ragam jajanan yang dijual di lokasi tersebut relatif lengkap dan sangat terjangkau. “Menurut saya pilihan makanannya sudah cukup bervariasi, dan harganya bersahabat untuk siapa saja,” ujarnya menegaskan.
Dari perspektif ekonomi mikro, keberadaan kuliner Gathon dapat dianggap sebagai praktik community-based tourism sederhana yang berdampak pada peningkatan pendapatan rumah tangga warga. Dengan memanfaatkan ruang terbuka di pinggir sawah, para pedagang tidak hanya menjajakan makanan, tetapi juga mempromosikan budaya kuliner khas Wonogiri kepada pengunjung luar daerah.
Selain mendukung pelestarian tradisi kuliner pedesaan, aktivitas pasar kuliner ini turut memperkuat ikatan sosial di dalam masyarakat setempat. Nilai gotong royong, rasa memiliki, serta kesadaran kolektif dalam memelihara tradisi terlihat nyata dalam pengelolaan pasar kuliner Gathon, sehingga menjadi salah satu contoh praktik ekonomi berbasis komunitas yang layak diapresiasi.
Dengan kecenderungan jumlah pengunjung yang terus meningkat dari tahun ke tahun, Kuliner Pinggir Sawah Gathon di Kecamatan Slogohimo, Wonogiri, menunjukkan potensi besar sebagai salah satu model pemberdayaan ekonomi lokal berbasis tradisi kuliner dan wisata berbasis alam di pedesaan.
Pewarta : Nandar Suyadi
