RI News Portal. Jakarta, 1 Desember 2025 – Netflix Indonesia baru saja merilis trailer resmi film orisinal terbarunya, Lupa Daratan, yang langsung memantik perbincangan di kalangan penikmat film tanah air. Disutradarai oleh Ernest Prakasa, film ini menawarkan pandangan sinis sekaligus menghibur terhadap fenomena “lupa daratan” yang kerap menimpa figur publik setelah mencapai puncak popularitas, dengan Vino G. Bastian sebagai aktor utama yang memerankan versi fiktif dari dirinya sendiri: Vino Agustian.
Berbeda dari drama psikologis konvensional yang biasanya menyorot kejatuhan selebritas akibat skandal moral atau kecanduan, Lupa Daratan memilih sudut pandang yang lebih spesifik dan ironis: hilangnya kemampuan akting secara tiba-tiba pada seorang aktor yang selama ini dianggap “tak tergantikan”. Kehilangan itu bukan karena trauma fisik atau penyakit mental yang klise, melainkan seperti kutukan eksistensial yang muncul justru di saat ia paling percaya diri, seolah industri dan publik yang selama ini memujanya tiba-tiba “menarik kembali” bakat yang pernah diberikan.
Dalam trailer berdurasi dua menit lebih itu, penonton disuguhkan montage kontras yang efektif: Vino Agustian baru saja menerima piala Aktor Terbaik di sebuah ajang penghargaan bergengsi, lalu dalam hitungan detik ia sudah terlihat kebingungan di depan kamera saat mencoba memainkan adegan sederhana. Ekspresi wajah Vino G. Bastian saat “kehilangan” kemampuan tersebut berhasil mencuri perhatian, menggambarkan kepanikan seorang aktor yang selama ini menganggap akting sebagai “miliki pribadi” kini harus menghadapi kenyataan bahwa bakat itu bisa lenyap begitu saja.

Ernest Prakasa, yang juga menulis naskah bersama sang istri Meira Anastasia, mengaku terinspirasi dari pengamatan panjang terhadap pola perilaku selebritas di era media sosial. “Kita sering melihat orang yang baru naik langsung merasa dirinya adalah pusat alam semesta. Film ini ingin bertanya: apa jadinya kalau tiba-tiba ‘aura’ yang selama ini membuat mereka bersinar itu dicabut?” ujar Ernest dalam wawancara eksklusif belum lama ini.
Pendekatan satir Lupa Daratan terlihat dari penggambaran lingkungan kerja Vino Agustian yang karikatural namun sangat relatable: sutradara yang ketakutan, produser yang panik kehilangan investasi, dan manajer yang berusaha menutupi kegagalan dengan narasi “kelelahan syuting”. Kehadiran Dea Panendra sebagai psikolog yang mencoba “menyembuhkan” Vino, Agus Kuncoro sebagai produser ambisius, serta Indra Jegel sebagai sahabat yang justru paling brutal mengolok-oloknya, menjanjikan dinamika komedi yang cerdas sekaligus menusuk.
Yang membuat Lupa Daratan potensial menjadi lebih dari sekadar komedi situasi adalah premis metafiksi yang diusungnya. Dengan memilih Vino G. Bastian memerankan “Vino Agustian”, film ini secara terang-terangan bermain di wilayah blurring line antara aktor dan peran, antara kehidupan nyata dan konstruksi citra. Sebuah pilihan berani mengingat Vino sendiri selama dua dekade terakhir dikenal sebagai salah satu aktor paling konsisten di Indonesia, yang jarang tersandung isu negatif.
Baca juga : Empat Warga Malaysia Belum Ditemukan Pasca-Rentetan Bencana Alam di Sumatra
Jika berhasil dieksekusi dengan baik, Lupa Daratan bisa menjadi cermin yang sangat relevan bagi industri hiburan Indonesia saat ini, di mana popularitas sering kali lebih diukur dari jumlah pengikut ketimbang kualitas karya, dan di mana “cancel culture” bisa muncul hanya karena satu video berdurasi 15 detik.
Film produksi Imajinari ini dijadwalkan tayang eksklusif di Netflix mulai 11 Desember 2025. Mengingat rekam jejak Ernest Prakasa dalam mengemas isu sosial dengan bungkus komedi yang cerdas (Cek Tokoh, Milky Tin, Gara-Gara Warisan), serta kemampuan Vino G. Bastian menjiwai peran-peran kompleks, Lupa Daratan berpotensi menjadi salah satu judul lokal paling ditunggu di akhir tahun ini.
Apakah ini akan menjadi come-back vehicle bagi Vino G. Bastian di ranah film streaming, atau justru menjadi satire paling pedas yang pernah dibuat tentang dirinya sendiri? Kita tunggu dua minggu lagi.
Pewarta : Vie

