RI News Portal. Palembang, 23 November 2025 – Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan kunjungan kerja intensif ke sejumlah fasilitas strategis Pertamina di Sumatera Selatan pada pekan ini. Kunjungan yang dipimpin langsung oleh Direktur Teknik dan Lingkungan Migas, Noor Arifin Muhammad, ini mencakup Wilayah Kerja Zona 4 Subholding Upstream Pertamina di Prabumulih, fasilitas jaringan gas rumah tangga Gelumbang, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG), serta dua kilang historis Pertamina, Refinery Unit III Plaju dan Sungai Gerong.
Kunjungan ini tidak sekadar seremonial, melainkan bagian dari strategi pengawasan aktif pemerintah terhadap tingkat kepatuhan keselamatan (safety compliance) dan keandalan operasi di tengah tingginya risiko industri hulu-hilir migas.
“Proses pengolahan dan produksi migas memiliki risiko tinggi serta dinamika operasional yang sangat kompleks. Karena itu, disiplin screening pekerjaan, kepatuhan prosedur, dan pendekatan humanis kepada seluruh pekerja lapangan menjadi keniscayaan,” tegas Noor Arifin Muhammad di sela-sela peninjauan Lapangan Prabumulih, Sabtu (22/11).

Ia menegaskan bahwa pengawasan langsung oleh regulator dan manajemen BUMN harus dilakukan secara berkesinambungan, tidak hanya melalui laporan tertulis, melainkan dengan “turun ke bawah” memastikan fasilitas fisik dan sumber daya manusia benar-benar siap menghadapi segala potensi risiko.
Refinery Unit III Plaju, kilang tertua di Indonesia yang mulai beroperasi sejak 1904 pada masa kolonial Belanda, hingga kini masih berkapasitas 120.000 barel per hari atau sekitar 12% dari total kapasitas pengolahan Pertamina secara nasional. Dengan hampir 1.000 pekerja, kilang ini memproduksi BBM jenis Pertalite, Solar, Biosolar, Avtur, serta produk petrokimia seperti Nafta dan Heavy Vacuum Gas Oil (HVGO).
Dalam tinjauan tersebut, tim ESDM memastikan sistem Continuous Emission Monitoring System (CEMS) berjalan optimal dan seluruh parameter emisi memenuhi baku mutu yang ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pemantauan manual pada titik-titik emisi kewajiban kilang juga dilaporkan rutin dilakukan tanpa penyimpangan.
Baca juga : Deklarasi Konsensus G20 Johannesburg: Kemenangan Multilateralisme di Tengah Ketegangan Geopolitik
Kunjungan ditutup di Pusat Pelatihan Sungai Gerong yang memiliki fasilitas simulasi lengkap untuk aspek Health, Safety, Security, and Environment (HSSE). Fasilitas ini telah beroperasi penuh sejak 2024 dan menjadi pusat pembentukan kompetensi ribuan perwira dan mitra kerja Pertamina di regional Sumatera Bagian Selatan.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Muhammad Baron, menegaskan bahwa kunjungan regulator kali ini menjadi momentum penting untuk semakin memperkuat budaya keselamatan di seluruh lini.
“Transformasi Pertamina tidak hanya soal efisiensi dan ekspansi produksi, tetapi juga soal bagaimana kami menjamin setiap pekerja pulang dengan selamat kepada keluarganya. Tinjauan bersama pemerintah ini mempertegas komitmen kami bahwa keselamatan adalah nilai yang tidak bisa ditawar,” ujar Baron.

Kunjungan kerja lapangan yang dilakukan secara mendadak dan menyeluruh ini menunjukkan pergeseran paradigma pengawasan migas nasional: dari yang semula berbasis dokumen dan audit berkala, kini semakin mengedepankan verifikasi langsung di lapangan guna memastikan standar keselamatan dan keandalan operasi benar-benar terimplementasi hingga ke level operasional terbawah.
Dengan kinerja produksi yang terus melampaui target dan sistem keselamatan yang semakin diperkuat, wilayah Sumatera Selatan kembali membuktikan diri sebagai tulang punggung energi nasional yang tidak hanya produktif, tetapi juga bertanggung jawab.
Pewarta : Alfika Darwis

