RI News Portal. Lampung Timur, 6 Desember 2025 – Sebuah tonggak penting dalam konservasi gajah Sumatera tercatat pada Rabu malam (4/12) ketika seekor anak gajah betina lahir di Pusat Latihan Gajah Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Lampung Timur. Kelahiran ini menjadi yang pertama bagi induknya, Yulia, gajah sumatera berusia 12 tahun yang telah berada di bawah perawatan intensif balai taman nasional.
Menurut Kepala Balai TNWK, MDH Zaidi, persalinan berlangsung lancar pada pukul 23.25 WIB. Hanya tiga jam kemudian, tepatnya pukul 02.05 WIB, anak gajah tersebut sudah mampu berdiri dan berjalan mandiri, tanda klinis yang sangat positif bagi kelangsungan hidup bayi gajah di alam liar maupun dalam penangkaran.
“Hingga pagi hari, anak gajah terus menunjukkan perilaku alami dengan aktif mencari puting susu induknya. Berdasarkan pengukuran awal, berat badannya diperkirakan mencapai 64 kilogram dengan kondisi fisik yang prima,” ungkap Zaidi dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Sabtu (6/12).

Kelahiran ini membawa angin segar bagi upaya pelestarian Elephas maximus sumatranus, subspesies gajah Asia yang hanya tersisa di Pulau Sumatera dan saat ini diklasifikasikan Critically Endangered oleh IUCN Red List. Penurunan populasi yang tajam dalam tiga dekade terakhir dipicu dominan oleh hilangnya habitat akibat ekspansi perkebunan kelapa sawit (baik legal maupun ilegal), perambahan hutan, dan fragmentasi koridor satwa liar.
Way Kambas sendiri merupakan salah satu benteng terakhir gajah Sumatera di Lampung dengan populasi inti sekitar 180–200 ekor, termasuk kelompok yang hidup di Pusat Latihan Gajah serta satwa liar di dalam kawasan. Keberhasilan reproduksi di dalam kawasan konservasi ex-situ seperti yang dialami Yulia menegaskan bahwa program pengelolaan genetik dan kesehatan reproduksi yang dijalankan TNWK selama ini berjalan sesuai harapan.
Zaidi menambahkan, kelahiran anak gajah betina ini memiliki nilai strategis jangka panjang. “Betina muda yang sehat akan menjadi calon induk potensial di masa depan. Ini memperkuat struktur populasi dan keragaman genetik yang sangat kita butuhkan untuk mencegah kepunahan lokal,” katanya.
Di saat yang hampir bersamaan, pemerintah melalui Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan terus melakukan operasi pengamanan habitat gajah Sumatera di lokasi-lokasi kritis lainnya, termasuk Taman Nasional Tesso Nilo di Riau yang belakangan menjadi sorotan karena masifnya perkebunan sawit ilegal. Upaya penegakan hukum tersebut diharapkan dapat mengembalikan ribuan hektare koridor gajah yang selama ini terputus.
Para ahli konservasi menilai, keberhasilan reproduksi di Way Kambas harus diikuti dengan penguatan perlindungan habitat di luar kawasan konservasi jika spesies ini ingin bertahan dalam jangka panjang. Kelahiran anak gajah dari Yulia, meski hanya satu individu, menjadi simbol nyata bahwa dengan pengelolaan yang tepat, populasi gajah Sumatera masih memiliki peluang untuk pulih, selama ancaman deforestasi dapat ditekan secara signifikan.
Untuk saat ini, anak gajah betina tanpa nama itu terus dipantau 24 jam oleh tim medis dan pawang di Pusat Latihan Gajah TNWK. Masyarakat konservasi nasional menyambut baik kabar ini sebagai pengingat bahwa setiap kelahiran adalah kemenangan kecil dalam perjuangan besar melawan kepunahan.
Pewarta : T-Gaul

