
RI News Portal. Sintang, Kalimantan Barat — Pembangunan Gedung Mujahidin di Kabupaten Sintang menandai bertambahnya fasilitas strategis dalam mendukung aktivitas sosial dan keagamaan masyarakat setempat. Gedung yang telah rampung ini secara resmi menjadi pusat kegiatan Yayasan Mujahidin serta terbuka untuk dimanfaatkan oleh berbagai organisasi masyarakat sipil yang memiliki orientasi pada penguatan nilai-nilai sosial, edukatif, dan keagamaan.
Bupati Sintang, Gregorius Herkulanus Bala, dalam sambutannya pada peresmian gedung, menyampaikan apresiasi atas inisiatif tersebut. Ia menegaskan bahwa pembangunan Gedung Mujahidin merupakan bukti konkret dari kolaborasi konstruktif antara masyarakat sipil dan pemerintah daerah dalam menciptakan ruang publik yang inklusif dan produktif.
“Saya sebagai kepala daerah sangat bangga dengan adanya fasilitas ini. Proses pembangunan yang berjalan dari tahap ke tahap hingga selesai adalah bukti komitmen bersama. Yang jelas, kami dari pemerintah daerah mendukung kegiatan organisasi, terutama Yayasan Mujahidin ini,” tegas Bala.

Secara akademis, kehadiran Gedung Mujahidin dapat dipahami dalam kerangka penguatan modal sosial dan ketahanan komunitas. Organisasi berbasis agama dan sosial seperti Yayasan Mujahidin berperan signifikan sebagai agen pembangunan non-negara yang memperluas akses masyarakat terhadap ruang dialog, layanan pendidikan, serta penguatan nilai moral dan etika sosial. Bala menilai dukungan terhadap fasilitas seperti ini sejalan dengan strategi kebijakan sosial daerah dalam memperkuat jejaring masyarakat sipil yang adaptif dan toleran.
Dalam konteks lokal Sintang, pembangunan gedung tersebut berfungsi sebagai simbol rekognisi terhadap pluralisme lokal, sekaligus sebagai instrumen pembinaan generasi muda melalui kegiatan yang mengembangkan kesadaran kebangsaan dan nilai toleransi lintas identitas.
“Keberadaan gedung ini bisa menjadi sarana pembinaan generasi muda dan memperkuat nilai-nilai toleransi di tengah masyarakat,” tambah Bala.
Baca juga : Komitmen Kalbar Wujudkan Pemerintahan Bersih Lewat Optimalisasi SPI KPK 2025
Gedung Mujahidin kini diharapkan menjadi titik temu baru bagi komunitas lintas sektor yang memiliki kepentingan dalam pemberdayaan sosial. Dalam jangka panjang, fasilitas ini berpotensi memperluas jaringan solidaritas horizontal di antara kelompok masyarakat, mengurangi potensi konflik berbasis identitas, dan meningkatkan kohesi sosial sebagai fondasi pembangunan berkelanjutan di Sintang.
Keberadaan Gedung Mujahidin menunjukkan pentingnya pendekatan pembangunan partisipatif yang mengedepankan kolaborasi antaraktor: pemerintah daerah, organisasi masyarakat sipil, dan komunitas keagamaan. Model seperti ini mendukung agenda good governance dalam hal inklusivitas, partisipasi publik, dan transparansi.
Dalam studi tentang pembangunan sosial-keagamaan, fasilitas seperti Gedung Mujahidin dapat menjadi studi kasus penguatan civil society di daerah nonperkotaan yang tengah berkembang. Hal ini relevan untuk dikaji lebih lanjut dalam konteks desentralisasi, politik lokal, dan tata kelola ruang publik.
Gedung Mujahidin di Sintang bukan hanya simbol infrastruktur fisik baru, tetapi juga cerminan dari upaya kolektif dalam membangun masyarakat yang aktif secara sosial dan kohesif secara kultural. Komitmen pemerintah daerah dalam mendukung inisiatif seperti ini menjadi langkah strategis dalam menjaga stabilitas sosial, memperkuat keberagaman, dan memajukan inklusi keagamaan di wilayah perbatasan Kalimantan Barat.
Pewarta : Salmi Fitri
