RI News Portal. Wonogiri, 9 November 2025 – Sebuah peristiwa tak terduga mengguncang ketenangan pagi di Jalan Murti Pranoto, tepat di depan Kantor Kejaksaan Negeri Wonogiri, ketika sebuah mobil sedan Timor berplat nomor AD 7154 PA mendadak dilalap api pada Minggu pukul 07.30 WIB. Insiden ini tidak hanya menarik perhatian warga yang sedang melintas, tetapi juga memunculkan pertanyaan mendalam tentang faktor risiko kendaraan tua di jalan raya perkotaan.
Mobil nahas tersebut dikemudikan oleh Muhamad Cahyo Nugroho, seorang pemuda berusia 25 tahun asal Banaran RT 004/RW 010, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri. Ia sedang dalam perjalanan bersama dua penumpangnya, Siti Maryam (53) dan Yopita Cahya Andari (27), keduanya juga penduduk Wonoboyo. Ketiganya selamat tanpa luka fisik, meski pengalaman traumatis ini meninggalkan jejak psikologis yang patut diperhatikan dalam konteks keselamatan berkendara.
Berdasarkan rekonstruksi dari keterangan saksi mata yang dihimpun di lokasi, awal mula kejadian terjadi saat kendaraan melaju pelan di depan gedung kejaksaan. Asap putih tebal tiba-tiba membubung dari kap mesin depan, menandakan adanya gangguan internal yang cepat berkembang. Cahyo segera menghentikan laju mobil dan membuka kap untuk memeriksa, namun situasi eskala dengan munculnya nyala api yang ganas di kompartemen mesin. Dalam kepanikan, ia berteriak memanggil bantuan ke arah petugas kepolisian yang sedang bertugas pengamanan di Gereja Kristen Jawa Wonogiri, yang berjarak hanya puluhan meter dari titik kejadian.

Respons cepat dari aparat kepolisian menjadi kunci penyelamatan. Mereka langsung melakukan evakuasi ketiga penghuni mobil dan berupaya memadamkan api menggunakan alat pemadam api ringan (APAR) yang tersedia di pos jaga. Upaya ini berhasil menahan penyebaran api sementara waktu, hingga unit Pemadam Kebakaran (Damkar) Wonogiri tiba dengan truk pemadam lengkap. Api akhirnya berhasil dipadamkan sepenuhnya sebelum merembet ke kabin penumpang atau bodi belakang, meski bagian depan mobil – termasuk mesin dan komponen elektronik – hangus total.
Tidak ada korban jiwa atau luka berat dalam peristiwa ini, sebuah keberuntungan di tengah potensi bencana yang lebih besar mengingat lokasi di pusat kota dengan lalu lintas pagi yang ramai. Kerugian materiil masih dalam tahap penghitungan oleh pemilik dan pihak asuransi, tetapi estimasi awal menunjukkan kerusakan signifikan pada sistem kelistrikan dan mekanik kendaraan berusia lebih dari dua dekade ini.
Tim dari Polres Wonogiri, dipimpin Satlantas dan Unit Reskrim, segera melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) pasca-pemadaman. Pemeriksaan forensik awal mengarah pada dua hipotesis utama: korsleting listrik pada kabel-kabel tua yang aus, atau kebocoran bahan bakar minyak (BBM) yang bersentuhan dengan sumber panas mesin. “Kami sedang mengumpulkan bukti fisik dan keterangan saksi untuk menentukan penyebab pasti,” ujar salah satu penyidik di lapangan, yang menekankan pentingnya pemeriksaan mendalam terhadap riwayat perawatan mobil.
Baca juga : Banjir Bandang Melumpuhkan Bumiayu: Tragedi Manusia dan Ancaman Perubahan Iklim di Brebes Selatan
Dari perspektif akademis, insiden ini mencerminkan isu lebih luas tentang keselamatan transportasi di daerah semi-urban seperti Wonogiri. Kendaraan model lama seperti Timor, yang diproduksi pada era 1990-an, sering kali rentan terhadap kegagalan sistem akibat degradasi material seiring waktu. Studi serupa di jurnal teknik otomotif menunjukkan bahwa 60-70% kasus kebakaran kendaraan bermotor disebabkan oleh faktor elektrikal, sementara sisanya melibatkan kebocoran fluida. Kasus ini bisa menjadi bahan refleksi bagi otoritas lalu lintas untuk mendorong program inspeksi rutin, terutama bagi mobil pribadi yang digunakan harian tanpa sertifikasi keselamatan berkala.
Penanganan kasus kini berada di bawah koordinasi Satlantas dan Reskrim Polres Wonogiri, dengan kemungkinan melibatkan ahli forensik eksternal jika diperlukan. Pemilik mobil, Cahyo, menyatakan akan kooperatif penuh dalam investigasi sambil berharap insiden ini menjadi pelajaran bagi pengguna jalan lain. “Saya rutin servis, tapi mungkin ada yang terlewat,” katanya singkat usai kejadian.
Peristiwa ini juga menyoroti peran vital institusi publik dalam respons darurat. Keberadaan petugas kepolisian di dekat lokasi kejadian gereja menunjukkan efektivitas pengamanan rutin yang tak terduga bermanfaat bagi keselamatan umum. Di sisi lain, keterlambatan Damkar – meski hanya beberapa menit – mengingatkan pada kebutuhan peningkatan infrastruktur pemadam di wilayah kabupaten.
Secara keseluruhan, kebakaran sedan Timor ini bukan sekadar berita kecelakaan, melainkan cermin dari dinamika risiko urban yang memerlukan pendekatan multidisiplin: dari teknik preventif hingga regulasi kebijakan. Investigasi lanjutan diharapkan membawa kejelasan, sekaligus mendorong kesadaran kolektif akan pemeliharaan kendaraan sebagai bentuk tanggung jawab sosial.
Pewarta: Nandang Bramantyo

