
RI News Portal. Semarang – KATSEYE, grup perempuan global pertama yang diluncurkan oleh HYBE dan Geffen Records, menandai momen transformasi dalam industri K-pop. Dengan menerapkan “metodologi K-pop” di pasar internasional, KATSEYE menunjukkan potensi K-pop untuk berkembang melampaui akar Korea Selatannya menjadi fenomena budaya global. Artikel ini menganalisis pembentukan KATSEYE, pencapaian mereka, dan implikasinya bagi masa depan K-pop, menempatkan keberhasilan mereka dalam konteks industri yang menghadapi kekhawatiran tentang kejenuhan pasar. Berdasarkan kesuksesan cepat mereka di pasar AS dan global, kami berargumen bahwa model KATSEYE dapat mendefinisikan ulang K-pop sebagai sistem produksi dan fandom yang tidak terikat pada batasan geografis.
Industri K-pop, yang telah lama dirayakan karena kebangkitan globalnya yang pesat, kini menghadapi pertanyaan tentang keberlanjutan di tengah pasar yang semakin jenuh. Sebagai respons, HYBE bekerja sama dengan Geffen Records meluncurkan KATSEYE, grup perempuan global pertama yang dirancang untuk menguji kemampuan ekspor sistem produksi K-pop. Dibentuk melalui program audisi 2023 The Debut: Dream Academy, KATSEYE mewujudkan apa yang disebut Ketua HYBE, Bang Si-hyuk, sebagai “metodologi K-pop”—pendekatan terstruktur untuk pengembangan artis, produksi, dan keterlibatan penggemar yang disesuaikan untuk audiens internasional. Artikel ini menganalisis pencapaian KATSEYE dan mengeksplorasi bagaimana keberhasilan mereka menandakan perubahan paradigma dalam ekspansi global K-pop.

Pembentukan KATSEYE melalui The Debut: Dream Academy menandai perubahan dari sistem pelatihan K-pop tradisional yang biasanya terpusat di Seoul. Pembentukan grup ini mengutamakan aksesibilitas global, dengan audisi dan pelatihan yang dirancang untuk selaras dengan pasar yang beragam sambil mempertahankan ketelitian khas K-pop. “Metodologi K-pop” mengintegrasikan pelatihan artis yang cermat, produksi berkualitas tinggi, dan pengembangan fandom secara strategis, namun menyesuaikan elemen-elemen ini agar sesuai dengan budaya musik lokal, terutama di AS. Pendekatan ini menjawab kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan K-pop dengan mendiversifikasi kerangka operasional dan jangkauan pasarnya.
Sejak debut pada Juni 2023 dengan single “Debut,” KATSEYE telah mencapai tonggak sejarah yang luar biasa. EP debut mereka, SIS, berhasil masuk ke Billboard 200, dengan lagu-lagu seperti “Touch,” “Gabriela,” “Gnarly,” dan “Debut” mendapat sambutan besar di pasar AS. EP kedua mereka, Beautiful Chaos, bertahan di Billboard 200 selama enam minggu berturut-turut hingga 16 Agustus 2025. Penampilan langsung KATSEYE juga menegaskan daya tarik mereka, dengan penampilan mencolok di Lollapalooza Chicago pada 3 Agustus 2025 di hadapan sekitar 85.000 penonton—pencapaian langka untuk grup pendatang baru. Penampilan mereka berikutnya di Summer Sonic 2025 di Jepang pada 16–17 Agustus, bersama nominasi untuk MTV Video Music Awards 2025, menyoroti jangkauan global mereka yang terus berkembang.
Baca juga : Tragedi Kebakaran Sumur Minyak di Blora: Analisis Dampak Sosial dan Lingkungan terhadap Komunitas Pedesaan
Keberhasilan KATSEYE menjadi bukti konsep untuk penerapan global metodologi K-pop. Dengan memadukan sistem produksi K-pop yang disiplin dengan strategi pasar lokal, KATSEYE telah menunjukkan bahwa K-pop dapat berkembang di luar Korea Selatan. Pengumuman HYBE dan Geffen tentang grup perempuan global kedua, dengan pelatihan berbasis di AS, menunjukkan bahwa model KATSEYE dapat menjadi cetak biru untuk grup-grup masa depan. Pengamat industri memprediksi bahwa tren ini dapat mendefinisikan ulang K-pop sebagai kategori budaya, yang kurang bergantung pada asal geografis dan lebih ditentukan oleh pendekatan sistematis terhadap pengembangan artis dan keterlibatan penggemar.

Kebangkitan KATSEYE memunculkan pertanyaan kritis tentang masa depan K-pop. Dapatkah industri ini mempertahankan keaslian budayanya sambil mengadopsi model produksi lokal? Akankah grup global seperti KATSEYE mampu mempertahankan budaya fandom yang kuat yang menjadi ciri K-pop? Indikator awal menunjukkan bahwa pendekatan hibrida KATSEYE diterima baik oleh audiens internasional, tetapi keberhasilan jangka panjang akan bergantung pada keseimbangan antara identitas inti K-pop dan kebutuhan pasar yang beragam. Selain itu, skalabilitas model ini—dibuktikan dengan rencana untuk grup global tambahan—dapat mendiversifikasi sumber pendapatan bagi agensi K-pop yang menghadapi kendala pasar domestik.
Kenaikan pesat KATSEYE menggarisbawahi kelayakan ekspor sistem produksi K-pop ke pasar global. Pencapaian mereka, dari keberhasilan di tangga lagu hingga penampilan profil tinggi, menyoroti potensi K-pop untuk berkembang menjadi kerangka budaya yang lebih luas. Seiring HYBE dan Geffen terus berinovasi, lintasan KATSEYE menawarkan studi kasus yang menarik tentang bagaimana industri K-pop dapat menavigasi tantangan kejenuhan dan globalisasi. Pertanyaan yang tersisa adalah: seberapa jauh model baru ini dapat membawa K-pop? Untuk saat ini, keberhasilan KATSEYE menunjukkan bahwa perbatasan berikutnya bagi industri ini bukan di Seoul, melainkan di pasar musik utama dunia.
Pewarta : Setiawan S.TH
