
“Keindahan sebuah destinasi tidak akan berarti tanpa jaminan keselamatan pengunjung. Oleh karena itu, perhatian terhadap moda transportasi wisata yang aman dan standar K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) harus menjadi bagian integral dari setiap kebijakan pariwisata.”
RI News Portal. Gunungkidul, 13 Mei 2025 – Keselamatan dan keamanan wisatawan menjadi topik utama dalam Forum Diskusi Keselamatan dan Keamanan di Destinasi Pariwisata yang diadakan di HeHa Sky View, Gunungkidul, pada Sabtu (10/5/2025). Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya yang digagas oleh Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk memperkuat keberlanjutan pariwisata nasional.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, Hariyanto, mengungkapkan bahwa masalah perizinan dan manajemen krisis menjadi prioritas kementeriannya, terutama mengingat isu keselamatan wisata seringkali lebih dulu mencuat di media sosial. Menurut Hariyanto, penting untuk memperkuat manajemen krisis dengan melibatkan berbagai pihak terkait.

“Kami mendorong untuk memperkuat manajemen krisis dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Faktor keselamatan adalah harga mati,” tegas Hariyanto.
Pernyataan ini semakin relevan setelah Hariyanto memaparkan data bencana yang cukup mencemaskan. Dalam kurun waktu Februari hingga Maret 2025, tercatat 498 kejadian bencana alam yang terjadi di Indonesia, dengan bencana hidrometeorologi sebagai yang paling dominan. Bencana-bencana ini turut memberikan dampak yang signifikan terhadap sektor pariwisata di beberapa wilayah.
Fadjar Hutomo, Staf Ahli Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Bidang Manajemen Krisis, menambahkan bahwa keindahan sebuah destinasi pariwisata tidak akan berarti jika keselamatan pengunjung tidak terjamin. Ia menyoroti isu terkait moda transportasi wisata, seperti bus dan kapal, yang sering kali luput dari perhatian.
“Selama sebulan terakhir, saya menangani berbagai kasus yang melibatkan destinasi wisata dan moda transportasi pariwisata. Kita perlu memberikan perhatian lebih terhadap aspek keselamatan, yang bukan hanya melibatkan sektor pariwisata, tetapi juga kementerian lain seperti Kementerian Tenaga Kerja yang berfokus pada standar K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja),” ujarnya.
Wakil Bupati Gunungkidul, Joko Parwoto, yang turut hadir dalam forum tersebut, menyampaikan bahwa Gunungkidul terus berkembang menjadi destinasi unggulan baik di tingkat DIY maupun nasional. Namun, ia menegaskan bahwa kemajuan sektor pariwisata harus disertai dengan perlindungan terhadap keselamatan wisatawan.
“Tidak ada pertumbuhan pariwisata yang sehat tanpa menjamin keselamatan dan kenyamanan wisatawan. Forum ini sangat penting untuk menyatukan pemikiran dan aksi nyata dalam membangun sistem keamanan yang kuat,” kata Joko.
Joko juga menekankan bahwa pariwisata bukan hanya sekedar sektor ekonomi, tetapi juga bagian dari transformasi sosial dan budaya. Gunungkidul, lanjutnya, siap menjadi pilot project destinasi wisata yang aman dan berkelanjutan, sesuai dengan visi daerah untuk menjadikan pariwisata sebagai bagian dari pembangunan yang berkelanjutan dan menghargai lingkungan serta nilai-nilai kemanusiaan.

“Gunungkidul Raya yang Adil, Makmur, Lestari, dan Berkeadaban adalah visi kami. Kami ingin menjadikan pariwisata sebagai bagian dari pembangunan yang menghargai lingkungan dan menjunjung nilai-nilai kemanusiaan,” jelasnya.
Forum ini diharapkan dapat menghasilkan rumusan strategi dan standar teknis yang bisa diterapkan secara langsung di lapangan. Hal ini mencakup penilaian risiko, pengujian K3, manajemen pengunjung, hingga penguatan koordinasi lintas sektor. Pemerintah daerah, pelaku usaha, masyarakat, dan wisatawan diharapkan dapat berperan aktif dalam menciptakan ekosistem pariwisata yang aman dan berkualitas.
Dengan langkah-langkah konkret ini, diharapkan sektor pariwisata di Indonesia dapat tumbuh dengan lebih berkelanjutan dan memperhatikan aspek keselamatan, yang pada gilirannya akan meningkatkan kepercayaan wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Pewarta : Lee Ano
