RI News Portal. Jakarta, 31 Oktober 2025 – Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, menerima kunjungan resmi Menteri Wakaf Suriah, Syaikh Muhammad Abu Khoiri Syukri, beserta delegasi ulama dari Damaskus di Masjid Istiqlal, Jakarta. Pertemuan bilateral ini menekankan penguatan kaderisasi ulama dan optimalisasi wakaf sebagai instrumen pemberdayaan ekonomi umat, sekaligus memperdalam hubungan historis keilmuan antara Nusantara dan Syam.
Dalam sambutannya, Nasaruddin Umar menyoroti urgensi regenerasi ulama di Indonesia pasca-pandemi Covid-19, yang menyebabkan lebih dari 800 ulama wafat. “Tradisi keilmuan Syam telah menjadi rujukan utama bagi dunia Islam, dan ikatan ulama Nusantara dengan Syam telah terbentuk sejak abad-abad awal penyebaran Islam,” katanya. Masjid Istiqlal, lanjutnya, kini bertransformasi menjadi pusat pembinaan ulama dengan program pendidikan intensif yang dimulai sejak masa pandemi, bertujuan mencetak ulama yang menguasai sanad keilmuan, spiritualitas, dan relevansi dengan tantangan modern.

Pertemuan ini juga menegaskan peran diplomasi keagamaan sebagai jembatan perdamaian global. Nasaruddin Umar menyatakan komitmen Indonesia untuk memperkuat sinergi bilateral guna membawa keberkahan bagi umat Islam secara luas. Sebagai tindak lanjut, ia memaparkan sembilan inisiatif kolaborasi strategis yang mencakup pertukaran mahasiswa dan pengajar bahasa Arab dua arah, pendaftaran perguruan tinggi lintas negara, serta pertukaran dosen untuk kolaborasi riset di bidang keagamaan dan sains.
Lebih lanjut, kerangka kerja sama mencakup penguatan zakat dan wakaf produktif sebagai mekanisme pemberdayaan ekonomi umat, program pemberdayaan perempuan berbasis pendidikan Islam, serta pengkajian fikih kontemporer. Puncaknya adalah penyusunan deklarasi kemitraan pendidikan dan peradaban Islam Indonesia-Suriah yang ditujukan bagi generasi muda, sebagai upaya melestarikan warisan intelektual Islam di tengah dinamika global.
Syaikh Muhammad Abu Khoiri Syukri menyambut baik inisiatif tersebut, menekankan bahwa Syam siap berkontribusi melalui penguatan sanad keilmuan yang autentik. “Kerja sama ini bukan hanya tentang pendidikan, tetapi juga tentang membangun peradaban Islam yang inklusif dan berkelanjutan,” ujarnya.
Nasaruddin Umar menutup pertemuan dengan pernyataan kesiapan penuh dari Kementerian Agama dan pengelola Masjid Istiqlal untuk menindaklanjuti seluruh poin kolaborasi. Inisiatif ini dipandang sebagai langkah konkret dalam memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat peradaban Islam moderat di Asia Tenggara, sekaligus menghidupkan kembali jalur sutra keilmuan antara Nusantara dan Timur Tengah.
Pewarta : Yudha Purnama

