RI News Portal. Bandung, 18 November 2025 – Pertemuan Joint Working Group (JWG) Indonesia–United Kingdom on Higher Education 2025 yang berlangsung di Bandung pada Senin (17/11) menandai pergeseran signifikan dalam hubungan bilateral kedua negara: dari sekadar penandatanganan nota kesepahaman menuju implementasi proyek bersama yang terukur dan berdampak langsung.
Berbeda dengan ratusan perjanjian antar-perguruan tinggi yang telah ada—total 411 kesepakatan aktif hingga saat ini—forum kali ini secara eksplisit menempatkan Transnational Education (TNE), Joint Research and Development, serta Technology Transfer and Commercialisation sebagai tiga pilar utama yang harus segera menghasilkan deliverable konkret dalam 12–24 bulan ke depan.
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia, Prof. Stella Christie, menegaskan bahwa jumlah kesepakatan yang besar tidak lagi menjadi indikator utama keberhasilan. “Kita sudah memiliki fondasi yang sangat solid. Yang kini dibutuhkan adalah akselerasi eksekusi,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta pada Selasa (18/11).

Pernyataan tersebut memperoleh respons positif dari delegasi Inggris. Sir Steve Smith, UK International Education Champion yang memimpin delegasi, menyebut JWG 2025 sebagai “titik balik strategis” setelah kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke London pada awal tahun ini. Dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Inggris saat itu, pendidikan tinggi disepakati sebagai salah satu pilar utama dalam Indonesia-UK Partnership Roadmap 2024–2045.
“Indonesia bukan lagi sekadar mitra, melainkan prioritas utama dalam International Education Strategy kami yang baru,” kata Smith. Ia menjanjikan skema pendanaan baru yang akan diluncurkan pada 2026 untuk mendukung joint degree programmes, double-degree, dan kampus cabang institusi Inggris di Indonesia dengan model revenue-sharing yang lebih fleksibel ketimbang regulasi sebelumnya.
Summer Xia, Country Director Indonesia dan Director South East Asia British Council, menambahkan bahwa lembaganya akan meluncurkan program “UK-Indonesia Research Catalyst Fund” senilai total £12 juta dalam tiga tahun ke depan. Dana tersebut akan diprioritaskan pada enam bidang kritis: energi terbarukan, kesehatan masyarakat, ketahanan pangan, kota berkelanjutan, teknologi digital, dan ilmu kelautan—semuanya selaras dengan agenda Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029 dan UK Research and Innovation (UKRI) Grand Challenges.
Pertemuan selama dua hari di Bandung juga menghasilkan kesepakatan pembentukan tiga task force teknis yang akan bekerja secara paralel:
- Task Force Transnational Education, dipimpin oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Indonesia serta Director of Education UK Department for Business and Trade;
- Task Force Joint Research and Development, melibatkan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta UK Research and Innovation;
- Task Force Technology Transfer and Commercialisation, yang akan merumuskan mekanisme spin-off company bersama serta perlindungan kekayaan intelektual lintas yurisdiksi.
Ketiga task force ini diberi mandat untuk menyampaikan action plan pertama pada Maret 2026 dan menargetkan paling sedikit 50 proyek kolaborasi baru yang sudah memiliki letter of intent sebelum akhir 2026.
Dengan pendekatan yang lebih terfokus pada outcome ketimbang output, JWG Indonesia-UK 2025 menunjukkan maturitas baru dalam diplomasi pendidikan tinggi kedua negara—sebuah model yang berpotensi menjadi rujukan bagi kerja sama serupa dengan negara-negara lain di kawasan Indo-Pasifik.
Pewarta : Yudha Purnama


Assalamualaikum.. selamat malam untuk kita semua
Salam satu pena