
RI News Portal. Mandailing Natal, 15 Agustus 2025 — Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Erwin Efendi Lubis, yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Madina, memberikan bantuan finansial untuk biaya kuliah kepada seorang mahasiswi bernama Wirdah Rofikoh. Aksi ini menarik perhatian karena dikaitkan langsung dengan filosofi kepemimpinan yang kerap disuarakan oleh Presiden Prabowo Subianto. Peristiwa ini menjadi studi kasus menarik dalam melihat implementasi ideologi politik pada tingkat lokal.
Filosofi yang diusung oleh Presiden Prabowo Subianto, “Kalau tidak bisa bantu banyak orang, bantulah beberapa orang, Kalau tidak bisa bantu beberapa orang, bantulah satu orang, kalau satu orang pun anda tidak bisa bantu minimal jangan menyulitkan atau menyusahkan orang,” menjadi landasan moral bagi banyak kader Partai Gerindra. Filsafat ini menekankan pentingnya aksi nyata dan empati personal sebagai inti dari pelayanan publik. Secara akademis, ini dapat dilihat sebagai pergeseran dari pendekatan kebijakan yang bersifat makro ke intervensi sosial yang bersifat mikro, di mana bantuan langsung dan individual dianggap sebagai bentuk efektif dari kesejahteraan sosial yang dimulai dari unit terkecil.
Peristiwa ini terjadi setelah Rapat Paripurna mendengarkan Pidato Kenegaraan Republik Indonesia. Erwin Efendi Lubis bertemu dengan Wirdah Rofikoh, seorang mahasiswi yang berjuang membiayai studinya di Universitas Cendikia Abditama, Tangerang, dengan cara berjualan kacang rebus. Interaksi ini bukan sekadar pertemuan insidental, melainkan sebuah manifestasi konkret dari prinsip yang dipegang teguh.

Wirdah Rofikoh, warga Tebing Tinggi, Panyabungan Timur, yang datang ke Gedung DPRD untuk menjajakan dagangannya, menjadi representasi dari tantangan sosio-ekonomi yang dihadapi oleh banyak pelajar di daerah. Bantuan yang diberikan Erwin Efendi Lubis secara langsung meringankan beban finansial Wirdah, sekaligus mengirimkan pesan kuat tentang komitmen politiknya terhadap akses pendidikan dan kesetaraan kesempatan.
Baca juga :“Pati Cinta Damai” dan Gestur Jari Hati: Ketika Absennya Bupati Menjadi Sorotan Publik
Tindakan Erwin Efendi Lubis tidak hanya menghasilkan respons positif dari Wirdah, yang mengungkapkan rasa syukur dan doa, tetapi juga memperkuat citra Partai Gerindra sebagai partai yang peduli dan pro-rakyat. Dalam konteks politik lokal, aksi semacam ini dapat meningkatkan legitimasi dan popularitas seorang politisi. Ini menunjukkan bagaimana politik personalistik, yang berpusat pada interaksi langsung antara politisi dan konstituen, dapat menjadi strategi efektif dalam membangun basis dukungan.
Aksi ini juga mengundang refleksi akademis lebih lanjut: bagaimana filsafat kepemimpinan yang disuarakan di tingkat nasional diterjemahkan dan diimplementasikan oleh kader-kader di tingkat daerah? Apakah ini merupakan sebuah strategi politik yang terstruktur, atau lebih kepada respons personal yang tulus? Dalam kasus Erwin Efendi Lubis, tampaknya kedua elemen tersebut saling berkelindan, di mana dorongan ideologis menjadi motivasi bagi tindakan personal.
Pewarta : Indra Saputra
