
RI News Portal. Wonogiri, 25 Juli 2025 — Pemerintah Kabupaten Wonogiri menggelar Festival Mi Ayam dan Bakso pertama pada Jumat–Sabtu (25–26/7/2025) di Alun-alun Giri Krida Bakti, Wonogiri. Acara ini menjadi momentum penting dalam strategi penguatan identitas kuliner daerah dan pemberdayaan ekonomi sektor informal, khususnya para pedagang mi ayam, bakso, dan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Festival ini akan diramaikan oleh lebih dari 40 pelaku usaha kuliner khas Wonogiri serta puluhan UMKM lokal lainnya. Tak hanya menawarkan sajian kuliner, festival juga dimeriahkan dengan hiburan musik dari sejumlah kelompok seni seperti OM PNS, Karorege, dan Orkes Well Terr. Berbagai atraksi budaya seperti Reog Wonogiri, parade band pelajar, live acoustic, dan fun games turut memperkaya nuansa hiburan rakyat dalam festival yang untuk pertama kalinya digelar secara besar-besaran oleh Pemkab Wonogiri.

Menurut unggahan resmi di akun Instagram @prokopim_wonogiri, festival ini tidak sekadar bersifat seremonial, melainkan bagian dari rencana jangka panjang dalam membangun citra gastronomi daerah. Bupati Wonogiri, Setyo Sukarno, menyatakan bahwa festival ini digagas sebagai wujud konkret dalam menegaskan posisi Wonogiri sebagai pusat kuliner mi ayam dan bakso di Indonesia.
“Kami akan memecahkan rekor MURI dengan menyediakan lebih dari 30.000 mangkuk mi ayam dan bakso yang akan dibagikan gratis kepada masyarakat. Ini merupakan bagian dari strategi branding yang menyatukan kekuatan budaya, ekonomi, dan partisipasi publik,” ungkap Setyo saat diwawancarai oleh wartawan.
Lebih jauh, Pemkab Wonogiri juga berencana memperluas cakupan festival ini ke tingkat kecamatan, dengan menjadikan ajang ini sebagai agenda tahunan yang mendekatkan ikon kuliner dengan komunitas lokal secara langsung. Pemkab juga menjalin kolaborasi dengan paguyuban mi ayam dan bakso yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia untuk memperkuat jaringan diaspora kuliner khas Wonogiri.
Baca juga : Kolaborasi Garda BMI dan BNNK Lampung Timur dalam Pencegahan Narkoba di Kalangan Purna PMI
Dalam perspektif ilmu komunikasi dan ekonomi pembangunan daerah, penyelenggaraan festival kuliner seperti ini dapat dilihat sebagai bentuk place branding, yakni strategi membentuk citra positif suatu daerah melalui simbol-simbol budaya lokal. Branding “Kota Bakso dan Mi Ayam” bagi Wonogiri tidak hanya berdampak pada penguatan identitas daerah, tetapi juga membuka peluang promosi pariwisata dan ekspansi pasar UMKM kuliner.
Peneliti ekonomi kerakyatan dari Universitas Sebelas Maret, Dr. Siti Nurhayati, M.Si, menyatakan bahwa event seperti ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif jika dikawal dengan baik. “Festival kuliner rakyat yang terintegrasi dengan kebijakan daerah bisa menjadi alat distribusi kesejahteraan yang adil, sebab pelaku ekonomi mikro diuntungkan secara langsung tanpa intermediasi rantai distribusi yang panjang,” ujarnya.
Selain itu, keterlibatan generasi muda melalui parade band pelajar dan live acoustic juga menjadi bentuk penguatan modal budaya (cultural capital) yang memperkuat interaksi sosial lintas usia dan profesi. Dalam kajian etnografi kuliner, makanan khas seperti mi ayam dan bakso tidak hanya menjadi objek ekonomi, tetapi juga menjadi simbol narasi lokalitas dan solidaritas sosial.
Keberhasilan Festival Mi Ayam dan Bakso Wonogiri di masa mendatang memerlukan kesinambungan kebijakan dan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan. Beberapa rekomendasi yang dapat diajukan adalah:
- Penguatan Ekosistem Usaha Kuliner Lokal melalui pelatihan manajemen usaha, higienitas pangan, dan pemasaran digital bagi para pedagang.
- Pencatatan dan Sertifikasi UMKM Kuliner untuk memperluas akses pembiayaan dan legalitas usaha.
- Pengembangan Riset dan Inovasi Kuliner agar resep mi ayam dan bakso khas Wonogiri dapat terdokumentasi sebagai warisan gastronomi nasional.
- Integrasi Festival dengan Agenda Wisata Daerah guna mendongkrak angka kunjungan wisatawan lokal dan domestik.
Festival Mi Ayam dan Bakso Wonogiri tahun 2025 bukan hanya tentang merayakan cita rasa khas, melainkan tentang membangun identitas ekonomi lokal yang kuat dan berkelanjutan. Dengan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan komunitas kuliner, Wonogiri berpotensi besar menjadi pusat gastronomi rakyat yang diperhitungkan di tingkat nasional.
Pewarta : Nandar Suyadi
