
RI News Portal. Lampung Timur, 30 Agustus 2025 – Kabupaten Lampung Timur kembali menegaskan posisinya sebagai salah satu sentra kakao unggulan di Provinsi Lampung melalui penyelenggaraan Festival Kakao 2025 yang digelar oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Lampung Timur di Desa Pakuan Aji, Kecamatan Sukadana. Acara ini menjadi wujud nyata sinergi antara pemerintah daerah, petani, dan pelaku industri untuk mengembangkan potensi kakao sebagai komoditas strategis yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Festival yang berlangsung meriah pada Sabtu, 30 Agustus 2025, dihadiri oleh Bupati Lampung Timur, Hj. Ela Siti Nuryamah, jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Camat Sukadana Hendra Septiawan, Kepala Desa Pakuan Aji Tan Malaka, serta perwakilan Pokdarwis dari berbagai kecamatan. Dukungan dari sektor swasta juga turut memeriahkan acara, dengan kehadiran sponsor seperti PT Agricon Indonesia, Syngenta, dan Jimi Hantu, bersama sejumlah tamu undangan lainnya.
Dalam wawancara di sela acara, Ketua Pokdarwis Lampung Timur, Abdul Rahman, menjelaskan bahwa Festival Kakao merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah untuk mendukung petani kakao. “Kegiatan ini adalah bentuk apresiasi terhadap kerja keras petani di Desa Pakuan Aji dan Lampung Timur secara umum, mulai dari pembibitan, pengolahan, hingga pemasaran produk kakao,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa pencanangan Desa Pakuan Aji sebagai desa penghasil kakao menjadi langkah strategis untuk memperkuat identitas daerah sebagai penghasil kakao berkualitas.

Bupati Ela Siti Nuryamah, dalam sambutannya, menegaskan bahwa kakao merupakan komoditas unggulan Lampung Timur setelah padi dan jagung. “Kakao bukan sekadar tanaman, tetapi juga peluang ekonomi melalui hilirisasi, seperti pengolahan menjadi produk cokelat. Kami telah menjalin kolaborasi dengan perusahaan lokal, seperti Dayan Bandar Lampung, untuk mendukung proses ini,” ungkapnya. Ia menyebutkan bahwa luas lahan kakao di Lampung Timur saat ini mencapai sekitar 10.099 hingga 11.000 hektar, dengan produktivitas rata-rata 3.240 ton per tahun. Meski demikian, bupati menekankan perlunya inovasi untuk meningkatkan hasil produksi, yang kini mulai diimplementasikan di 10 kecamatan di Lampung Timur.
Meski potensi kakao Lampung Timur diakui secara nasional, petani masih menghadapi sejumlah tantangan. Nuryanto, petani kakao dari Kecamatan Pugung, menyampaikan bahwa produktivitas kakao saat ini belum optimal. “Kami berharap ada sistem pemasaran terpusat, semacam satu pintu untuk distribusi kakao dari Lampung Timur, sehingga hasil panen dapat langsung tersalur ke kecamatan dan desa dengan harga yang lebih stabil,” katanya. Ia juga mengusulkan adanya sertifikasi mutu untuk kakao, yang dapat mencegah pedagang membeli produk dengan harga rendah karena alasan kualitas.
Baca juga : Ratusan Warga dan Komunitas Ojol Padangsidimpuan Gelar Sholat Ghaib untuk Almarhum Affan Kurniawan
Senada dengan Nuryanto, Ibrahim Restu Saka, petani kakao lainnya, mengeluhkan masalah keamanan di lahan perkebunan. “Hasil panen kakao dan kelapa sering kali mengecewakan karena pencurian. Kami berharap ada sinergi dengan TNI dan Polri untuk mengatasi masalah ini,” tegasnya. Permasalahan keamanan ini, menurutnya, menjadi salah satu hambatan utama dalam menjaga konsistensi produksi.
Puncak acara ditandai dengan pengukuhan Asosiasi Petani Kakao Indonesia (APIK) Lampung Timur oleh Bupati Ela Siti Nuryamah. Pengukuhan ini menjadi simbol komitmen pemerintah daerah untuk memperkuat kelembagaan petani kakao, sekaligus meningkatkan posisi tawar mereka di pasar. APIK diharapkan menjadi wadah bagi petani untuk berbagi pengetahuan, mengatasi tantangan bersama, dan mendorong praktik pertanian berkelanjutan.
Bupati Ela menegaskan bahwa pemerintah daerah akan terus mendukung kolaborasi dengan petani dan pelaku industri. “Kami ingin memastikan kakao Lampung Timur tidak hanya dikenal di pasar domestik, tetapi juga mampu bersaing di kancah global melalui produk olahan berkualitas tinggi,” tuturnya. Ia juga mengapresiasi inisiatif Pokdarwis dan pelaku usaha yang telah mendukung festival ini, yang diharapkan menjadi agenda tahunan untuk mempromosikan kakao Lampung Timur.
Festival Kakao 2025 di Desa Pakuan Aji tidak hanya menjadi ajang promosi, tetapi juga momentum untuk mendorong hilirisasi dan keberlanjutan sektor kakao. Dengan dukungan dari pemerintah, swasta, dan komunitas petani, Lampung Timur berpeluang memperkuat posisinya sebagai salah satu penghasil kakao terbesar di Indonesia, sekaligus memberikan manfaat ekonomi yang nyata bagi masyarakat lokal.
Pewarta : Lii
