
RI News Portal. Lampung Timur — Dalam upaya memperkuat sinergi antara pelestarian lingkungan, pengembangan pariwisata, dan pemberdayaan masyarakat, Balai Taman Nasional Way Kambas (TNWK) melalui bidang Kehumasan menggelar diskusi terbuka bersama pemangku kepentingan terkait pelaksanaan Festival of Events: Gajah Fest Lampung Timur 2025, yang dijadwalkan berlangsung pada 10 Agustus 2025 mendatang. Kegiatan ini akan dipusatkan di Lapangan Plang Ijo, kawasan TNWK, Desa Labuhan Ratu IX, Kecamatan Labuhan Ratu, Kabupaten Lampung Timur.
Kepala Balai TNWK, Muhammad Zaidi, S.Hut., M.A.P., melalui Humas TNWK Riri Fitri Andi, menegaskan bahwa penyelenggaraan Gajah Fest tahun ini merupakan bagian dari kontribusi Balai TNWK dalam mendukung peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia, sekaligus menjawab kebutuhan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap konservasi Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), spesies langka yang menjadi ikon Lampung Timur dan kawasan TNWK.
“Festival Gajah Fest bukan sekadar seremoni, melainkan momentum strategis untuk memperkenalkan potensi wisata konservasi Way Kambas ke tingkat nasional, sekaligus mempertemukan komunitas wisatawan, pelaku ekonomi kreatif, dan generasi muda yang peduli lingkungan,” ujar Riri saat diwawancarai RI News Portal, Senin (4/8/2025).

Festival ini diselenggarakan atas kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten Lampung Timur, Balai TNWK, Dinas Pariwisata, komunitas pecinta lingkungan, serta kelompok pemuda sadar wisata. Inisiatif ini mencerminkan pendekatan pentahelix, di mana sektor pemerintah, akademisi, pelaku usaha, komunitas, dan media turut berperan aktif dalam mendukung pembangunan berkelanjutan berbasis konservasi.
Menurut Riri, partisipasi aktif masyarakat menjadi kunci keberhasilan Gajah Fest. Oleh karena itu, TNWK secara terbuka mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya warga Provinsi Lampung dan Lampung Timur, untuk hadir dan meramaikan rangkaian acara.
Gajah Fest 2025 akan diisi dengan berbagai kegiatan edukatif dan rekreatif yang relevan dengan tema besar konservasi dan pariwisata berkelanjutan. Agenda utama meliputi:
- Pertunjukan seni dan budaya lokal, termasuk tari tradisional Lampung dan musik etnik.
- Pameran kerajinan tangan dan kuliner khas Lampung Timur, sebagai bentuk pemberdayaan UMKM lokal.
- Talkshow dan diskusi konservasi, menghadirkan narasumber dari lembaga lingkungan dan pariwisata.
- Konser musik nasional dan lokal, sebagai daya tarik generasi muda.
- EleFun Run Semi Trail 5K, lomba lari yang menggabungkan edukasi lingkungan dengan olahraga rekreasional.
- Pameran seni tematik bertema “Hidup Berdampingan dengan Gajah”.
Sebagai instansi konservasi, TNWK hanya bertindak sebagai fasilitator lokasi. Untuk informasi teknis lebih lanjut mengenai detail kegiatan, masyarakat dan pemangku kepentingan diimbau untuk berkoordinasi langsung dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Timur.
“Kami hanya berketempatan, namun secara prinsip mendukung penuh kegiatan ini sebagai wujud pelibatan publik dalam konservasi berbasis ekowisata,” pungkas Riri.
Dari perspektif akademik, penyelenggaraan Gajah Fest 2025 mencerminkan pendekatan komunikasi lingkungan strategis, di mana kegiatan budaya dan ekonomi kreatif dijadikan medium kampanye konservasi. Selain itu, festival ini memperlihatkan bagaimana branding destinasi dapat dibentuk melalui pendekatan partisipatif dan kultural, sehingga mendorong keterlibatan publik secara lebih luas.
Gajah Fest menjadi contoh konkret penerapan konsep “event-based environmental awareness”, di mana festival tidak hanya dinikmati sebagai hiburan, tetapi juga sarana advokasi, pembelajaran sosial, dan diplomasi lingkungan tingkat lokal maupun nasional.
Pewarta : Lii
