
RI News Portal. Surakarta, 3 Juni 2025 — Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka tengah mendorong Indonesia menjadi pusat kebudayaan dunia melalui strategi diplomasi budaya lintas negara. Hal ini ditegaskan Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, saat mengunjungi Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) di Jebres, Surakarta, Selasa petang (3/6/2025).
Fadli Zon menyatakan bahwa kunjungan kenegaraan Presiden Prancis Emmanuel Macron ke Candi Borobudur beberapa waktu lalu merupakan bagian penting dari upaya menempatkan kebudayaan Indonesia di panggung peradaban global. Menurutnya, kunjungan tersebut tidak hanya bersifat simbolik, tetapi menghasilkan kerja sama strategis dalam bidang budaya.
“Kita harus memajukan kebudayaan nasional di tengah peradaban dunia, sebagaimana diamanatkan Pasal 32 ayat 1 UUD 1945,” tegas Fadli Zon dalam sambutannya di hadapan para pelaku seni dan budaya.
Pasal tersebut menyatakan bahwa negara bertanggung jawab memajukan kebudayaan nasional Indonesia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya. Dalam kerangka itu, lanjut Fadli, promosi budaya Indonesia ke dunia internasional bukan hanya menjadi kebijakan, melainkan bagian dari mandat konstitusional.

Kunjungan Presiden Macron ke Candi Borobudur disambut dengan penandatanganan enam nota kesepahaman (MoU) antara Indonesia dan Prancis di berbagai sektor kebudayaan. Kesepakatan tersebut meliputi pengembangan museum, pelestarian cagar budaya, kolaborasi film dan musik, hingga program residensi bagi seniman.
“Perjanjian ini berada di bawah payung culture partnership agreement, yang merupakan bentuk kerja sama strategis dalam bidang kebudayaan. Ini menunjukkan keseriusan Prancis sebagai mitra budaya global,” ujar Fadli Zon.
Menurut Fadli, Prancis dikenal sebagai salah satu negara di Eropa yang memiliki komitmen kuat dalam pelestarian budaya. Oleh karena itu, keterlibatan negara tersebut dianggap sangat strategis dalam memperkuat posisi Indonesia sebagai negara dengan kekayaan budaya yang diakui secara global.
Upaya pemerintah Indonesia menjadikan kebudayaan sebagai alat diplomasi global mengindikasikan pergeseran pendekatan kebijakan luar negeri yang tidak hanya berfokus pada aspek politik dan ekonomi, melainkan juga pada soft power. Dalam hal ini, kebudayaan menjadi instrumen geopolitik untuk meningkatkan posisi tawar Indonesia di forum internasional.
“Ini bukan pekerjaan mudah, tetapi saya yakin dengan keberagaman dan kekayaan budaya kita yang luar biasa, kita akan mencapai pengakuan dunia pada waktunya,” kata Fadli dengan optimisme.
Kebijakan ini sejalan dengan visi geopolitik budaya yang menempatkan Indonesia bukan sekadar sebagai negara penghasil warisan budaya, tetapi sebagai aktor utama dalam membentuk wacana dan arah peradaban global.
Baca juga : Dugaan Korupsi Pengadaan Alkes Karanganyar: Kejari Tetapkan Dua Tersangka Baru, Total Jadi Enam
Dalam rangkaian kunjungannya ke Soloraya, Menteri Fadli Zon juga melakukan ziarah ke Astana Giribangun, kompleks makam tokoh nasional di Desa Girilaya, Kecamatan Matesih, Karanganyar. Selanjutnya, ia dijadwalkan menghadiri acara di Pusat Studi Javanologi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
Di kampus tersebut, Fadli akan menerima dua penghargaan budaya: UNS Jawametrik dan Javanese Cultural Award 2025, yang diberikan atas kontribusinya dalam pemajuan kebudayaan Jawa dan pelestarian nilai-nilai budaya nasional.
Kebijakan menjadikan Indonesia sebagai ibu kota kebudayaan dunia mengandung konsekuensi strategis yang memerlukan sinergi antara pelestarian lokal dan diplomasi internasional. Pencapaian ini tidak hanya bergantung pada promosi simbolik, tetapi juga pada reformasi kebijakan kebudayaan, investasi pada pelaku seni, serta pembangunan infrastruktur budaya yang inklusif dan berkelanjutan.
Kunjungan Presiden Macron dan perjanjian kebudayaan Indonesia–Prancis dapat dibaca sebagai model awal dari diplomasi budaya berbasis kemitraan. Namun, tantangan terbesar tetap terletak pada keberlanjutan politik, komitmen anggaran, dan partisipasi publik dalam membangun narasi budaya yang otentik dan progresif.
Pewarta : Adiat Santoso ( Edot )

#rinewsadvertaising, #iklanrinews, #ruangiklan, #terkinirinews,
#beritarinews, #viralrinews, #updaterinews, #inforinews,
#beritarepublikindonesia, #beritaindonesia, #republikindonesianews,
#indonesianews, #republicindonesianews, #republicindonesiannews,
#beritacepat, #beritabaru, #ri_news, #republikindonesiaportal, #pertalberitaindonesia,
#rinewsportal, #republikindonesiaportal, #republicindonesianewsportal, #republicindonesianportal