Skip to content
17/12/2025
  • Facebook
  • Youtube
  • Instagram
RI NEWS

RI NEWS

PORTAL BERITA INDONESIA

baner iklan
Primary Menu
  • Beranda
  • Internasional
  • Nasional
    • IstanaBerita seputar Istana
    • PemerintahanBerita seputar Pemerintahan
    • Parlemen
  • Regional
    • AcehBerita Seputar Aceh
    • DKI JakartaBerita seputar DKI Jakarta
    • Jawa BaratBerita seputar Jawa Barat
    • Jawa TengahBerita seputar Jawa Tangah
    • Jawa TimurBerita seputar Jawa Timur
    • BaliBerita Seputar Bali
    • Nusa TenggaraBerita seputar Nusa Tenggara
    • SumateraBerita seputar Sumatera
    • KalimantanBerita seputar Kalimantan
    • SulawesiBerita seputar Sulawesi
    • PapuaBerita seputar Papua
    • MalukuBerita seputar Maluku
  • Hiburan
  • Budaya
  • Buser Berita
    • TNI/PolriBerita seputar TNI dan Polri
    • KPKBerita seputar KPK
    • Hukum/PolitikBerita seputar Hukum
  • Olah Raga
  • Redaksi
  • Privacy Policy
Live
  • Home
  • World
  • Dampak Kebijakan Baru Pentagon terhadap Prajurit Transgender: Antara Kesiapan Militer dan Hak Asasi Manusia

Dampak Kebijakan Baru Pentagon terhadap Prajurit Transgender: Antara Kesiapan Militer dan Hak Asasi Manusia

Jurnalis RI News Portal Posted on 2 bulan ago 3 min read
Dampak Kebijakan Baru Pentagon terhadap Prajurit Transgender
Silahkan bagikan ke media anda ...

RI News Portal. Washington 01 November 2025 – Dalam konteks geopolitik yang semakin tegang, kebijakan militer suatu negara tidak hanya mencerminkan strategi pertahanan, tetapi juga nilai-nilai sosial dan etika yang mendasarinya. Kebijakan terbaru Departemen Pertahanan Amerika Serikat (Pentagon) mengenai prajurit transgender, yang diumumkan melalui memo internal pada 8 Oktober 2025, menjadi contoh nyata bagaimana isu identitas gender dapat mengganggu prinsip kesetaraan dalam institusi bersenjata. Kebijakan ini, yang melanjutkan eksekutif order Presiden Donald Trump, memungkinkan komandan untuk membatalkan keputusan dewan pemisahan yang mendukung retensi prajurit transgender, serta mewajibkan penampilan seragam sesuai jenis kelamin lahir. Analisis ini bertujuan untuk mengeksplorasi implikasi kebijakan tersebut terhadap kesiapan militer, hak asasi manusia, dan dinamika rekrutmen, dengan pendekatan interdisipliner yang menggabungkan studi keamanan dan sosiologi militer.

Sejak 2016, militer AS telah mengalami pergeseran signifikan dalam kebijakan transgender. Di bawah administrasi Obama, prajurit transgender diizinkan bertugas secara terbuka, dengan dukungan medis untuk transisi gender, berdasarkan prinsip bahwa identitas gender tidak menghambat kinerja. Namun, tweet Trump pada 2017 yang melarangnya memicu perdebatan nasional, yang sempat dibalikkan oleh Biden pada 2021. Kembalinya Trump pada 2025 membawa gelombang baru pembatasan: eksekutif order Januari 2025 menyatakan disforia gender sebagai “tidak kompatibel” dengan standar militer, diikuti memo Februari yang menghentikan perekrutan transgender dan membatasi perawatan medis.

Puncaknya adalah memo Oktober 2025 dari Wakil Menteri Anthony Tata, yang secara eksplisit memungkinkan override komandan atas dewan pemisahan—sebuah pelanggaran terhadap tradisi independensi dewan sejak 1948. Selain itu, prajurit transgender diwajibkan hadir di sidang dengan seragam sesuai jenis kelamin lahir; ketidakpatuhan dapat dianggap sebagai bukti pemisahan. Data internal Pentagon memperkirakan sekitar 1.000-1.500 prajurit terdampak, banyak di antaranya telah bertugas lebih dari 10 tahun di posisi kritis seperti intelijen dan operasi khusus.

Dari sudut pandang keamanan nasional, kebijakan ini berpotensi merusak efektivitas militer AS. Studi dari Rand Corporation (2016, diperbarui 2024) menunjukkan bahwa inklusi transgender tidak meningkatkan biaya medis secara signifikan (kurang dari 0,1% anggaran kesehatan militer) dan justru meningkatkan retensi talenta. Prajurit transgender sering kali memiliki tingkat pendidikan dan spesialisasi lebih tinggi, berkontribusi pada unit-unit elit. Logan Ireland, sersan utama Angkatan Udara dengan 15 tahun pengalaman, menggambarkan kebijakan ini sebagai “pengkhianatan” terhadap pengakuan militer atas identitasnya selama 13 tahun, yang kini terancam oleh kewajiban seragam yang “seperti kostum”. Hilangnya prajurit seperti Ireland bisa menciptakan kekosongan operasional yang memakan waktu hingga satu dekade untuk diisi, terutama di tengah krisis rekrutmen militer AS yang mencapai titik terendah sejak 1973 (hanya 23% target tercapai pada 2024).

Baca juga : Eskalasi di Donbas: Pokrovsk Menjadi Pusat Pertarungan Strategis, Sementara Serangan Jarak Jauh Ukraina Ganggu Ekonomi Rusia

Lebih lanjut, Menteri Pertahanan Pete Hegseth membenarkan kebijakan ini sebagai upaya “meningkatkan daya tembak” dengan menghilangkan “kebingungan gender”. Namun, kritik dari pakar seperti Emily Starbuck Gerson dari kelompok advokasi SPARTA Pride menyoroti bahwa ini justru bertentangan dengan doktrin militer berbasis meritokrasi. Penelitian di Journal of Military Ethics (2023) oleh Prof. Aaron Belkin menemukan bahwa unit inklusif transgender memiliki kohesi lebih tinggi daripada unit homogen, karena mendorong adaptasi dan empati—kualitas esensial dalam perang asimetris modern.

Secara etis, kebijakan ini menimbulkan pelanggaran potensial terhadap Konvensi Hak Asasi Manusia PBB, khususnya Pasal 7 tentang larangan diskriminasi. Pengacara militer Priya Rashid, yang mewakili ratusan kasus pemisahan, menyebutnya sebagai “subversi keadilan”, di mana prajurit transgender menerima proses hukum lebih sedikit daripada mereka yang terlibat dalam pelanggaran serius seperti kerusuhan Capitol 2021—yang justru dipertahankan dewan. Mahkamah Agung AS pada Mei 2025 mengizinkan penegakan sementara, tetapi panel banding D.C. Circuit pada April menunjukkan keraguan konstitusional, memerintahkan kelanjutan perawatan medis sambil litigasi berlangsung.

Implikasi global tidak kalah penting. Sebagai pemimpin aliansi NATO, kebijakan AS memengaruhi norma internasional. Kanada dan Inggris, yang telah sepenuhnya inklusif sejak 2017, melaporkan peningkatan rekrutmen 15% di kalangan minoritas gender. Sebaliknya, pembatasan AS berisiko mengisolasi militer dari talenta beragam, memperlemah posisi strategis melawan rival seperti China, yang memanfaatkan narasi “keunggulan budaya” dalam propaganda.

Untuk mengatasi dilema ini, Pentagon disarankan merevisi kebijakan dengan model “grandfather clause”—melindungi prajurit transgender yang sudah bertugas berdasarkan bukti kontribusi individu, bukan label administratif. Kongres juga dapat mendorong audit independen oleh GAO untuk menilai dampak rekrutmen. Pada akhirnya, kebijakan ini bukan hanya soal gender, melainkan ujian bagi militer AS: apakah ia tetap sebagai institusi meritokratis yang adaptif, atau regresi ke era eksklusif yang merugikan keamanan nasional.

Pewarta : Setiawan Wibisono S.TH

About the Author

Jurnalis RI News Portal

Author

Jurnalis RI News Portal adalah seorang wartawan yang menjunjung tinggi kode etik jurnalis dan profesiinal di bidangnya.

Visit Website View All Posts

Silahkan bagikan ke media anda ...

Post navigation

Previous: Eskalasi di Donbas: Pokrovsk Menjadi Pusat Pertarungan Strategis, Sementara Serangan Jarak Jauh Ukraina Ganggu Ekonomi Rusia
Next: Indonesia di Persimpangan Diplomasi: Peluang Normalisasi dengan Israel di Bawah Bayang Gencatan Senjata Gaza

Related Stories

Reklasifikasi Fentanil sebagai Senjata Pemusnah Massal
3 min read

Reklasifikasi Fentanil sebagai Senjata Pemusnah Massal: Implikasi Kebijakan Luar Negeri dan Kesehatan Publik Amerika Serikat

Jurnalis RI News Portal Posted on 4 jam ago 0
ISIS Tidak Lagi Ancaman Sistematis
2 min read

ISIS Tidak Lagi Ancaman Sistematis, Melainkan Alat Politik Bagi Sejumlah Negara, Kata Menlu Turkiye

Jurnalis RI News Portal Posted on 3 hari ago 0
Rencana Pengerahan Pasukan Stabilisasi Internasional di Gaza
2 min read

Rencana Pengerahan Pasukan Stabilisasi Internasional di Gaza: Langkah Menuju Perdamaian Berkelanjutan?

Jurnalis RI News Portal Posted on 3 hari ago 0
#Advestaiment RI_News
#Iklan RI_News
#Iklan RI_News
Berita Video

Recent Posts

  • Penghentian Penyidikan terhadap Mantan Ketua DPRD Jatim dalam Kasus Dugaan Korupsi Dana Hibah Pokmas
  • Penguatan Infrastruktur Kesehatan di Wilayah Kepulauan: Alokasi Dana Pusat untuk Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
  • Indonesia Raih Skor 6,42: Rezim Anti Pencucian Uang Dinilai Efektif, Kerja Lintas Sektor Jadi Kunci Utama
  • Vonis Pengadilan Tipikor terhadap Petinggi PT Petro Energy: Implikasi bagi Tata Kelola Pembiayaan Ekspor Nasional
  • Reklasifikasi Fentanil sebagai Senjata Pemusnah Massal: Implikasi Kebijakan Luar Negeri dan Kesehatan Publik Amerika Serikat

Komentar

  1. Sami.s mengenai Kota Kediri Naik Kelas: Predikat “Sangat Inovatif” dalam Innovative Government Award 2025
  2. Sami.s mengenai Dugaan Penyalahgunaan Solar Bersubsidi di Pesisir Selatan: Antara Keluhan Masyarakat dan Kebijakan Pembatasan Provinsi
  3. Adi tanjoeng mengenai Petugas Karantina Ketapang Gagalkan Penyelundupan 120 Kg Hiu Dilindungi CITES di Banyuwangi
  4. Sugeng Rudianto mengenai Polres Wonogiri Perkuat Pencegahan Bullying melalui Pendekatan Edukasi Dini di Sekolah Dasar
  5. Sami.s mengenai Iran dan Rusia Sepakat Perluas Model Kerja Sama Pertanian ke Sektor Strategis Lainnya

Arsip

  • Desember 2025
  • November 2025
  • Oktober 2025
  • September 2025
  • Agustus 2025
  • Juli 2025
  • Juni 2025
  • Mei 2025
  • April 2025
  • Maret 2025
  • Februari 2025
  • Januari 2025
  • Desember 2024
  • November 2024
  • Oktober 2024
  • Mei 2024

Berita Video

Berita video mengungkap fakta dengan visual live dan streaming.

Cara Instal Aplikasi RI News Portal di HP kalian ; Download file Zip apk RI News Portal, simpan dan ekstrak file Zip. Kemudian instal ..... enjoy RI News Portal sudah di HP Kalian.

Aplikasi RI News PortalUnduh
Aplikasi RI News PortalUnduh

RI NEWS-Media Portal Berita Republik Indonesia-Menyajikan informasi peristiwa yang teraktual dan terpercaya-Virnanda Creator Production adalah media pemberitaan yang berdedikasi tinggi untuk menyampaikan informasi berkualitas kepada masyarakat. Kami berkomitmen untuk menjadi sumber informasi dunia yang akurat, cepat, dan terpercaya. Kami percaya bahwa informasi yang baik dapat mencerdaskan umat manusia dan menjaga kedamaian dunia. Oleh karena itu, kami berupaya menciptakan dunia yang terbebas dari pertikaian dan permusuhan.

Pos-pos Terbaru

  • Penghentian Penyidikan terhadap Mantan Ketua DPRD Jatim dalam Kasus Dugaan Korupsi Dana Hibah Pokmas
  • Penguatan Infrastruktur Kesehatan di Wilayah Kepulauan: Alokasi Dana Pusat untuk Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
  • Indonesia Raih Skor 6,42: Rezim Anti Pencucian Uang Dinilai Efektif, Kerja Lintas Sektor Jadi Kunci Utama
  • Vonis Pengadilan Tipikor terhadap Petinggi PT Petro Energy: Implikasi bagi Tata Kelola Pembiayaan Ekspor Nasional
  • Reklasifikasi Fentanil sebagai Senjata Pemusnah Massal: Implikasi Kebijakan Luar Negeri dan Kesehatan Publik Amerika Serikat
Copyright © RI News Production | PT. Virnanda Creator Productions | Editor IT. Setiawan Wibisono.