
RI News Portal. Jakarta, Bank Indonesia mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Triwulan IV 2024 sebesar 424,8 miliar dolar AS atau sekitar Rp6.881,760 triliun (asumsi kurs Rp16.200). Jumlah itu turun dibanding triwulan III 2024 yang tercatat sebesar 428,1 miliar dolar AS. Namun secara tahunan, ULN Indonesia naik 4% dibanding Triwulan IV 2023.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso mengatakan, penurunan posisi ULN tersebut bersumber dari ULN sektor publik maupun swasta. Perkembangan posisi ULN hingga Desember 2024 itu, juga dipengaruhi oleh faktor penguatan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global, termasuk Rupiah.
Bank Indonesia mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Triwulan IV 2024 sebesar 424,8 miliar dolar AS atau sekitar Rp6.881,760 triliun (asumsi kurs Rp16.200).

“Pemerintah berkomitmen tetap menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara pruden, terukur, dan fleksibel untuk mendapatkan pembiayaan yang paling efisien dan optimal,” kata Ramdan dalam keterangan resminya, Senin (17/2/2025).
Berdasarkan sektor ekonomi, ULN pemerintah dimanfaatkan antara lain untuk mendukung Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (20,8% dari total ULN pemerintah); Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib (19,7%); Jasa Pendidikan (16,7%); Konstruksi (13,4%); serta Jasa Keuangan dan Asuransi (9,0%).
Ramdan mengungkap, posisi ULN pemerintah pada triwulan IV 2024 tercatat sebesar 203,1 miliar dolar AS, turun dibandingkan dengan posisi triwulan III 2024 sebesar 204,1 miliar dolar AS. Secara tahunan, ULN pemerintah tumbuh 3,3% dibanding Triwulan IV 2023.
Penurunan posisi ULN pemerintah bersumber dari turunnya posisi surat utang yang dipengaruhi penguatan mata uang dolar AS. Sementara itu, pinjaman luar negeri dan aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN) internasional dan domestik masih mencatat net inflow, seiring tetap terjaganya kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia.
Baca juga : Penerbang TNI AD Saat Latihan Manuver Serta Menembak Dengan Helikopter Fennec
“Posisi ULN pemerintah tetap terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9% dari total ULN pemerintah,” ujarnya.
Sedangkan posisi ULN swasta di periode yang sama tercatat sebesar 194,1 miliar dolar AS, lebih rendah dibandingkan dengan posisi triwulan III 2024 sebesar 196,3 miliar dolar AS.
Perkembangan ULN tersebut bersumber dari lembaga keuangan (financial corporations) dan perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations).
“Hal ini tecermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang turun menjadi 30,4% pada triwulan IV 2024, dari 31,1% pada triwulan III 2024, serta didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 84,8% dari total ULN,” tutur Ramdan.
Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari Sektor Industri Pengolahan; Jasa Keuangan dan Asuransi; Pengadaan Listrik dan Gas; serta Pertambangan dan Penggalian, dengan pangsa mencapai 79,5% dari total ULN swasta. ULN swasta juga tetap didominasi oleh utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 76,7% terhadap total ULN swasta.
Menurut BI, struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
Pewarta : Yudha Purnama

#rinewsadvertaising, #iklanrinews, #ruangiklan, #terkinirinews,
#beritarinews, #viralrinews, #updaterinews, #inforinews,
#beritarepublikindonesia, #beritaindonesia, #republikindonesianews,
#indonesianews, #republicindonesianews, #republicindonesiannews,
#beritacepat, #beritabaru, #ri_news, #republikindonesiaportal, #pertalberitaindonesia,
#rinewsportal, #republikindonesiaportal, #republicindonesianewsportal, #republicindonesianportal