
RI News Portal. Bukittinggi – Kota Bukittinggi akan menjadi saksi gelaran akbar Aksi Bela Palestina dan Konser Amal bersama Wali Band pada Sabtu, 18 Oktober 2025. Acara ini akan berlangsung sejak pukul 06.00 WIB hingga 12.00 WIB, terbuka gratis untuk masyarakat, serta diharapkan mampu menghadirkan tidak kurang dari 20 ribu orang.
Direktur Utama Quality and Profesional (Qupro) Indonesia, Ali Amril, usai pertemuan dengan Wakil Wali Kota Bukittinggi, Ibnu Asis, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar hiburan musik, tetapi juga sebuah gerakan solidaritas kemanusiaan yang strategis. Beberapa opsi lokasi telah dikaji, mulai dari Jalan Jenderal Sudirman, Lapangan Bola Kaki Ateh Ngarai, hingga Lapangan Pacuan Kuda Bukik Ambacang.
“Event ini kita rancang untuk mencapai tiga tujuan: edukasi mengenai situasi terkini di Gaza, penggalangan donasi untuk masyarakat Palestina, serta membangun jejaring solidaritas kemanusiaan lintas daerah. Wali Band hadir bukan hanya sebagai pengisi hiburan, tetapi juga sebagai motor penggalangan dana,” ungkap Ali Amril.

Bagi Pemerintah Kota Bukittinggi, dukungan terhadap acara ini menjadi bagian dari diplomasi kemanusiaan di tingkat lokal. Wali Kota Bukittinggi M. Ramlan Nurmatias bahkan menyatakan kesiapan kota ini sebagai tuan rumah, sebelum rangkaian kegiatan serupa dilanjutkan di Kota Padang. Hal ini memperlihatkan bagaimana isu global seperti Palestina mampu diartikulasikan melalui ruang sosial-budaya di daerah.
Dari perspektif akademis, aksi solidaritas semacam ini menunjukkan adanya koneksi antara local agency dengan isu-isu global. Bukittinggi, sebagai kota dengan sejarah panjang pergerakan politik dan sosial, memperlihatkan bahwa identitas kultural Minangkabau yang sarat dengan nilai solidaritas masih relevan dalam dinamika kontemporer.
Personel Wali Band – Faank, Apoy, Tomi, dan Ovie – dijadwalkan tampil membawakan lagu-lagu terbaik mereka. Namun, esensi utamanya adalah memandu masyarakat untuk berpartisipasi dalam penggalangan donasi. “Insyaallah, ribuan masyarakat yang hadir akan membawa donasi terbaiknya. Kita ingin menjadikan musik sebagai medium kepedulian sosial,” tambah Ali Amril.
Baca juga : Madina Sampaikan LPJ APBD 2024, Bupati Tekankan WTP Bukan Prestasi
Fenomena ini menegaskan bagaimana seni, khususnya musik populer, memiliki potensi sebagai cultural soft power. Kehadiran Wali Band tidak hanya menarik minat massa, tetapi juga memfasilitasi transformasi emosi kolektif menjadi aksi nyata berupa donasi.
Selain dimensi amal, kegiatan ini diharapkan melahirkan dampak sosial yang lebih luas. “Kami berharap event ini menjadi awal dari gerakan solidaritas yang lebih besar, bukan hanya di Bukittinggi, tetapi juga di daerah lain di Indonesia,” kata Ali Amril.
Secara akademis, kegiatan ini bisa dipandang sebagai studi kasus tentang civil society movement di era kontemporer: masyarakat sipil mengorganisir diri dengan dukungan pemerintah daerah, melibatkan figur publik, dan menjembatani kepedulian kemanusiaan lintas batas negara.
Dengan persiapan yang matang, Kota Bukittinggi siap menjadi tuan rumah gerakan solidaritas kemanusiaan ini. Aksi Bela Palestina dan Konser Amal bersama Wali Band tidak hanya menjadi peristiwa budaya, tetapi juga momentum refleksi sosial: bahwa di tengah hiruk pikuk kehidupan lokal, kepedulian global tetap menemukan ruangnya.
Pewarta : Sami S
