RI News Portal. Jakarta, 17 November 2025 – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Republik Indonesia menegaskan bahwa penyaluran dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS) masyarakat akan lebih difokuskan pada program beasiswa pendidikan, sebagai strategi utama untuk membuka akses pendidikan tinggi bagi kelompok rentan sambil membangun generasi pemimpin masa depan yang berpotensi menciptakan perubahan sosial luas.
Pernyataan ini disampaikan oleh Deputi II Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Baznas RI, Imdadun Rahmat, saat acara peluncuran NU Scholarship 2025 di Jakarta pada Senin (17/11). Menurutnya, beasiswa bukan sekadar bantuan finansial, melainkan investasi strategis pada individu-individu dengan “high social impact” – yaitu mereka yang memiliki kemampuan potensial untuk memberikan kontribusi signifikan bagi masyarakat di kemudian hari.
“Kami mengalokasikan porsi khusus untuk calon penerima yang, dengan dukungan tepat, dapat menjadi agen perubahan bagi umat dan bangsa,” ujar Imdadun. Ia menekankan bahwa program ini mencakup dukungan bagi santri, kaum duafa berprestasi, serta aktivis keagamaan atau fi sabilillah, dengan tujuan memperkuat marwah Indonesia melalui pendidikan sebagai instrumen utama menuju visi Indonesia Emas 2045.

Hingga saat ini, Baznas telah mendukung lebih dari 20.000 penerima manfaat beasiswa. Seluruhnya dijadwalkan berkumpul dalam acara Cendekia Summit pada Desember mendatang, yang akan diselenggarakan secara daring sebagai forum kongres bagi penerima aktif dan alumni untuk berbagi pengalaman serta merumuskan inisiatif kolaboratif.
Dalam rangka memperluas jangkauan, Baznas memperkuat kemitraan dengan organisasi keagamaan Islam, termasuk Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui inisiatif NU Scholarship 2025. Program ini secara khusus menargetkan mahasiswa internasional yang ingin menempuh pendidikan tinggi di Indonesia, sebagai upaya mempromosikan Islam Nusantara atau Islam Wasatiah ke panggung global.
Baca juga : 75 Persen Target Tercapai: Digitalisasi Pembelajaran Indonesia Melaju Pesat di Bawah Kepemimpinan Prabowo
“Inisiatif ini menjadi gerbang bagi Indonesia untuk memainkan peran lebih besar dalam diskursus Islam dunia, sekaligus memperkaya NU sebagai representasi moderasi beragama,” tambah Imdadun. Kerja sama semacam ini, katanya, tidak hanya meningkatkan akses pendidikan lintas batas, tetapi juga memperkuat diplomasi budaya dan keagamaan Indonesia di era globalisasi.
Pendekatan Baznas ini mencerminkan evolusi pengelolaan ZIS dari bantuan langsung menjadi pembangunan kapasitas manusia, dengan penekanan pada keberlanjutan dan multiplier effect. Melalui seleksi ketat berbasis prestasi dan potensi sosial, program beasiswa diharapkan menghasilkan lulusan yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga aktif dalam pemberdayaan komunitas, sehingga mendukung agenda nasional pembangunan berkelanjutan.
Pewarta : Vie

