RI News Portal. Padang, 30 November 2025 – Pemerintah Kota Padang, Sumatera Barat, merilis data sementara kerugian infrastruktur akibat rangkaian banjir bandang dan tanah longsor yang dipicu curah hujan ekstrem sejak pertengahan November 2025. Hingga Sabtu malam (29/11), total nilai kerusakan diperkirakan mencapai Rp202,8 miliar.
Wali Kota Padang Fadly Amran, Minggu (30/11), menyatakan bahwa bencana hidrometeorologi basah ini tidak hanya menghancurkan infrastruktur vital tetapi juga menimbulkan korban jiwa serta kerugian materiil di berbagai sektor.
“Angka ini masih sangat dinamis karena pendataan terus berlangsung. Yang jelas, dampaknya sangat luas, mulai dari akses transportasi yang terputus hingga pasokan air bersih yang lumpuh,” ujar Fadly.
Kerusakan terparah terjadi pada dua jembatan utama penghubung antarkecamatan. Jembatan Gunung Nago yang menghubungkan Kecamatan Pauh dengan Lubuk Kilangan putus total dengan estimasi kerugian Rp45 miliar. Disusul Jembatan Kalawi Limau Manis yang juga putus dengan nilai kerugian Rp35 miliar.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Padang Hendri Zulviton menambahkan, dari total enam jembatan yang terdampak banjir, empat di antaranya putus sama sekali dan dua lainnya mengalami kerusakan berat. Keseluruhan kerusakan sektor jembatan saja diperkirakan menelan biaya Rp127 miliar atau lebih dari 62 persen total kerugian infrastruktur.
Selain jembatan, puluhan titik jalan dan tebing penahan longsor rusak parah. Salah satu yang paling kritis adalah ruas jalan di Kelurahan Batu Busuk, Kecamatan Kuranji, yang putus total sehingga memutus akses warga ke pusat kota.
Sektor penyediaan air bersih juga terpukul keras. Sebanyak 10 unit intake PDAM rusak berat, pipa distribusi utama putus di sejumlah titik, serta pompa air baku terendam banjir dalam waktu lama. Akibatnya, ribuan rumah tangga di wilayah utara dan timur Kota Padang masih mengalami krisis air bersih hingga saat ini.
Hendri Zulviton menegaskan bahwa tim gabungan BPBD, Dinas PUPR, dan PDAM terus melakukan pendataan ulang di lapangan mengingat masih ada lokasi-lokasi terpencil yang belum sepenuhnya terjangkau karena akses terputus.
“Pendataan kami lakukan bertahap dan teliti karena angka ini akan menjadi dasar pengajuan bantuan rehabilitasi dan rekonstruksi ke pemerintah pusat serta BNPB,” katanya.
Hingga berita ini diturunkan, hujan dengan intensitas tinggi masih mengguyur sebagian wilayah Padang dan sekitarnya. BMKG Stasiun Minangkabau memprediksi potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang masih akan berlangsung hingga awal Desember 2025, sehingga status tanggap darurat bencana yang ditetapkan sejak 23 November lalu diperpanjang.
Pemkot Padang mengimbau warga yang bermukim di bantaran sungai dan lereng bukit untuk tetap waspada dan siap mengungsi apabila debit air kembali naik secara drastis.
Pewarta : Sami S

