
RI News Portal. Medan, 22 September 2025 – Dalam sejarah panjang sepak bola Indonesia, nama Ansyari Lubis tetap bersinar sebagai salah satu gelandang terbaik yang pernah dimiliki negeri ini. Lahir di Medan, Sumatera Utara, pada 29 Juli 1970, Ansyari dikenal dengan visi bermainnya yang tajam, umpan-umpan akurat, dan kemampuan mengatur tempo permainan. Sosoknya menjadi inspirasi bagi generasi muda, terutama mereka yang tumbuh di era 1990-an hingga awal 2000-an, ketika sepak bola Indonesia sedang mencari identitasnya di panggung internasional.
Ansyari Lubis tumbuh di lingkungan yang kental dengan budaya sepak bola. Sejak usia dini, bakatnya dalam mengolah bola sudah terlihat menonjol di kampung halamannya. Ia memulai perjalanan profesionalnya bersama PSMS Medan, klub legendaris yang menjadi kebanggaan Sumatera Utara. Dengan kaki kiri yang dominan, Ansyari mampu membaca permainan dengan cerdas, mengendalikan bola dengan presisi, dan menciptakan peluang bagi rekan-rekannya.
Kecepatan adaptasinya di level kompetitif membuatnya menjadi andalan PSMS Medan. Publik sepak bola nasional pun mulai melirik bakatnya, menandai awal dari karier yang gemilang.

Kiprah Ansyari di panggung nasional dimulai pada awal 1990-an, ketika ia dipanggil memperkuat Tim Nasional Indonesia. Salah satu momen puncaknya adalah keikutsertaannya dalam Piala Tiger 1996 (kini dikenal sebagai AFF Cup). Pada turnamen tersebut, Indonesia berhasil melaju ke final sebelum akhirnya kalah dari Thailand melalui adu penalti.
Sebagai playmaker, Ansyari menjadi motor penggerak lini tengah Garuda. Bersama pemain seperti Kurniawan Dwi Yulianto dan Widodo Cahyono Putro, ia membentuk lini tengah yang solid, mengatur ritme permainan, dan menjadi penghubung antar lini. Kontribusinya juga terlihat dalam berbagai ajang internasional lain, seperti SEA Games dan Pra-Piala Dunia, menjadikannya salah satu pemain paling berpengalaman di eranya.
Gaya bermain Ansyari yang penuh teknik, lincah dalam menggiring bola, dan cerdas dalam membaca permainan membuatnya dijuluki “Maradona dari Medan” oleh pengamat sepak bola. Meski bertubuh mungil, ia mampu mendominasi lini tengah dengan kecerdasan taktis dan keberanian. Julukan ini bukan sekadar pujian, melainkan cerminan kemampuan luar biasa yang jarang dimiliki pemain Indonesia pada masanya.
Baca juga : Penantian Berakhir: CASN PPPK Subulussalam 2024 Segera Dilantik
Ansyari membuktikan bahwa tinggi badan bukanlah penghalang untuk bersinar di lapangan. Dengan kerja keras dan teknik tinggi, ia menjadi panutan bagi banyak pemain muda yang bermimpi menembus level profesional.
Selain kejayaannya bersama PSMS Medan, Ansyari juga memperkuat sejumlah klub besar di Indonesia, seperti Persib Bandung, Pelita Jaya, Persebaya Surabaya, dan Persija Jakarta. Namun, PSMS Medan tetap menjadi rumah baginya. Ia beberapa kali kembali ke klub tersebut, menunjukkan loyalitas dan kecintaannya pada sepak bola Sumatera Utara.
Setiap klub yang dibelanya selalu merasakan dampak positif dari kehadirannya. Kemampuan Ansyari dalam mengatur permainan dan memberikan umpan-umpan kunci menjadikannya aset berharga di setiap tim.
Setelah mengakhiri karier sebagai pemain, Ansyari Lubis tidak meninggalkan dunia yang membesarkan namanya. Ia beralih menjadi pelatih, berbagi ilmu dan pengalamannya kepada generasi muda. Ansyari sempat menjabat sebagai asisten pelatih di PSMS Medan dan terlibat dalam pembinaan tim di berbagai kompetisi.
Fokusnya kini adalah mencetak pemain-pemain muda berbakat, terutama dari Medan, untuk menghidupkan kembali kejayaan sepak bola Indonesia. Dengan pengalaman dan dedikasinya, Ansyari terus menjadi figur penting dalam perkembangan olahraga ini di tanah air.
Ansyari Lubis bukan sekadar nama dalam sejarah sepak bola Indonesia, tetapi juga simbol kerja keras, bakat, dan dedikasi. Dari lapangan-lapangan lokal di Medan hingga panggung internasional, ia telah menorehkan jejak yang sulit dilupakan. Kisahnya menjadi pengingat bahwa dengan visi, teknik, dan semangat pantang menyerah, siapa pun bisa mencapai kebesaran, bahkan dari sudut kecil Indonesia.
Bagi para penggemar sepak bola, Ansyari Lubis adalah legenda hidup—seorang “Maradona dari Medan” yang akan selalu dikenang sebagai salah satu maestro lini tengah terbaik Indonesia.
Pewarta : Indra Saputra
