
RI News Portal. Padangsidimpuan, 1 September 2025 – Aksi unjuk rasa yang digelar oleh mahasiswa dan masyarakat di Kabupaten Tapanuli Selatan berlangsung damai dan kondusif. Acara ini dihadiri oleh tokoh agama, tokoh adat, serta didampingi oleh Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Tapanuli Selatan, AKBP Yon Edi. Dalam suasana penuh kekeluargaan, semangat Dalihan Natolu, nilai adat Batak yang menekankan kebersamaan dan saling menghormati, menjadi pijakan utama dalam menyampaikan aspirasi tanpa kekerasan.
Pembukaan acara ditandai dengan sambutan dari tokoh agama, Amas Muda Harahap, yang mengajak peserta unjuk rasa untuk menjaga kedamaian. “Kita di Tapanuli Selatan terikat oleh nilai-nilai Dalihan Natolu yang menjunjung kekompakan dan kekeluargaan. Sampaikan aspirasi dengan damai, jangan sampai anarkis,” ujar Amas Muda Harahap. Pesan ini disampaikan untuk memastikan aksi berjalan tanpa mengganggu ketertiban umum.
Tokoh adat dari Kecamatan Arse, Hatobangon Porang Pane, turut menyampaikan pesan serupa. Ia mengingatkan peserta aksi, khususnya generasi muda, untuk menghormati nilai-nilai luhur budaya. “Kami hadir di tengah kalian sebagai orang tua yang ingin menjaga nama baik Dalihan Natolu. Sampaikan aspirasi dengan tertib agar slogan budaya kita di Tapanuli Selatan tetap terjaga,” tegasnya.

Dari wilayah Sipirok, tokoh adat Edward Harahap juga memberikan imbauan agar aksi tidak berujung pada kontak fisik. “Kami sebagai orang tua telah bersusah payah mendidik kalian hingga ke perguruan tinggi. Jangan sampai aksi damai ini tercoreng oleh kekerasan seperti yang kita lihat di media daring akhir-akhir ini,” ujar Edward, yang dikenal sebagai raja adat di komunitas Sipirok.
Sementara itu, Raja Tenggar Siregar, tokoh adat dari Parau Sorat, menegaskan pentingnya menjaga keakraban dalam menyampaikan pendapat. “Bersuara keras dalam orasi adalah hal biasa, tetapi jangan sampai ada adu fisik atau tindakan anarkis. Kita semua adalah keluarga besar dalam bumi Dalihan Natolu,” katanya dengan penuh semangat.
Kapolres Tapanuli Selatan, AKBP Yon Edi, dalam sambutannya menekankan pentingnya menjaga kondusivitas selama aksi. “Kami mengapresiasi kehadiran tokoh agama dan adat yang menjadi panutan kita. Mari bersama-sama menjaga aksi ini tanpa kontak fisik atau tindakan bakar-membakar. Kita semua adalah bagian dari masyarakat Dalihan Natolu,” ujar AKBP Yon Edi. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada mahasiswa dan masyarakat yang telah menjalankan aksi secara damai, diakhiri dengan ucapan khas Batak, “Horas, horas, horas!”
Baca juga : Situasi Terkini Bandar Lampung Pasca Demo Sporadis: Ketegangan Terkendali di Tengah Pengamanan Ketat
Acara ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Ustad Idamhuri Siregar dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Sipirok. Ketua MUI setempat juga menyampaikan pesan agar aksi tetap kondusif dan tidak berujung pada tindakan anarkis. “Sampaikan aspirasi dengan damai, sesuai dengan nilai-nilai keagamaan dan adat kita,” ujarnya sebelum memimpin doa penutup.
Aksi unjuk rasa ini menjadi bukti bahwa masyarakat Tapanuli Selatan mampu menyuarakan aspirasi dengan penuh tanggung jawab, sambil menjaga nilai-nilai budaya Dalihan Natolu yang telah mengakar kuat. Kehadiran tokoh agama, tokoh adat, dan aparat kepolisian menunjukkan sinergi yang harmonis dalam menjaga kedamaian dan kebersamaan di wilayah ini.
Pewarta : Indra Saputra
