Terkenal Angker Jembatan Kalidoso Kecamatan Jatisrono,Wonogiri Bersyarat Bunyikan Klakson

RI News Portal. Wonogiri, Falsafah Jawa dalam kisah kearifan lokal adalah pencarian kebijaksanaan atau kearifan yang berlaku dalam suatu daerah atau tempat tertentu. Kearifan lokal merupakan pandangan hidup dan ilmu pengetahuan yang diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Kearifan lokal dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, seperti cerita rakyat, peribahasa, bahkan lahirnya sebuah nama yang bermanfaat untuk masyarakat umum.

Dalam istilah Jawa ada kata “otak Atik gathuk” dan ilmu titen .

Seperti halnya jembatan yang berada di kilo meter 3 Kecamatan Jatisrono ke arah timur yang secara Administrasi merupakan jembatan Provinsi Jawa Tengah jalur dari arah solo-ponorogo , jembatan tersebut bersinggungan antara dua desa ,yakni Desa Gunungsari sisi timur dan Desa Sambirejo sisi barat.

Jembatan itu di sebut kalidoso yang terkenal angker dan penuh misteri setelah di ungkap beberapa orang sesepuh di wilayah terdekat , salah satunya Atmo Suwito menceritakan bahwa di jembatan itu ada penunggunya makhuk halus bernama Mbah Nirmolo , kala itu sekitar tahun enam puluhan jalan masih merupakan jalan makadam (batu tlasah) .

Atmo suwito mengatakan, di pinggir jalan sebelah timur jembatan ada sebuah belik yang masih di keramatkan pada saat itu oleh para pedagang jalan kaki yang melewati jembata kali doso yang berhenti cuci tangan dan cuci muka sambil meninggali uang receh siasat minta pelarisan atas dagangan yang akan di jualnya .

Baca juga : Pj. Bupati Lampung Barat Drs. Nukman MM., Menghadiri Pelantikan DPD Tani Merdeka Indonesia

Jembatan kali doso setelah menjadi jalan aspal akhirnya sebuah belik tersebut tertutup aspal jalan , dan bukan menjadi tempat transit lagi bagi para pedagang jalan kaki. Seiring dengan perkembangan jaman yang akhirnya ada alat transfortasi berupa mobil angkutan, maka para pedagang mulai enggan berjalan kaki sambil memikul dan menggendong daganganya.

Mulai saat itulah , kira-kira pada tahun 1969 jalan raya jurusan wonogiri -purwantoro mulai di lewati mobil dan motor ,akan tetapi bisa di hitung satu hari paling satu kali sampai dua kali ada mobil lewat , itupun bersyarat harus membunyikan klakson ( ngebel disik sak durunge lawat jembatan kali doso dan sumber nirmolo) kata Atmo Suwito.

Joyo pemilik sawah sebelah jembatan juga membenarkan apa yang di sampaikan Atmo Suwito tentang belik di sebelah jembatan memang ada penunggunya bernama Mbah Nirmolo yang berada di sebelah belik . Menurut cerita Atmo Suwito dan Joyo hingga saat ini masih terngiang di pendengaran banyak orang bahwa kearifan lokal masih turun temurun walapun tinggal cerita belaka.

Merilis cerita tersebut di buktikan dengan adanya kondisi jalan yang selalu bobol mengeluarkan air dan berlubang layaknya sebuah belik di sisi jalan raya setiap kali di bangung cor beton lantas di atasnya aspal mutu hotmix.

Melihat hal itu lantas Bayu dan Surat pekerja CV rekanan menerapkan tiknik lain penemuan mereka, Bayu mengatakan pada rinews saat berbincang , teknik ini kali pertama saya terapkan di lokasi ini , saya mendengar bahwa di lokasi ini kerap kali gagal setiap di bangun, padahal aspal yang di gunakan juga mutu bagus sepadan dengan kelas hotmix jalan Provinsi lainya .

Kami akan bongkar cor beton ini pak, lantas kami cari di mana keberadaan tanda -tanda sumber air muncul , kemudian akan kami beri jalan keluar sumber tersebut menggunakan paralon beberapa titik agar sumber air bisa keluar secara beraturan lewat paralon ini , sehingga tida membobol cor beton dan aspal, dengan cara dan teknik ini mudah -mudahan berhasil kami terapkan , ucap Bayu.

Paewarta : (Nandar.s)