RI News Portal. Slogohimo, Wonogiri – Di tengah gencarnya arus globalisasi yang kerap menggerus rasa kebangsaan, pembinaan bela negara kembali menjadi instrumen strategis untuk membentuk karakter generasi muda. Pada Selasa, 9 Desember 2025, ruang kelas SMK P 8 Slogohimo, Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri, menjadi saksi bagaimana seorang Babinsa mengambil peran sebagai pendidik jiwa nasionalisme di kalangan siswa vokasi.
Serda Awaludin, Babinsa Koramil 22/Slogohimo Kodim 0728/Wonogiri, memimpin langsung kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) bagi ratusan siswa kelas X dan XI. Bukan sekadar baris-berbaris atau latihan fisik, kegiatan ini dirancang sebagai wadah penanaman nilai-nilai Pancasila, semangat patriotisme, serta pembentukan sikap disiplin dan tanggung jawab.
“Pembinaan bela negara di sekolah kejuruan tidak bisa dilakukan secara sporadis atau hanya saat ada acara seremonial,” ujar Serda Awaludin usai memimpin sesi diskusi kelompok. “Kami harus masuk ke dalam sistem pendidikan itu sendiri. Makanya, setiap materi yang kami sampaikan selalu dikoordinasikan dengan pihak sekolah agar selaras dengan kurikulum dan tidak mengganggu proses belajar-mengajar.”

Pendekatan kolaboratif tersebut terlihat dari keterlibatan aktif guru pembina OSIS, waka kesiswaan, hingga komite sekolah dalam merancang silabus latihan. Hasilnya, materi bela negara tidak lagi terkesan “tambahan”, melainkan menyatu dengan pembentukan soft skills yang sangat dibutuhkan dunia kerja.
Kepala SMK P 8 Slogohimo, Sri Rahayu, S.Pd., S.E., menegaskan bahwa kehadiran Babinsa membawa dampak nyata terhadap iklim kedisiplinan sekolah. “Sejak rutin dilaksanakan pembinaan bersama Babinsa, tingkat keterlambatan siswa turun drastis, absensi lebih tertib, dan semangat kebersamaan antar-kelas meningkat,” katanya. “Ini bukan hanya soal upacara bendera, tapi benar-benar membentuk karakter anak-anak agar siap menghadapi tantangan masa depan, baik sebagai warga negara maupun sebagai tenaga kerja terampil.”
Para siswa yang mengikuti latihan mengaku mendapat pengalaman berbeda. “Biasanya kami hanya tahu Pancasila dari buku pelajaran. Tapi kemarin Pak Serda cerita langsung bagaimana prajurit TNI mempertahankan NKRI di perbatasan. Rasanya jadi lebih ngeh arti cinta tanah air,” ungkap Fajar, siswa kelas XI jurusan Teknik Kendaraan Ringan.
Baca juga : Warga Bambankerep Ancam Aksi Besar di Depan Kantor PT Petropack
Kegiatan serupa sebenarnya bukan hal baru di lingkungan TNI AD. Namun yang dilakukan Serda Awaludin di SMK P 8 Slogohimo memiliki kekhasan: integrasi penuh dengan kegiatan ekstrakurikuler Pramuka dan Paskibra, serta pemanfaatan metode outbound ringan yang disesuaikan dengan karakter siswa vokasi yang cenderung lebih aktif dan pragmatis.
Di akhir kegiatan, Serda Awaludin berpesan kepada para siswa: “Kalian adalah generasi yang akan mengisi kemerdekaan 100 tahun Indonesia di 2045. Bukan hanya pintar secara teknis, tapi juga harus punya jiwa besar untuk bangsa. Itulah bela negara sesungguhnya di zaman sekarang.”
Inisiatif di tingkat desa seperti ini membuktikan bahwa pembentukan karakter bangsa tidak harus selalu bergantung pada program nasional berskala besar. Di tangan para Babinsa yang berdedikasi, sekolah-sekolah kecil di pelosok pun mampu melahirkan generasi penerus yang tidak hanya terampil, tetapi juga berkarakter kuat dan berjiwa patriotik.
Pewarta: Nandar Suyadi

