RI News Portal. Nguntoronadi, 7 Desember 2025 – Sehari setelah hujan deras pertama musim ini mengguyur Wonogiri, warga Desa Ngadipiro, Kecamatan Nguntoronadi, bersama anggota Koramil 04/Nguntoronadi melaksanakan kerja bakti massal pada Minggu (6/12). Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 07.00 hingga 11.30 WIB itu menyasar pembersihan sepanjang 750 meter badan jalan utama desa serta pengurukan lubang-lubang jalan yang selama ini menjadi ancaman keselamatan pengendara.
Sekitar 30 warga, relawan desa, perangkat desa, dan enam prajurit TNI di bawah komando Peltu Lutfi bahu-membahu memotong rumput liar, memangkas ranting pohon yang menggantung rendah, mengangkut sampah, serta menguruk belasan titik lubang jalan menggunakan material pasir dan batu (sirtu) yang disumbang warga.
“Kami fokus di ruas ini karena hampir setiap musim hujan terjadi genangan dan longsor kecil. Kalau tidak segera ditangani, lubang akan semakin dalam dan berpotensi menimbulkan kecelakaan, terutama bagi anak sekolah yang melintas dengan sepeda motor,” ujar Peltu Lutfi usai kegiatan.

Menurut Lutfi, kerja bakti semacam ini bukan sekadar agenda seremonial, melainkan bagian dari upaya mitigasi bencana berbasis komunitas yang terus digalakkan Koramil setempat. “Jalan ini adalah urat nadi ekonomi desa. Kalau rusak, distribusi hasil bumi dan akses ke pasar terganggu. Kami hadir bukan karena perintah atas kertas, tapi karena ini wilayah binaan kami,” tambahnya.
Kepala Desa Ngadipiro, Ahmad Wibowo, mengakui kehadiran personel TNI memberikan efek psikologis yang signifikan bagi warga. “Biasanya kerja bakti hanya diikuti 10-15 orang. Hari ini hampir tiga kali lipat. Anak-anak muda yang biasanya sibuk dengan gadget ikut turun karena melihat bapak-bapak TNI langsung memegang cangkul dan parang,” katanya sambil tersenyum.
Lebih dari sekadar membersihkan lingkungan, kegiatan ini juga menjadi medium pendidikan kewarganegaraan yang hidup. Beberapa warga muda terlihat bertanya kepada prajurit tentang teknik pemangkasan pohon yang aman dan cara mengenali titik-titik rawan longsor. “Ini yang kita sebut kemanunggalan TNI dengan rakyat dalam bentuk paling nyata. Bukan hanya saat upacara bendera, tapi saat memegang cangkul bersama,” ungkap Ahmad Wibowo.
Baca juga : Aksi Cukur Rambut Seikhlasnya di Alun-Alun Gunungkidul Kumpulkan Donasi untuk Korban Banjir Aceh
Hingga berita ini diturunkan, jalan utama Desa Ngadipiro telah kembali rata dan bersih. Genangan air yang biasanya bertahan berhari-hari kini mengalir lancar ke saluran pembuangan yang juga ikut dikeruk. Warga berharap kerja bakti serupa dapat rutin dilaksanakan, terutama menjelang puncak musim hujan yang diperkirakan terjadi pada akhir Desember 2025 hingga Februari 2026.
Kegiatan ini sekaligus menjadi bukti bahwa di tengah era digital, semangat gotong royong tetap menjadi modal sosial paling efektif untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan di tingkat desa.
Pewarta: Nandar Suyadi

