RI News Portal. Jakarta, 5 Desember 2025 – Dalam pernyataan resmi yang disampaikan malam ini di Jakarta, Duta Besar Uni Emirat Arab untuk Indonesia, Abdulla Salem Al Dhaheri, menegaskan sikap tegas Abu Dhabi yang menolak keterlibatan dua kubu militer yang bertikai—Sudanese Armed Forces (SAF) dan Rapid Support Forces (RSF)—dalam kepemimpinan sipil Sudan di masa depan.
“Rakyat Sudan berhak mendapatkan pemerintahan sipil yang mampu menjamin stabilitas, keamanan, serta memimpin pembangunan dan kemakmuran. Namun, kedua pihak yang saat ini bertikai telah gagal memenuhi kewajiban mereka terhadap proses transisi sipil. Karena itu, mereka tidak seharusnya menjadi bagian dari kepemimpinan sipil Sudan ke depan,” ujar Al Dhaheri.
Pernyataan ini menjadi salah satu posisi paling eksplisit dari negara Teluk yang selama ini aktif dalam diplomasi Sudan, sekaligus menandai garis tegas antara dukungan kemanusiaan UAE dan penolakan terhadap legitimasi politik kedua jenderal yang bertanggung jawab atas perang saudara sejak April 2023.

Al Dhaheri menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera sebagai prioritas utama, diikuti solusi damai melalui transisi yang benar-benar dipimpin warga sipil. Ia juga mengutuk pelanggaran berat yang terus dilakukan kedua belah pihak terhadap penduduk sipil, seraya menyatakan bahwa komunitas internasional “tidak akan pernah menerima” situasi yang berlangsung saat ini.
Sejak konflik meletus, UAE telah menjadi penyumbang bantuan kemanusiaan terbesar kedua bagi Sudan setelah Amerika Serikat, dengan nilai bantuan sejak 2023 mencapai 784 juta dolar AS atau setara lebih dari Rp13 triliun. Jika ditotal sejak 2015 hingga 2025, kontribusi UAE mencapai 4,24 miliar dolar AS—angka yang menunjukkan komitmen jangka panjang Abu Dhabi terhadap stabilitas Sudan, bahkan sebelum pecahnya perang saudara terkini.
“Kami akan terus bekerja sama dengan mitra regional dan internasional untuk merespons krisis ini, baik melalui bantuan mendesak maupun upaya pemulihan jangka panjang,” tambahnya.
Konflik bersenjata antara SAF yang dipimpin Jenderal Abdel Fattah al-Burhan dan RSF di bawah komando Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo (Hemedti) telah memasuki tahun ketiga tanpa tanda-tanda penyelesaian politik yang jelas. Lebih dari 4 juta warga Sudan terpaksa mengungsi ke luar negeri, sementara jutaan lainnya menjadi pengungsi internal di tengah kehancuran infrastruktur dan ancaman kelaparan massal.
Pernyataan Duta Besar Al Dhaheri malam ini memperkuat narasi bahwa dukungan kemanusiaan UAE tidak serta merta berarti dukungan politik terhadap salah satu atau kedua kubu militer, sekaligus memberikan sinyal kepada aktor internasional bahwa Abu Dhabi siap mendukung skenario transisi sipil yang benar-benar mengecualikan para jenderal yang bertanggung jawab atas kekacauan saat ini.
Pewarta : Setiawan Wibisono

