RI News Portal. Sidoharjo, 5 Desember 2025 – Di tengah ancaman potensi gesekan antar-kelompok pemuda menjelang libur panjang akhir tahun, Polsek Sidoharjo, Kabupaten Wonogiri, mengambil langkah proaktif dengan menggelar pertemuan akbar seluruh perguruan silat dan beladiri di wilayahnya. Pertemuan yang berlangsung Jumat pagi (5/12/2025) di aula Mapolsek Sidoharjo berhasil menyepakati reaktivasi Forum Komunikasi Perguruan Silat dan Beladiri (FKPSB) dengan identitas baru: Guyup Rukun FKPSB Sidoharjo.
Acara yang dimulai pukul 10.00 WIB dan berakhir sekitar satu jam kemudian itu dihadiri 25 perwakilan dari berbagai aliran silat besar yang berbasis di Kecamatan Sidoharjo. Kehadiran mereka menunjukkan tingginya respons positif terhadap ajakan Polsek setempat untuk kembali mempererat tali silaturahmi yang sempat longgar dalam beberapa tahun terakhir.
Kapolsek Sidoharjo IPTU Suyoto, S.H., dalam sambutan pembukaan menegaskan bahwa reaktivasi forum ini merupakan tindak lanjut langsung dari arahan Kapolres Wonogiri. “Kami tidak ingin menunggu ada konflik baru kemudian bereaksi. Sinergi dini dengan perguruan silat adalah investasi keamanan jangka panjang,” ujarnya.

IPTU Suyoto juga mengajak para ketua perguruan untuk lebih tegas mengendalikan anggota muda yang rawan tersulut emosi, sekaligus mendorong mereka terlibat dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. Salah satu terobosan praktis yang disepakati adalah pembentukan grup komunikasi digital bersama yang akan memudahkan koordinasi cepat jika muncul potensi gangguan kamtibmas.
Kanit Binmas Polsek Sidoharjo Aiptu Wardaya yang memandu jalannya diskusi membuka ruang seluas-luasnya bagi masukan peserta. Hasilnya, selain nama baru “Guyup Rukun FKPSB Sidoharjo”, forum juga menyusun struktur kepengurusan yang lebih representatif serta menyepakati pertemuan rutin setiap tiga bulan sekali.
Dari tingkat Polres Wonogiri, Kasihumas AKP Anom Prabowo, S.H., M.H., menyampaikan apresiasi tinggi atas inisiatif Polsek Sidoharjo. Menurutnya, keberadaan forum yang solid dapat menjadi “firewall” pertama untuk mencegah konflik antarperguruan yang kerap muncul menjelang hari besar keagamaan atau tahun baru.
“Pengalaman masa lalu menunjukkan bahwa sebagian besar bentrokan antar-kelompok pemuda bermula dari salah paham yang tidak segera diklarifikasi. Dengan forum yang aktif dan komunikasi yang terjaga, risiko itu bisa ditekan hingga mendekati nol,” ungkap AKP Anom.
Baca juga : Polres Minahasa Tenggara Amankan 26 Orang Pasca-Bentrok Antar-Kelompok di Watuliney-Molompar
Ia menambahkan, menjelang Operasi Lilin Nataru 2025-2026, peran perguruan silat sangat strategis untuk membantu pengamanan lingkungan di tingkat desa dan dusun, terutama di wilayah-wilayah rawan yang sulit dijangkau patroli rutin.
Langkah Polsek Sidoharjo ini menunjukkan pendekatan kepolisian berbasis komunitas (community policing) yang semakin matang di tingkat kecamatan. Dengan menggandeng kelompok-kelompok yang selama ini sering dipandang sebagai “potensi rawan”, aparat justru berhasil mengubahnya menjadi mitra strategis pemelihara keamanan.
Ke depan, Guyup Rukun FKPSB Sidoharjo diharapkan tidak hanya berfungsi sebagai saluran komunikasi dengan polisi, tetapi juga menjadi motor penggerak kegiatan positif seperti bakti sosial, pengamanan acara adat, dan pencegahan kenakalan remaja di tingkat lokal.
Pewarta : Nandang Bramantyo

