RI News Portal. Slogohimo, Wonogiri – Di tengah semakin kompleksnya tantangan keamanan dan kohesi sosial di daerah pedesaan Jawa Tengah, Polsek Slogohimo kembali menunjukkan pendekatan humanis melalui program rutin “Jumat Berkah”. Pada Jumat pagi, 5 Desember 2025, pukul 10.05 WIB, Kapolsek Slogohimo IPTU Marman, S.H., bersama sejumlah anggota menyambangi Pondok Pesantren Al Imam Asy Syafii di Lingkungan Bulusari RT 02/05, Kalurahan Bulusari, Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri.
Kedatangan rombongan kepolisian disambut langsung oleh Ustad Pardi, pengasuh pondok pesantren setempat. Dalam kunjungan singkat namun penuh makna tersebut, Polsek Slogohimo menyerahkan bantuan kebutuhan pokok dan pendidikan kepada para santri, sebagai wujud nyata kepedulian institusi Polri terhadap lembaga pendidikan keagamaan.
IPTU Marman menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar seremonial, melainkan bagian dari strategi jangka panjang Polri dalam membangun kedekatan emosional dengan komunitas pesantren. “Kami ingin santri dan para kiai merasakan bahwa Polri bukan hanya penegak hukum, tetapi juga saudara yang hadir di saat dibutuhkan. Hubungan yang terjalin hari ini akan menjadi modal sosial ketika suatu saat dibutuhkan kerja sama menjaga kamtibmas,” ujarnya kepada awak media di sela-sela kegiatan.

Pendekatan humanis semacam ini mendapat apresiasi tinggi dari pimpinan Polres Wonogiri. Melalui Kasi Humas AKP Anom Prabowo, Kapolres Wonogiri AKBP Wahyu Sulistyo menyampaikan bahwa program Jumat Berkah merupakan implementasi langsung dari paradigma Polri Presisi yang menekankan aspek pelayanan dan pengayoman masyarakat, bukan hanya penindakan.
“Di era ketika sebagian masyarakat masih memandang polisi hanya dari sisi represif, kegiatan seperti ini menjadi counter-narrative yang sangat efektif. Ponpes adalah pusat pendidikan karakter dan moderasi beragama. Ketika Polri hadir di sana dengan membawa manfaat nyata, maka citra institusi akan semakin melekat sebagai pelindung dan pengayom,” ungkap AKP Anom.
Lebih jauh, kegiatan ini juga sejalan dengan temuan sejumlah riset kriminologi kontemporer di Indonesia yang menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan publik terhadap kepolisian berkorelasi positif dengan rendahnya angka kriminalitas dan radikalisme di suatu wilayah. Kehadiran polisi secara rutin di lingkungan pesantren, terutama di kabupaten dengan indeks kerawanan kamtibmas menengah seperti Wonogiri, menjadi investasi preventif yang strategis.
Para santri yang ditemui di lokasi mengaku terharu dengan kunjungan tersebut. “Biasanya polisi hanya lewat kalau ada razia atau patroli. Hari ini mereka datang membawa bantuan dan ngobrol santai. Rasanya seperti punya kakak sendiri,” ujar salah seorang santri kelas aliyah yang enggan disebut namanya.
Hingga akhir 2025, Polres Wonogiri mencanangkan bahwa seluruh polsek di 25 kecamatan akan melaksanakan minimal satu kegiatan Jumat Berkah setiap bulan dengan sasaran utama pondok pesantren, panti asuhan, dan kelompok disabilitas. Langkah ini diharapkan memperkuat jaringan sosial Polri di tingkat desa sekaligus meminimalisir potensi konflik horizontal di tahun-tahun politik mendatang.
Dengan terus menggelorakan pendekatan “police-community partnership” berbasis nilai-nilai keagamaan lokal, Polri di Wonogiri menunjukkan bahwa menjaga keamanan tidak selalu harus dengan seragam tempur dan senjata, tetapi juga bisa dengan senyum, bantuan sembako, dan kehadiran yang tulus di tengah masyarakat.
Pewarta : Nandang Bramantyo

