RI News Portal. Canberra, 5 Desember 2025 – Pemerintah Australia telah menerima dokumen tinjauan internal dari Departemen Pertahanan Amerika Serikat mengenai kemitraan keamanan trilateral AUKUS, yang mencakup rencana akuisisi kapal selam bertenaga nuklir untuk Angkatan Laut Australia. Menteri Pertahanan Richard Marles menyatakan bahwa tinjauan tersebut menegaskan dukungan penuh Washington terhadap kesepakatan tersebut, meskipun proses analisis mendalam masih sedang dilakukan oleh pihak berwenang Australia.
Tinjauan ini, yang dimulai pada pertengahan tahun ini di bawah administrasi Presiden Donald Trump, bertujuan untuk memastikan keselarasan program dengan prioritas kebijakan nasional AS. Sumber resmi dari Pentagon menyebutkan bahwa evaluasi menemukan peluang untuk memperkuat fondasi kesepakatan, sehingga memungkinkan implementasi yang lebih optimal tanpa mengubah komitmen inti. Marles menekankan bahwa sikap AS tetap “sepenuhnya mendukung,” sejalan dengan pernyataan sebelumnya dari pemimpin tertinggi AS yang mendorong kelanjutan program “dengan kecepatan penuh.”
Dokumen tersebut diserahkan tepat menjelang pertemuan bilateral tingkat tinggi di Washington pekan depan, yang akan melibatkan Marles dan Menteri Luar Negeri Penny Wong dengan mitra AS mereka. Diskusi ini diharapkan membahas detail operasional, termasuk penyesuaian potensial untuk meningkatkan efisiensi, seperti kepatuhan ketat terhadap jadwal produksi dan penguatan rantai pasok industri.

Kemitraan AUKUS, yang diumumkan pada September 2021, merupakan inisiatif strategis untuk memperkuat kemampuan pertahanan di kawasan Indo-Pasifik. Komponen utama (Pilar 1) berfokus pada pengadaan armada kapal selam bertenaga nuklir konvensional untuk Australia, dengan memanfaatkan teknologi dari AS dan Inggris. Program ini bernilai sekitar 368 miliar dolar Australia, mencakup pembelian kapal selam kelas Virginia dari AS pada tahap awal, diikuti pengembangan desain baru bersama yang akan dibangun di galangan kapal Australia dan Inggris.
Sementara itu, Pilar 2 meliputi kolaborasi teknologi maju, seperti pengembangan sistem robotika bawah air, komputasi kuantum, keamanan siber, peperangan elektronik, serta senjata hipersonik. Inisiatif ini dirancang untuk meningkatkan interoperabilitas antarnegara mitra dan mendukung stabilitas regional di tengah dinamika geopolitik yang semakin kompleks.
Meskipun tinjauan awal memicu diskusi mengenai kelayakan teknis dan alokasi sumber daya—termasuk kapasitas produksi kapal selam AS yang terbatas—hasil akhir menunjukkan komitmen berkelanjutan. Para analis pertahanan menilai bahwa penyesuaian yang diusulkan lebih bersifat optimalisasi, bukan revisi mendasar, yang mencerminkan pendekatan pragmatis untuk mengatasi tantangan industri sambil mempertahankan tujuan strategis jangka panjang.
Pemerintah Australia menyambut baik penyelesaian tinjauan ini sebagai langkah positif, yang memperkuat fondasi aliansi trilateral. Dengan pertemuan mendatang, diharapkan ada kemajuan konkret dalam implementasi, termasuk rotasi kapal selam AS di pangkalan Australia mulai 2027 dan transfer teknologi yang aman sesuai standar non-proliferasi nuklir internasional.
Perkembangan ini menandai babak baru dalam kerjasama pertahanan antarnegara sekutu, yang tidak hanya meningkatkan kemampuan maritim Australia tetapi juga berkontribusi pada arsitektur keamanan Indo-Pasifik yang lebih tangguh.
Pewarta : Setiawan Wibisono

