RI News Portal. Simalungun, 1 Desember 2025 – Di tengah kondisi cuaca ekstrem yang masih membayangi wilayah Tapanuli, Polisi Republik Indonesia kembali menunjukkan komitmen penanganan bencana secara total dengan mengerahkan helikopter Polairud untuk melakukan penyaluran bantuan logistik melalui udara (air drop) ke tiga desa yang hingga kini benar-benar terputus dari dunia luar.
Operasi yang digelar pada Minggu, 30 November 2025 tersebut menyasar tiga titik dengan tingkat isolasi tertinggi akibat kombinasi banjir bandang dan longsor susulan, yaitu:
- Desa Pagaran Lambung, Kecamatan Adian Koting, Kabupaten Tapanuli Utara
- Desa Naga Timbul, wilayah perbatasan Tapanuli Utara–Tapanuli Tengah yang aksesnya tertimbun longsor tebal
- Desa Nauli, Kecamatan Sitahuis, Kabupaten Tapanuli Tengah
Ketiga lokasi ini dipilih karena jalur darat sama sekali tidak dapat dilalui. Material longsor setebal hingga empat meter masih menutup badan jalan, beberapa jembatan permanen putus total, sementara kontur tanah yang labil membuat upaya pembukaan jalur dengan alat berat berisiko tinggi mengalami longsor susulan.

Paket bantuan yang dijatuhkan dari ketinggian rendah mencakup ratusan kilogram beras, makanan siap saji berprotein tinggi, air minum kemasan, sabun, pembersih luka, selimut tebal, terpal, serta obat-obatan dasar. Setiap paket dibungkus dengan tali parasut berwarna cerah agar mudah dikenali dari tanah.
“Prinsip kami satu: tidak ada satu pun warga negara yang boleh dibiarkan kelaparan atau kekurangan kebutuhan hidup hanya karena akses terputus,” tegas Kombes Pol Ferry Walintukan, Kabid Humas Polda Sumatera Utara, mewakili Kapolda Sumut Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto, Minggu malam.
Ia menegaskan bahwa operasi air drop ini bukan solusi sementara semata, melainkan bagian dari strategi percepatan yang akan terus dievaluasi setiap enam jam sekali. “Jika dalam 24–48 jam ke depan masih ada desa lain yang terdeteksi terisolasi melalui pemantauan drone dan laporan posko, maka titik air drop akan kami tambah tanpa ragu,” imbuhnya.
Di lapangan, pemandangan mengharukan terjadi ketika helikopter Polairud jenis Bell 429 dengan nomor registrasi P-3202 melintas rendah di atas Desa Pagaran Lambung. Puluhan warga yang sudah empat hari hanya mengandalkan cadangan makanan seadanya berlarian ke lapangan terbuka sambil melambai-lambaikan kain. Beberapa ibu-ibu terlihat menangis histeris saat paket pertama mendarat tepat di tengah lapangan bola voli desa.
Baca juga : Polsek Perdagangan Ungkap Penggelapan Mobil Rental Senilai Rp150 Juta dalam 48 Jam
“Kami sudah hampir putus asa. Beras tinggal segenggam, air bersih pun habis. Tiba-tiba dari langit turun bantuan. Rasanya seperti mukjizat,” cerita Risna Boru Situmorang (42), salah seorang warga Pagaran Lambung yang ditemui usai menerima paket.
Sampai berita ini diturunkan, Polri melalui Satuan Tugas Darurat Bencana Sumatera Utara menyatakan operasi udara akan tetap berlangsung intensif hingga seluruh jalur darat dapat dibuka kembali oleh tim gabungan TNI, Basarnas, BPBD, dan PUPR. Koordinasi lintas sektor ini juga diperkuat dengan pengerahan kapal karet Polairud di Danau Toba untuk menyuplai wilayah pesisir yang terdampak banjir.
Penanganan multi-dimensi—darat, laut, dan udara—yang kini dijalankan Polri di Tapanuli menjadi bukti bahwa respons bencana tidak lagi sekadar menunggu akses pulih, tetapi secara proaktif menembus segala keterbatasan demi menjamin hak hidup dasar setiap warga terdampak.
Hingga kini, belum ada laporan korban jiwa tambahan pasca-bencana awal pekan lalu, sebuah capaian yang turut didukung oleh kecepatan distribusi logistik melalui jalur udara ini.
Pewarta : Jhon Sinaga

