RI News Portal. Medan – Meski banjir dan longsor melumpuhkan sebagian besar akses jalan di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat dalam sepekan terakhir, PT Pertamina Patra Niaga menyatakan bahwa penyaluran liquefied petroleum gas (LPG) untuk kebutuhan rumah tangga tetap dapat dipertahankan melalui berbagai langkah darurat.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun, menegaskan bahwa dari 71 Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) yang berada di wilayah terdampak, mayoritas masih beroperasi normal meskipun dalam kondisi terbatas. “Kami bersama seluruh elemen Pertamina Group dan pemangku kepentingan setempat terus berupaya maksimal agar suplai energi, khususnya LPG, tidak terputus bagi masyarakat yang sedang menghadapi bencana,” ujar Roberth, Minggu (30/11/2025).
Sebagai contoh, SPBE Gunungsitoli di Pulau Nias berhasil mendistribusikan lebih dari 12.000 tabung LPG 3 kilogram pada Sabtu (29/11/2025) ke wilayah Nias Selatan, Nias Utara, Nias Barat, Kota Gunungsitoli, dan Nias Induk. Sehari sebelumnya, realisasi penyaluran di fasilitas yang sama mencapai 11.760 tabung. Pengiriman dilakukan melalui jalur laut dan koordinasi ketat dengan otoritas setempat mengingat jalur darat lintas Sumatera masih banyak yang terisolir.

Sampai saat ini, sebanyak 565 agen LPG di ketiga provinsi tersebut tetap membuka layanan kepada masyarakat: 39 agen di Aceh, 368 agen di Sumatera Utara, dan 149 agen di Sumatera Barat. Keberadaan agen-agen ini menjadi penyangga utama bagi rumah tangga yang mengandalkan LPG subsidi 3 kilogram di tengah keterbatasan mobilitas.
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Utara, Fahrougi Andriani Sumampouw, mengakui bahwa tantangan logistik kali ini termasuk yang terberat dalam beberapa tahun terakhir. “Jalan nasional dan provinsi di beberapa titik terputus total, longsor masih aktif, banjir menggenangi jalur lintas timur dan barat, bahkan beberapa jembatan mengalami penurunan struktur sehingga hanya bisa dilalui kendaraan kecil,” paparnya.
Untuk mengatasi hambatan tersebut, Pertamina membentuk Satuan Tugas (Satgas) Bencana yang beroperasi 24 jam, melakukan koordinasi intensif dengan pemerintah daerah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI/Polri, serta Basarnas guna mempercepat pembukaan akses. Langkah lain yang diterapkan meliputi pengalihan suplai dari terminal-terminal yang masih aman, mobilisasi armada alternatif, serta pengerahan logistik lapangan untuk mendukung operasional agen di daerah terdampak.
Masyarakat yang mengalami kesulitan mendapatkan LPG atau ingin melaporkan kondisi lapangan diminta menghubungi Pertamina Contact Center 135 atau kanal resmi perusahaan.
Di luar upaya tanggap darurat, Pertamina kembali menegaskan komitmen jangka panjangnya sebagai pelaku utama transisi energi di Indonesia dengan terus mendukung pencapaian target Net Zero Emission 2060 serta implementasi prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh rantai operasi dan bisnisnya.
Hingga berita ini diturunkan, hujan dengan intensitas tinggi masih terjadi di sebagian besar wilayah Sumatera bagian utara, dan proses evakuasi serta pemulihan infrastruktur terus berlangsung.
Pewarta : Adi Tanjoeng

