RI News Portal. Purwodadi, 29 November 2025 – SMA Muhammadiyah Purwodadi, Grobogan, Jawa Tengah, resmi meluncurkan program “Internasional Double Track” pada Jumat, 28 November 2025, di aula sekolah setempat. Acara yang dihadiri ratusan orang tua siswa kelas X, XI, dan XII ini menandai lahirnya inisiatif pendidikan internasional pertama di Kabupaten Grobogan yang mengintegrasikan pelatihan vokasi berstandar Jerman (Ausbildung) dengan pendidikan tinggi sarjana (S1) secara daring di Indonesia secara paralel.
Program ini lahir dari pengamatan mendalam terhadap tantangan struktural yang dihadapi lulusan SMA di Indonesia: seleksi masuk perguruan tinggi negeri yang semakin ketat, biaya pendidikan tinggi yang memberatkan, serta ketidaksesuaian antara kompetensi lulusan dengan kebutuhan dunia kerja. Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024-2025 menunjukkan tingkat pengangguran terbuka lulusan SMA masih berada di kisaran 7-8 persen, sementara tingkat pengangguran terbuka sarjana mencapai 6,5 persen – angka yang menunjukkan bahwa gelar akademik saja tidak lagi cukup menjamin penyerapan tenaga kerja yang sesuai.
“Kami tidak ingin siswa hanya disiapkan untuk masuk universitas, tetapi juga langsung memiliki jalur karier global yang konkret,” ujar Nanik Ambarwati, S.H., S.Pd., Kepala SMA Muhammadiyah Purwodadi, saat membuka acara peluncuran bersama Ketua Dikdasmen PNF PDM Purwodadi, Munahar, M.Pd.

Melalui kerja sama resmi dengan lembaga Jerman Global Katalyst E.V. dan Matahari Global Edukasi (MGE), program Internasional Double Track menawarkan skema yang belum pernah ada sebelumnya di tingkat SMA kabupaten di Jawa Tengah:
- Siswa tetap menempuh pendidikan SMA reguler selama tiga tahun.
- Mulai kelas XI, siswa mendapat pembekalan intensif bahasa Jerman (minimal level B1-B2), penguatan soft skills internasional, dan orientasi budaya kerja Jerman.
- Setelah lulus SMA, siswa langsung ditempatkan pada program Ausbildung (pelatihan kerja berbayar 3-3,5 tahun) di berbagai sektor industri Jerman seperti manufaktur, kesehatan, logistik, dan teknologi informasi.
- Selama menjalani Ausbildung, siswa menerima gaji bulanan (insentif) sekaligus menempuh kuliah S1 secara daring dari perguruan tinggi mitra di Indonesia hingga lulus sarjana.
Dengan skema ini, lulusan akan pulang ke Indonesia (atau melanjutkan karier di Eropa) dengan tiga aset sekaligus: sertifikat vokasi berstandar Uni Eropa yang diakui secara internasional, pengalaman kerja nyata selama tiga tahun, dan gelar sarjana S1 dari perguruan tinggi ternama.
Dukungan perguruan tinggi sudah terkonsolidasi. Beberapa universitas Muhammadiyah bereputasi nasional serta Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Cirebon menyatakan siap menjadi mitra penyedia perkuliahan daring yang fleksibel dan terakreditasi.
Dalam sesi pemaparan, Muhammad Mahfud Amin, M.Pd. selaku konsultan pendidikan, bersama perwakilan MGE melalui sambungan Zoom, membeberkan alur lengkap program: mulai dari seleksi internal sekolah, pelatihan bahasa selama 12-18 bulan, proses aplikasi visa kerja Jerman, hingga pendampingan administratif penuh hingga siswa tiba di tempat Ausbildung.
“Yang membedakan program ini adalah pendekatan ‘double track’ yang benar-benar paralel. Siswa tidak perlu memilih antara vokasi atau kuliah, keduanya berjalan bersamaan tanpa mengorbankan salah satu,” ungkap Mahfud.
Antusiasme orang tua sangat tinggi. Sejumlah wali murid yang ditemui seusai acara mengaku lega karena anak-anak mereka kini memiliki opsi yang lebih realistis dibandingkan hanya mengandalkan jalur SNMPTN/SBMPTN atau UTBK yang semakin kompetitif.

Sebagai sekolah swasta berakreditasi A yang rutin mengantarkan alumninya ke PTN, sekolah kedinasan, dan kampus-kampus favorit, SMA Muhammadiyah Purwodadi kembali membuktikan komitmen inovasinya. Peluncuran Internasional Double Track ini menegaskan posisi sekolah sebagai pelopor pendidikan bertaraf internasional di tingkat kabupaten.
Dengan demikian, Grobogan kini memiliki prototipe baru pendidikan menengah yang tidak hanya berorientasi masuk perguruan tinggi, tetapi langsung membuka pintu menuju pasar kerja global – sebuah terobosan yang berpotensi menjadi rujukan bagi ratusan SMA lain di Indonesia.
Pewarta : Nandang Bramantyo

