RI News Portal. Giriwoyo, Wonogiri – Seorang pemuda bernama Wilistyo bin Kardi (29), warga Dusun Ture, Desa Pidekso, Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri, ditemukan meninggal dunia setelah tenggelam di Sungai Ture pada Kamis siang, 27 November 2025. Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 11.25 WIB ini menjadi pengingat keras betapa rentannya aktivitas masyarakat di aliran sungai saat memasuki puncak musim hujan.
Menurut keterangan saksi di lokasi, korban sedang menjala ikan sendirian ketika tiba-tiba terseret arus yang cukup deras akibat curah hujan tinggi dalam beberapa hari terakhir. Teriakan minta tolong sempat terdengar, memicu warga sekitar bergegas melakukan pencarian. Sayangnya, upaya penyelamatan secara manual tidak membuahkan hasil karena korban langsung hilang di permukaan air.
Sekitar 25 menit kemudian, tepatnya pukul 11.50 WIB, tubuh korban akhirnya ditemukan terjepit di dasar sungai pada kedalaman kurang lebih dua meter. Kondisi korban sudah tidak bernyawa saat berhasil diangkat ke tepi sungai.

Tim Piket Pamapta Polres Wonogiri yang dipimpin langsung anggota Polsek Giriwoyo dan diback-up Koramil 08/Giriwoyo segera tiba di tempat kejadian. Proses evakuasi dilakukan dengan tertib, diikuti pengamanan lokasi dan pendataan saksi-saksi kunci. Petugas medis dari UPTD Puskesmas Giriwoyo I melakukan pemeriksaan visum et repertum luar yang menyimpulkan korban murni meninggal karena asfiksia akibat tenggelam, tanpa ditemukan tanda-tanda kekerasan fisik maupun luka mencurigakan.
Pihak keluarga yang datang ke lokasi menyatakan menerima kejadian ini sebagai musibah belaka dan menolak dilakukan autopsi lanjutan. Setelah seluruh prosedur administrasi dan medis legal terpenuhi, jenazah langsung diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan sesuai ajaran agama pada hari yang sama.
Kapolres Wonogiri AKBP Wahyu Sulistyo, S.H., S.I.K., M.P.M., melalui Kasihumas AKP Anom Prabowo, S.H., M.H., menegaskan bahwa respons cepat yang dilakukan jajarannya mencerminkan komitmen institusi kepolisian dalam memberikan rasa aman kepada masyarakat, terutama di wilayah rawan bencana alam.
“Kecepatan tanggap menjadi kata kunci. Begitu informasi masuk, tim langsung bergerak untuk memastikan proses evakuasi, pemeriksaan, hingga penyerahan jenazah berjalan humanis dan sesuai prosedur,” ujar AKP Anom Prabowo.
Lebih lanjut, ia menyampaikan keprihatinan mendalam sekaligus peringatan kepada masyarakat agar tidak menganggap remeh kondisi sungai di musim hujan. “Sungai-sungai di Wonogiri, termasuk Sungai Ture, debit airnya bisa berubah sangat cepat. Kami mengimbau warga untuk menunda atau bahkan menghindari aktivitas memancing, menjala, atau menyeberang sungai ketika arus sedang deras dan air keruh,” tambahnya.
Peristiwa ini menambah catatan kelam musim hujan 2025 di Kabupaten Wonogiri, di mana beberapa kasus serupa telah terjadi dalam dua bulan terakhir akibat meningkatnya intensitas curah hujan dan limpasan air dari pegunungan. Para ahli lingkungan setempat juga kembali menyerukan pentingnya edukasi keselamatan sungai serta pembatasan aktivitas berisiko tinggi di titik-titik rawan.
Pewarta: Nandang Bramantyo

