RI News Portal. Semarang – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengumumkan komitmen 25 investor asal Malaysia yang siap menanamkan modal sebesar Rp6,9 triliun, dengan fokus utama pada pengembangan pembangkit listrik tenaga surya terapung (floating solar photovoltaic) di sejumlah waduk besar di wilayah tersebut.
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menyatakan bahwa seluruh rencana investasi tersebut telah dituangkan dalam nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani dalam beberapa bulan terakhir. “Beberapa proyek sudah memasuki tahap penerbitan surat perintah kerja (SPK). Kami prioritaskan energi terbarukan, khususnya solar panel di atas permukaan air,” ujarnya usai rapat koordinasi investasi di Semarang, Rabu (26/11/2025).
Keunggulan teknis proyek floating solar yang diincar investor Malaysia antara lain mengurangi laju penguapan air waduk hingga 30–40 persen, menekan pertumbuhan gulma air, serta memperpanjang umur panel surya karena efek pendinginan alami dari air. Beberapa waduk yang menjadi target utama belum disebutkan secara resmi, namun sumber internal pemerintah provinsi menyebut Waduk Kedungombo, Waduk Gajahmungkur, dan Waduk Wadaslintang termasuk di dalam daftar prioritas.

Duta Besar Republik Indonesia untuk Malaysia, Dato’ Indera Hermono, yang hadir dalam kesempatan terpisah di Semarang, menegaskan kesiapan Kedutaan Besar RI di Kuala Lumpur untuk mengawal realisasi setiap MoU. “Kami tidak hanya menjadi fasilitator, tapi juga penjaga agar komitmen ini tidak berhenti di atas kertas. Apalagi saya pribumi Jawa Tengah, jadi ada tanggung jawab moral yang lebih,” kata Hermono.
Sepanjang Januari–September 2025, realisasi investasi di Jawa Tengah telah mencapai Rp66,13 triliun atau 84,42 persen dari target tahunan. Angka ini menempatkan provinsi ini sebagai penyerap tenaga kerja terbesar kedua di Pulau Jawa dengan 326.462 orang terserap hingga triwulan ketiga tahun ini.
Langkah Jawa Tengah menggaet investor Malaysia untuk proyek floating solar juga sejalan dengan target nasional penambahan kapasitas energi terbarukan 23 persen dalam bauran energi primer pada 2025. Keberadaan instalasi terapung diproyeksikan tidak hanya menambah pasokan listrik bersih, tetapi juga memberikan efek multiplicatif terhadap konservasi sumber daya air di tengah ancaman perubahan iklim yang semakin nyata.
Pemerintah provinsi menargetkan ground-breaking proyek pertama floating solar bertenaga Malaysia dapat dilakukan sebelum akhir semester pertama 2026, dengan nilai investasi tahap awal diperkirakan mencapai Rp1,8–2,2 triliun.
Pewarta : Albertus Parikesit

