RI News Portal. Tapanuli Selatan 26 November 2025 – Banjir bandang yang melanda Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, pada Selasa siang (25/11/2025) merenggut dua nyawa warga Desa Aek Ngadol. Peristiwa yang dipicu luapan Sungai Garoga dan Aek Ngadol ini juga melumpuhkan dua desa sekaligus: Aek Ngadol dan Huta Godang.
Hingga Rabu pagi, akses jalan lintas utama penghubung Tapanuli Selatan–Tapanuli Tengah masih terputus total. Jalan nasional tersebut tertutup lumpur setebal hingga satu meter di beberapa titik, memaksa kendaraan roda dua maupun empat berhenti total.
Di Aek Ngadol, ratusan kepala keluarga terpaksa mengungsi ke Desa Batu Hula yang berada di dataran lebih tinggi. Rumah-rumah warga tenggelam dalam lumpur cokelat pekat; perabot, dokumen, hingga ternak hanyut atau terkubur.
Proses evakuasi jenazah kedua korban menjadi pemandangan yang sulit dilupakan. Sekitar pukul 16.30 WIB, warga dan petugas gabungan menandu jasad pertama seorang pria paruh baya menggunakan bambu dan kain sarung. Kulit kaki korban tampak memucat kekuningan, diduga akibat hipotermia setelah berjam-jam terendam air dingin gunung.

“Tunggu dulu… tunggu keluarganya,” teriak salah seorang petugas di tepi jembatan Aek Ngadol yang menjadi titik temu evakuasi. Beberapa menit kemudian, jasad korban kedua berhasil dievakuasi dengan cara serupa. Prosesnya penuh hambatan; lumpur setinggi lutut dan arus sisa banjir masih mengalir deras di sepanjang alur sungai kecil.
“Ayo langsung naikkan ke mobil,” perintah salah seorang warga sambil membantu mengangkat tandu darurat ke bak pikap milik relawan.
Hingga berita ini disiarkan, identitas resmi kedua korban belum dirilis pihak berwenang. Namun warga setempat menyebut keduanya adalah penduduk asli Aek Ngadol yang sedang berada di kebun saat banjir bandang datang secara tiba-tiba sekitar pukul 14.00 WIB.
Kepala Desa Aek Ngadol, saat dihubungi melalui telepon, mengatakan curah hujan ekstrem sejak Senin malam hingga Selasa siang menjadi pemicu utama. “Sungai Garoga yang biasanya tenang tiba-tiba mengamuk. Dalam hitungan menit air bercampur lumpur dan kayu sudah masuk kampung,” ujarnya dengan suara parau.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tapanuli Selatan telah mendirikan posko darurat dan dapur umum di Batu Hula. Kebutuhan mendesak saat ini meliputi selimut, pakaian layak pakai, obat-obatan, serta alat berat untuk membersihkan material lumpur di jalan utama.
Banjir bandang kali ini menjadi yang terparah dalam lima tahun terakhir di kawasan Batangtoru. Warga berharap bantuan logistik dan tim evakuasi dapat segera diperluas mengingat ancaman banjir susulan masih menghantui jika hujan deras kembali mengguyur pegunungan di sekitar Danau Toba bagian selatan.
Pewarta : Adi Tanjoeng

