RI News Portal. Padang Pariaman, 24 November 2025 – Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, resmi menetapkan status tanggap darurat bencana hidrometeorologi sejak Senin (24/11) setelah wilayahnya dilanda banjir, longsor, dan pohon tumbang secara simultan akibat curah hujan ekstrem yang berlangsung sejak Jumat (21/11) lalu.
Bupati Padang Pariaman, John Kenedy Azis, menegaskan bahwa penetapan status tanggap darurat didasarkan pada kajian cepat dampak bencana, keterbatasan kapasitas sumber daya lokal, serta rekomendasi teknis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.
“Seluruh elemen pemerintahan dan penanggulangan bencana kami instruksikan bergerak cepat dengan prioritas utama menyelamatkan jiwa dan memenuhi kebutuhan dasar warga terdampak,” ujar John Kenedy Azis saat memimpin rapat koordinasi di Kecamatan Enam Lingkung, Senin siang.

Hingga Senin sore, setidaknya ratusan warga dari berbagai kecamatan telah dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Pemerintah daerah mendirikan delapan dapur umum darurat dan mendistribusikan 2.000 paket makanan siap saji ke lokasi-lokasi pengungsian serta wilayah yang masih terisolasi.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan bahwa potensi hujan lebat disertai angin kencang di wilayah Padang Pariaman dan sekitarnya masih akan berlangsung hingga 27 November 2025. Prakiraan tersebut memperberat beban penanganan karena sebagian besar akses jalan nagari masih terputus akibat material longsor dan genangan banjir.
Sekretaris Daerah Kabupaten Padang Pariaman, Rudy Repenal, menyatakan bahwa data kerusakan masih bersifat dinamis. “Kami mencatat puluhan titik longsor, banjir luapan, dan pohon tumbang dalam tiga hari terakhir. Angka pasti terus bergerak seiring laporan baru dari lapangan,” katanya.
Meskipun belum ada laporan korban jiwa, dampak sosial-ekonomi cukup signifikan. Sejumlah nagari di Kecamatan VII Koto Patamuan, Ulakan Tapakis, dan Sungai Limau dilaporkan terisolasi total, sehingga aktivitas perekonomian dan pendidikan terhenti.
Baca juga : Prabowo Subianto Salurkan 100 Becak Listrik dari Dana Pribadi untuk Lansia Pengayuh Becak di Jombang
Pemkab Padang Pariaman kembali menyoroti masalah struktural yang menjadi penyebab banjir berulang, khususnya luapan sungai-sungai besar yang berada di bawah kewenangan pemerintah pusat. Beberapa bulan lalu, pemerintah daerah bersama masyarakat telah melaksanakan kerja bakti pembersihan Sungai Batang Ulakan dan anak sungainya, namun upaya tersebut belum mampu menahan debit air saat curah hujan ekstrem.
“Kami memohon dukungan nyata dari pemerintah pusat, terutama melalui Balai Wilayah Sungai Sumatra V, untuk melakukan normalisasi dan pengerukan sungai secara menyeluruh agar bencana tahunan ini tidak terus berulang,” tegas Bupati John Kenedy Azis.
Penetapan status tanggap darurat ini memungkinkan pemerintah kabupaten mengakses dana tidak terduga serta mempercepat koordinasi lintas sektor, termasuk permintaan bantuan logistik dan personel tambahan dari provinsi maupun pusat.
Sementara itu, tim gabungan TNI, Polri, Basarnas, relawan, dan aparatur sipil negara terus bekerja di lapangan untuk membuka akses, mendirikan tenda pengungsian, serta mendistribusikan bantuan tahap pertama kepada warga yang rumahnya terendam dan rusak berat.
Masyarakat diminta tetap waspada, menghindari aktivitas di bantaran sungai, dan segera melapor ke posko terdekat jika menemukan tanda-tanda longsor atau banjir bandang.
Pewarta : Sami S

