RI News Portal. Sigi, 20 November 2025 – Menteri Transmigrasi Republik Indonesia, Iftitah Sulaiman Suryanagara, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, untuk meninjau langsung lokasi rencana pembangunan Kampus Patriot di Kawasan Transmigrasi Oloboju, Kecamatan Sigi Kota. Kunjungan yang dilakukan bersama pemerintah provinsi dan kabupaten ini menegaskan komitmen pemerintah pusat dalam mengintegrasikan pendidikan tinggi dengan pembangunan wilayah tertinggal melalui skema transmigrasi.
Dalam keterangannya kepada wartawan di lokasi, Kamis (20/11), Iftitah menjelaskan bahwa Kampus Patriot merupakan fasilitas pendidikan khusus bagi penerima beasiswa S2 Program Patriot yang bekerja sama dengan tujuh perguruan tinggi ternama di Indonesia: Universitas Indonesia (UI), Universitas Diponegoro (UNDIP), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Padjadjaran (UNPAD).
“Berbeda dengan pola pendidikan konvensional, mahasiswa S2 Patriot ini tidak akan menempuh perkuliahan di kampus induk masing-masing universitas, melainkan langsung di kawasan transmigrasi,” ujar Iftitah.

Pemerintah Kabupaten Sigi telah menyiapkan lahan seluas 5 hektare di Oloboju sebagai lokasi kampus. Konsep yang diusung bersifat kontekstual dan aplikatif: mahasiswa akan hidup dan belajar bersama masyarakat setempat sehingga teori yang dipelajari langsung teruji di lapangan.
“Jika nanti Sigi ditetapkan sebagai Kampus Patriot untuk wilayah Indonesia Tengah, maka mahasiswa akan bermukim dan beraktivitas sehari-hari di sini. Saat membahas pengentasan kemiskinan, misalnya, mereka tidak lagi berbicara di ruang seminar ber-AC, tetapi sudah berada di tengah masyarakat yang menjadi subjek pembangunan,” tegasnya.
Lebih jauh, Iftitah menyebut Kampus Patriot dirancang sebagai katalis pertumbuhan ekonomi inklusif. Kehadiran ratusan mahasiswa pascasarjana diharapkan menghasilkan rekomendasi kebijakan yang tidak berhenti pada kajian teoritis, melainkan berujung pada aksi nyata yang dapat diadopsi pemerintah daerah dan pelaku usaha.
“Kampus ini akan mempercepat penciptaan lapangan kerja baru melalui peningkatan investasi dan produktivitas. Para patriot kami latih untuk mendampingi dan memberdayakan masyarakat lokal agar siap kerja, sehingga industri yang masuk benar-benar menyerap tenaga kerja setempat dan warga menjadi tuan rumah di tanahnya sendiri,” paparnya.
Baca juga : Polres Melawi Gencarkan Edukasi Keselamatan Angkutan Sawit di Jalur Rawan Kecelakaan
Ciri khas lain dari Kampus Patriot adalah desain bangunannya yang bersifat modular box — dapat dibongkar pasang dan dipindahkan dengan cepat. Ketika suatu kawasan transmigrasi telah mencapai tingkat kemandirian ekonomi yang memadai, seluruh fasilitas kampus akan direlokasi ke lokasi baru yang lebih membutuhkan intervensi.
Proyek berskala nasional ini diproyeksikan menelan anggaran sekitar Rp500 miliar untuk pembangunan infrastruktur dan penyelenggaraan beasiswa bagi 1.000 orang mahasiswa S2 Patriot. Pembangunan fisik pertama dijadwalkan mulai awal tahun 2026, dengan Sigi menjadi salah satu pilot project utama.
Inisiatif ini memperkuat paradigma baru dalam kebijakan transmigrasi: dari sekedar pemindahan penduduk menjadi pembangunan kawasan berbasis pengetahuan intensif. Dengan menempatkan sumber daya intelektual terbaik bangsa di garda terdepan pembangunan perbatasan dan tertinggal, pemerintah berupaya menciptakan model replikasi yang berkelanjutan untuk daerah lain di Indonesia.
Pewarta : Steven Tumuyu

