RI News Portal. Melawi, 20 November 2025 – Di tengah tingginya intensitas angkutan buah sawit di Kabupaten Melawi, Satlantas Polres Melawi melalui Operasi Zebra 2025 mengambil pendekatan preventif dengan memperkuat edukasi dan pengawasan terhadap kendaraan bermuatan hasil perkebunan kelapa sawit. Fokus utama operasi kali ini adalah penerapan jaring pengaman muatan dan kepatuhan terhadap batas tonase yang diizinkan.
Kegiatan yang dipusatkan di sejumlah titik rawan seperti jalur Nanga Pinoh–Sintang dan ruas jalan menuju pelabuhan kecil di sepanjang Sungai Melawi tersebut tidak hanya melakukan penindakan, melainkan juga dialog langsung dengan para sopir truk pengangkut tandan buah segar (TBS) sawit. Petugas di lapangan memberikan penjelasan teknis mengenai risiko muatan yang tidak diamankan dengan baik, khususnya saat melintas di tanjakan curam dan tikungan tajam yang menjadi ciri khas topografi Melawi.
AKBP Harris Batara Simbolon, S.I.K., S.H., M.Tr.Opsla, selaku Kepala Operasi Zebra Polres Melawi, menegaskan bahwa buah sawit yang terlepas dari bak truk bukan hanya menyebabkan kerugian materi bagi perusahaan, tetapi juga berpotensi fatal bagi pengguna jalan lain.

“Data internal kami menunjukkan bahwa dalam tiga tahun terakhir, setidaknya enam kasus kecelakaan tunggal dan beruntun di Melawi dipicu oleh muatan sawit yang tercecer. Jaring pengaman yang memadai dapat mengurangi risiko tersebut hingga mendekati nol,” ungkapnya saat memimpin apel gelar pasukan di Mapolres Melawi, Rabu pagi.
Lebih lanjut, ia menyoroti fenomena over dimensi dan over loading yang masih marak terjadi akibat tekanan target harian dari kebun dan pabrik kelapa sawit. “Kelebihan muatan tidak hanya merusak infrastruktur jalan yang baru diperbaiki, tetapi juga mengurangi daya cengkram ban dan memperpanjang jarak pengereman. Di jalan yang banyak tanjakan dan turunan seperti di wilayah kita, itu sama dengan mengundang maut,” tegas Harris.
Pendekatan yang diterapkan petugas di lapangan terbilang humanis. Selain memberikan surat peringatan, setiap sopir yang kedapatan belum memasang jaring pengaman atau melebihi tonase diberikan waktu untuk melakukan perbaikan di tempat. Petugas bahkan membantu memasang tali pengikat tambahan sambil memberikan edukasi cara pemasangan jaring yang benar sesuai standar keselamatan.
Salah satu sopir truk asal Kecamatan Ella Hilir, Andi (42), mengaku baru menyadari pentingnya jaring pengaman setelah mendapat penjelasan langsung dari petugas. “Selama ini kami pikir asal muatannya tidak jatuh saat diam saja sudah cukup. Ternyata saat jalan bergoyang atau mengerem mendadak, buah sawit bisa mental ke luar. Mulai hari ini saya wajibkan pakai jaring double layer,” ujarnya usai diperiksa di Pos Lantas Tanjung Niaga.
Operasi Zebra di Melawi tahun ini juga melibatkan Dinas Perhubungan Kabupaten Melawi dan Asosiasi Pengusaha Perkebunan Kelapa Sawit setempat. Rencananya, dalam waktu dekat akan digelar sosialisasi massal di aula kecamatan-kecamatan penghasil sawit untuk menjangkau lebih banyak sopir dan pemilik kendaraan.
Dengan kombinasi pengawasan ketat dan edukasi intensif, Polres Melawi berharap angka kecelakaan akibat angkutan sawit yang selama ini mendominasi statistik laka lantas di wilayah hukumnya dapat ditekan secara signifikan sebelum akhir tahun 2025.
Pewarta: Lisa Susanti

